FITNESS & HEALTH

3 Berita Terpopuler Gaya: Risiko Bayi di Bawah 6 Bulan Diberi Makanan selain ASI Hingga Sperma Kental

Yatin Suleha
Minggu 02 Juni 2024 / 06:05
Jakarta: Direktur Gizi dan KIA Kemenkes dr. Lovely Daisy mengatakan, bagi bayi baru lahir, pemberian makanan lain tidak boleh dilakukan. Dalam hal ini, bayi baru lahir sampai dia berusia 6 bulan, hanya diberikan Air Susu Ibu atau ASI saja atau istilahnya ASI eksklusif.

ASI eksklusif, artinya bayi hanya diberikan ASI saja, tanpa ada tambahan makanan dan minuman lainnya (kecuali obat obatan dalam bentuk sirup). ASI eksklusif juga diberikan saat bayi berumur 0-6 bulan. Pada usia ini, bayi tidak membutuhkan makanan lain, kecuali ASI.

"Ketentuan di atas juga sesuai dengan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Makanan terbaik bagi bayi baru lahir adalah ASI. WHO merekomendasikan, sampai bayi berusia 6 bulan, tidak diberikan makanan atau minuman lain, kecuali obat dan vitamin atau bayi dengan indikasi medis,” ucap dr. Daisy. Berikut ini, Medcom.id/gaya merangkum berita menarik yang terjadi sepanjang Sabtu, 1 Juni 2024:
 

1. Ini Risiko jika Bayi di Bawah 6 Bulan juga Diberi Makanan selain ASI


Salah satu alasan dari pentingnya ASI eksklusif adalah karena dapat membantu mengoptimalkan perkembangan buah hati. Pasalnya, ASI mengandung asam lemak yang bermanfaat untuk perkembangan otak maupun fisik bayi. Manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi adalah dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh buah hati.

Adapun manfaat ASI bagi bayi antara lain mengandung zat gizi (protein, lemak, karbohidrat, garam dan mineral serta vitamin) yang cukup dan sesuai untuk bayi, mengandung zat pelindung terhadap infeksi oleh berbagai kuman penyakit, melindungi bayi dari diare, tidak menimbulkan alergi, mengurangi kejadian gigi keropos, dan masih banyak lainnya.



Selengkapnya klik di sini
 

2. Pemerintah Indonesia Dukung Kesetaraan Akses lewat Pandemic Treaty


Pengalaman pahit Covid-19 mendorong pembentukan instrumen internasional baru untuk mengatasi persoalan kesiapsiagaan dan respons pandemi bernama Pandemic Treaty/Pandemic Agreement. Inisiatif ini berasal dari WHO dan didukung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama 25 kepala negara/pemerintahan lainnya.

Pandemi Covid-19 telah membuktikan bahwa banyak negara tidak mampu membentengi kesehatan masyarakatnya. Sistem ketahanan kesehatan global, terutama di negara berkembang, terlihat sangat rapuh, mulai dari kekuatan finansial, ketersediaan akses terhadap vaksin, obat, dan diagnostik (VTD).

Selama pandemi Covid-19, terlihat adanya kesenjangan antara negara maju (global north) dengan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah atau LMICs (global south). Isu nasionalisme sempit dan populisme, pendanaan global, hak cipta, berbagi patogen, serta manfaat dari produk yang berkaitan dengan pandemi semakin memperbesar kesenjangan atau a great divide global.



Selengkapnya klik di sini
 

3. Khusus Pria Dewasa, Ini 7 Cara Mengentalkan Sperma


Jumlah rata-rata sperma normal yang dikeluarkan saat ejakulasi adalah 15–200 juta per mililiter air mani. Sperma yang normal memiliki beberapa kriteria.

Memiliki sperma yang sehat tentunya berpengaruh pada tingkat kesuburan pria. Sperma yang sehat umumnya ditandai dengan teksturnya yang kental dan berwarna putih pucat.

Namun pada beberapa kasus, seorang pria bisa saja memiliki sperma dengan tekstur yang encer atau cair. Hal ini disebabkan oleh beragam hal, mulai dari kekurangan nutrisi hingga terlalu sering ejakulasi.

Baca juga: Cek Sperma, Kapan dan Apa Manfaatnya?

Memiliki sperma yang encer akan berpengaruh pada kualitas sperma itu sendiri. Oleh sebab itu, berbagai cara mengentalkan sperma penting untuk dilakukan untuk mencegah penurunan tingkat kesuburan.



Selengkapnya klik di sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH