FITNESS & HEALTH

Faktor Risiko Obesitas pada Anak Serta Peran Keluarga untuk Mencegahnya

Raka Lestari
Kamis 25 Maret 2021 / 08:07
Jakarta: Obesitas atau kelebihan berat badan tidak hanya dialami oleh orang dewasa, anak-anak yang masih berusia sekolah juga bisa menjadi salah satu kelompok yang mengalami obesitas. Dan kita tahu tentunya bahwa obesitas akan memiliki efek samping bagi kesehatan.

“Usia sekolah adalah setiap anak yang berusia 6 -18 tahun di mana remaja adalah kelompok usia 10 – 18 tahun. Tentunya ini menjadi tantangan yang cukup besar karena jumlah mereka sangat besar,” ujar dr.Erna Mulati, MSC., CMFM, Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, dalam Keterangan Pers Peringatan Hari Obesitas Sedunia Tahun 2021 melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI.

Anak-anak yang berada dalam usia sekolah tersebut, menurut dr. Erna, kerap kali menjadi sasaran produk-produk makanan yang secara tidak langsung berdampak pada status gizi mereka. Anak usia sekolah dan remaja ini 23 persen dari total penduduk Indonesia.

“Sebanyak 1 dari 7 remaja mengalami kelebihan berat badan. Di sisi lain, kita juga ada permasalahan mengenai tingginya angka anak perempuan yang menikah di bawah usia 19 tahun. Status gizinya bisa saja bermasalah, seperti obesitas atau kurang energi kronis,” jelas dr. Erna.

Menurut dr. Erna, faktor risiko mengapa obesitas pada anak-anak bisa terjadi di antaranya adalah karena faktor genetik, pola atau kebiasaan makan, dan penurunan aktivitas fisik. Pola makan dan penurunan aktivitas fisik tersebut merupakan dampak dari adanya pandemi covid-19.

“Tingginya penggunaan Zoom Meeting, berlama-lama di depan komputer sambil ngemil, itu bisa menambah berat badan. Dan metode pembelajaran di mana lebih banyak melalui online tersebut, bisa menyebabkan obesitas,” jelas dr. Erna.

Dampak obesitas pada anak di antaranya adalah risiko tinggi obesitas saat dewasa, menurunya daya tahan tubuh, prestasi menurun, meningkatkan risiko penyakit tidak menular, gangguan psikologis, gangguan pertumbuhan, serta kemungkinan gangguan seksual pada saat dewasa.

“Peran keluarga dalam pencegahan obesitas sendiri diharapkan dapat memenuhi asupan gizi seimbang. Di sisi lain juga diharapkan untuk merangsang anak untuk selalu bergerak dan menstimulasi anak baik secara motorik dan kognitif. Dan jangan lupa untuk meningkatkan aktivitas anak, yang juga akan meningkatkan tumbuh kembang anak,” tutup dr. Erna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH