FITNESS & HEALTH

Inisiasi School Lunch Program (SLP) Salah Satu Langkah Atasi Permasalahan Gizi pada Remaja

Yatin Suleha
Senin 01 Februari 2021 / 20:19
Jakarta: Menurut data Kemenkes saat ini Indonesia mempunyai tiga beban masalah gizi (triple burden) seputar masalah gizi yaitu stunting, wasting dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro seperti anemia. 

Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 25,7 persen remaja usia 13-15 tahun dan 26,9 persen remaja usia 16-18 tahun dengan status gizi pendek dan sangat pendek.

Hal ini masih menjadi fakta bahwa permasalahan gizi seperti stunting, wasting, obesitas, dan kurangnya konsumsi zat gizi mikro sehingga berujung pada anemia, masih menjadi permasalahan gizi utama di Indonesia.

PT Ajinomoto Indonesia sebagai perusahaan produsen bumbu peduli dengan asupan nutrisi dengan gizi seimbang untuk seluruh masyarakat, turut berkontribusi dalam momentum Hari Gizi Nasional tahun 2021 yang mengangkat tema “Remaja Sehat, Bebas Anemia”, yang diusung oleh Direktorat Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Pada tahun ini, PT Ajinomoto Indonesia turut mensponsori rangkaian acara Hari Gizi Nasional 2021 tersebut.

Salah satu bentuk kontribusi PT Ajinomoto Indonesia lainnya, yang telah berjalan dalam beberapa tahun lalu dan konsisten dilakukan hingga kini dalam mengatasi permasalahan gizi adalah dengan inisiasi School Lunch Program (SLP).

“Untuk mengatasi permasalahan gizi, PT Ajinomoto Indonesia mengambil pendekatan holistik. Bermitra dengan IPB, kami memprakarsai School Lunch Program untuk menyediakan makan siang dengan gizi seimbang untuk para santri di pesantren di Bogor," ujar Katarina Larasati, Public Relations Manager – Ajinomoto Indonesia.

"Tidak hanya itu, kami juga memberikan edukasi tentang nutrisi yang tepat, (Pola Hidup Bersih Sehat) PHBS, dan pentingnya olahraga. Adanya momen Hari Gizi Nasional pada 25 Januari diharapkan juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa permasalahan gizi anak di Indonesia masih ada. Kami berharap program ini tidak hanya merubah status gizi anak-anak Indonesia menjadi lebih baik, namun PHBS mereka juga ikut lebih baik, terutama di masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini,” tambah Katarina Larasati.


gizi
(PT Ajinomoto Indonesia menginisiasi School Lunch Program (SLP) untuk merubah status gizi anak-anak Indonesia menjadi lebih baik. Foto: Dok. PT Ajinomoto Indonesia)


Hingga 2020, sudah ada dua pesantren yang menjadi pilot project, dan menerima manfaat dari program ini, yakni Pondok Pesantren Darussalam & Pondok Pesantren Darul Falah, Bogor. SLP sendiri telah berjalan sejak 2018. 

Dr. Rimbawan, dosen dari IPB, sekaligus Project Leader SLP bersama PT Ajinomoto Indonesia memaparkan adanya pengurangan status anemia dan peningkatan status gizi pada para penerima program SLP.

“Di setiap pesantren penerima program, terdapat hasil yang signifikan. Dari pemberian makan siang, hasil yang signifikan adalah peningkatan asupan gizi yang terdiri dari energi, protein, lemak, karbohidrat, zat besi, dan vitamin C. SLP juga dapat meningkatkan kadar hemoglobin santri, serta mengurangi prevalensi anemia yang signifikan,” ujar Dr. Rimbawan.

“Status gizi santri yang semula gemuk juga berkurang menjadi normal setelah menjalankan SLP. Ada juga beberapa santri yang semula underweight, namun setelah ada SLP terjadi peningkatan status gizi ke arah normal. Selain itu, SLP juga dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan PHBS secara signifikan,” lanjutnya.

Menurut Dr. Rimbawan, pada dua pesantren yang telah menerima SLP juga beberapa kali ditemukan kasus skipping meal (melewatkan makan), yang salah satu alasannya adalah karena rasa makanan kurang enak dan variasinya terbatas. 

Penggunaan bumbu umami seperti Masako, Sajiku, dan Saori dari Ajinomoto, membantu memperbaiki cita rasa dan variasi menu, sehingga menurunkan kejadian skipping meal, dengan demikian anak-anak menjadi lebih berselera untuk makan, asupan gizinya pun meningkat.

“Saya rasa pemenuhan asupan gizi anak usia sekolah ini menjadi penting, terutama di masa pandemi covid-19. Saat ini kita dihadapkan dengan tantangan baru dimana para siswa dan santri ini melaksanakan Study From Home (SFH). Hal ini menjadikan tanggung jawab utama pemenuhan gizi anak sekolah bertumpu pada orangtua di rumah, sehingga channel edukasi gizi yang semula ditujukan kepada guru harus diubah sasarannya menjadi orangtua,” ucap Dr. Rimbawan

“Ini tentu menjadi tantangan karena tidak semua keluarga memiliki sumber daya teknologi dan kemampuan untuk menggunakan teknologi yang sama, dengan kondisi kekuatan jaringan yang berbeda-beda, kita harus bergerak cepat mencari solusi agar edukasi gizi mengenai cara pemenuhan gizi anak sekolah dapat sampai pada orangtua dengan baik,” lanjutnya.

Dengan kondisi yang ada saat ini, PT Ajinomoto Indonesia berkomitmen untuk tetap memberikan kontribusi terhadap pengentasan masalah gizi di Indonesia dengan mensosialisasikan konsep SLP ke sekolah-sekolah lainnya. 

Selain itu, untuk memberikan inspirasi baru bagi para ibu yang berperan penting dalam menyiapkan makanan bergizi seimbang bagi keluarga, kegiatan Dapur Umami Online Cooking Class dihadirkan, dengan mengadaptasi menu-menu yang ada dalam program SLP, namun didemokan oleh chef yang berpengalaman, sehingga dapat lebih menggugah selera untuk menyantap menu tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH