FITNESS & HEALTH

Fungsi Oximeter selain Mengecek Saturasi Oksigen

Kumara Anggita
Kamis 19 Agustus 2021 / 11:17
Jakarta: Oximeter belakangan menjadi alat yang populer di masa pandemi ini. Dengan oximeter, kamu bisa memantau saturasi oksigen saat terinfeksi covid-19. Berhati-hatilah jika angka mencapai 94 ke bawah, sudah dikategorikan sebagai hipoksia atau kekurangan oksigen.

Dikutip dari Healthline, oximeter dapat digunakan untuk memantau kesehatan individu dengan jenis kondisi apapun yang dapat memengaruhi kadar oksigen darah. Terutama saat mereka berada di rumah sakit.

Kondisi tersebut antara lain penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, radang paru-paru, kanker paru-paru, anemia, serangan jantung atau gagal jantung, dan kelainan jantung bawaan.

Dalam kasus covid-19, oximeter dikenal untuk mengukur saturasi oksigen, namun ternyata alat ini memiliki manfaat lain yang sama pentingnya seperti:

1. Untuk menilai seberapa baik obat paru-paru baru.

2. Untuk mengevaluasi apakah seseorang membutuhkan bantuan pernapasan untuk mengevaluasi seberapa membantu ventilator.

3. Untuk memantau kadar oksigen selama atau setelah prosedur bedah yang memerlukan sedasi.

4. Untuk menentukan seberapa efektif terapi oksigen tambahan, terutama ketika pengobatan baru.

5. Untuk menilai kemampuan seseorang untuk mentolerir peningkatan aktivitas fisik dan mengevaluasi apakah seseorang berhenti bernapas sejenak saat tidur seperti dalam kasus sleep apnea.


Cara menggunakan oximeter:

Lakukan 3 kali sehari

Dikutip dari Media Indonesia, dari sisi frekuensi, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr. Vito Anggarino Damay menyarankan pasien mengukur minimal sebanyak tiga kali, yaitu pagi, siang, dan malam agar tidak ada jam yang ketat.
 

Ukur saat duduk


Menurut dr. Vito, saat mengukur, sebaiknya posisikan tubuh dalam keadaan duduk dan kondisi pasien tenang atau rileks. Kondisi pilek yang biasanya dialami sebagian pasien covid-19 tidak akan memengaruhi saturasi oksigen.
 

Perhatikan kuku


Dokter spesialis penyakit dalam yang menjadi edukator hoaks covid-19, RA Adaninggar melalui sebuah talkshow daring mengenai isolasi mandiri belum lama ini, mengingatkan pasien agar memastikan kondisi kukunya bersih dari cat kuku dan tidak panjang. 

“Syaratnya tidak boleh pakai kuteks karena bisa menghalangi sinar infrared (di oximeter). Jadi harus kuku yang bersih dan jangan terlalu panjang. Kalau terlalu panjang nanti tidak sampai ke (alat). Jarinya boleh yang mana saja,” tuturnya.
 

Istirahat dulu


Kemudian, untuk memudahkan dalam pengukuran saturasi oksigen menggunakan oximeter, dokter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT) yang juga Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India, Harsh Vardhan melalui laman Twitter-nya memberi panduan yang bisa pasien ikuti. Pasien sebaiknya beristirahat dulu selama 10-15 menit sebelum melakukan pengukuran.

Setelah itu, letakkan tangan di dada dan tahan selama beberapa waktu. Masukan jari tengah atau telunjuk ke dalam oximeter, tunggulah beberapa saat hingga pembacaan angka oximeter stabil. Kemudian, catatlah angka tertinggi yang muncul.

Segera berkonsultasi dengan tenaga medis bila terjadi sesak napas atau penurunan kadar oksigen hingga di bawah 95 persen, dan berusahalah menjaga kondisi agar tak panik sembari mengikuti saran dari tenaga medis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH