FITNESS & HEALTH

Migrain Dapat Turunkan Produktivitas, Dokter Imbau Ciptakan Lingkungan Kerja Nyaman

Aulia Putriningtias
Rabu 19 Juni 2024 / 23:22
Jakarta: Serangan migrain pada pekerja membuat produktivitas menurun. Menurut Spesialis Neurologi Dr. dr. Pepi Budianto, Sp.N(K), FINR, FINA, PERDOSNI, migrain membuat pekerja tidak dapat masuk bekerja selama 10 hari per tahun.

"Akibat migrain tersebut para pekerja rata-rata tidak masuk kerja selama 10 hari per tahun akibat serangan migrain," ungkap dr. Pepi dalam Webinar Bulan Kesadaran Migrain #2 secara daring, Rabu, 19 Juni 2024.

Pencetus migrain pun beragam asalnya. Mulai dari pekerjaan yang menumpuk, postur duduk tidak baik, kurangnya istirahat penglihatan sebab menatap layar, jam kerja berlebihan, hingga tak dapat mengelola stres.

Dokter Spesialis Neurologi dr. RA. Dwi Pujiastuti, M.Ked (Neu), Sp.N(K), PERDOSNI pun mengungkapkan bahwa dukungan dan pengertian komunitas sangat penting untuk kesejahteraan penderita migrain di lingkungan pekerjaan mereka. Ini akan membantu menurunkan pemicu terjadinya migrain.

"Kalau lingkungan kerja enggak menderita migrain mungkin sulit empati merasakan hal yang sama tapi bisa diberi pengertian pada saat serangan jadi saling support," kata dr. Puji.


("Tidur singkat pada saat serangan (migrain) mungkin bisa membantu ya," ungkap Dokter Spesialis Neurologi Dr. dr. Pepi Budianto, Sp.N(K), FINR, FINA, PERDOSNI. Foto: Dok. Tangkapan layar zoom/Aulia Putriningtias)

Menurutnya, stres adalah hal yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Namun, dapat diminimalisir dengan dukungan lingkungan kerja yang nyaman dan pengelolaan stres baik. Bentuk dukungan satu sama lain akan menurunkan risiko pemicu serangan migrain.

Pada pekerja yang sering mengalami nyeri kepala, diimbau untuk tidak menganggapnya sepele. Hal ini dikarenakan migrain sendiri merupakan kelainan sistem saraf dan sistem otak yang membuat bisa terjadi serangan nyeri kepala yang sangat hebat.

Untuk pekerja, dr. Puji menyarankan untuk selalu membawa obat-obatan, tetapi perlu diperhatikan jumlah konsumsi. Jika mengalami serangan migrain dan mengonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen dalam 15 hari lebih, sebaiknya berkonsultasi kepada ahli.

Selain itu, lingkungan kerja juga perlu memerhatikan kesejahteraan karyawan. Salah satunya memberikan kursi yang nyaman, sebab postur duduk memengaruhi terjadinya serangan migrain.

Jika sering mengalami serangan migrain, diupayakan konsultasi kepada dokter spesialis syaraf agar mendapatkan diagnosa yang benar. Tentunya ini dapat dikomunikasikan kepada atasan terkait kondisi kesehatan pekerja.

Jika perlu, sertakan juga informasi keterangan dari tenaga kesehatan yang akan menjelaskan lebih detail terkait migrain yang dialami pekerjanya. Karena, dr. Pepi mengatakan bahwa sebanyak 70 persen pengidap migrain, juga memiliki satu masalah lain, salah satunya depresi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH