FITNESS & HEALTH

Mengenal Nokturia, Keinginan Buang Air Kecil pada Saat Tidur

Raka Lestari
Minggu 20 Desember 2020 / 10:00
Jakarta: Nokturia didefinisikan sebagai berapa kali seseorang berkemih dalam periode tidur utamanya. Saat seseorang terbangun dari tidurnya untuk BAK pertama kali dan setiap berkemih selanjutnya harus diikuti tidur atau keinginan untuk tidur.

Nokturia lebih sering terjadi seiring dengan meningkatnya usia dan dapat terjadi pada pria dan wanita. 

Orang dengan kondisi nokturia akan lebih sering terbangun di malam hari untuk berkemih sehingga membuat kualitas hidupnya terganggu. Nokturia dapat menjadi tanda adanya gangguan pada kesehatan.

“Berbagai hal seperti kelainan saluran kemih bagian bawah, gangguan ginjal, hormonal, tidur, jantung dan pembuluh darah, psikologis dan diet dapat menjadi penyebabnya," ujar dr. Harrina Erlianti Rahardjo, SpU (K), PhD, Ketua Indonesian Society of Female and Functional Urology (INASFFU), dalam Virtual Press Conference dalam rangka  Pertemuan Ilmiah Tahunan Asosiasi Urologi Indonesia, pada Jumat, 18 Desember 2020.

"Dokter akan melakukan wawancara (anamnesis) mengenai gejala nokturia, gejala saluran kemih bagian bawah lain dan berbagai hal yang dapat menyebabkan nokturia," menurut dr. Harrina. 

Menurutnya, pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi badan, tanda vital, jantung, paru-paru, pembesaran liver (hati) dan kandung kemih yang penuh.

"Pemeriksaan prostat dan organ panggul serta pembengkakkan pada tungkai atau mata kaki. "Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan meliputi pemeriksaan protein spesifik antigen (PSA) untuk prostat, fungsi ginjal, elektrolit darah, gula darah, dan juga analisis urine," tambah dr. Harrina.

Dr. Harrina juga menyebutkan bila diperlukan pemeriksaan hormon seks, fungsi tiroid, sisa urine pasca berkemih, dan elektrokardiogram (rekam jantung) dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis nokturia dan penyebabnya.

Ia juga menjelaskan bahwa pada studi prevalensi dan faktor risiko nokturia di Indonesia yang melibatkan 1.555  subyek dari tujuh kota di Indonesia menunjukkan prevalensi nokturia sebesar 61,4 persen.

Dimana dari total prevalensi nokturia tersebut 61,4 persen dilaporkan pada laki-laki dan 38.6 persen pada perempuan. Rata-rata usia pada penelitian tersebut adalah 57 (18-92) tahun dan nokturia didapatkan terbanyak pada kelompok umur 55-65 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH