FITNESS & HEALTH
Ini Dampak yang Terjadi jika Anggap Remeh Infeksi Dinding Rahim
Medcom
Jumat 09 Desember 2022 / 14:13
Jakarta: Siapa pun yang memiliki rahim bisa terkena endometritis. Endometritis adalah salah satu infeksi yang biasa dialami wanita setelah melahirkan. Itu bisa dimulai sebagai korioamnionitis dalam persalinan dan berkembang menjadi endometritis, atau mulai setelah melahirkan (postpartum).
Caesar juga merupakan penyebab yang paling umum terjadi, namun berhubungan seks tanpa kondom masih menjadi yang teratas. Endometritis sering terjadi pada orang dengan penyakit radang panggul (PID), karena banyak bakteri yang berbeda di sana.
Endometritis atau infeksi dinding rahim adalah peradangan pada endometrium (lapisan dalam rahim) karena infeksi. Ini bisa akut (mulai tiba-tiba dan jangka pendek) atau kronis (berlangsung lama atau terjadi berulang kali).
Endometritis akut dapat terjadi setelah melahirkan atau keguguran, atau setelah prosedur pembedahan yang melibatkan leher rahim atau rahim. Endometritis kronis lebih sering terjadi setelah menopause atau jika kamu memiliki infeksi seperti klamidia atau gonore.
Endometritis bukanlah kondisi yang mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan komplikasi tanpa pengobatan segera (dengan antibiotik).
- Demam.
- Nyeri panggul.
- Pendarahan atau keputihan vagina.
- Sembelit atau nyeri saat buang air besar.
- Pembengkakan di perut.
- Perasaan tidak sehat secara umum.
Penyedia layanan kesehatanmu melakukan pemeriksaan panggul untuk mendiagnosis endometritis. Mereka mungkin juga merekomendasikan tes berikut untuk membantu memastikan diagnosis:
- Menguji cairan dari vagina untuk bakteri atau infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia dan gonore.
- Menghapus jaringan dari rahim dan mengujinya untuk bakteri (biopsi). Melakukan laparoskopi untuk melihat rahimmu lebih dekat.
- Tes darah untuk melihat jumlah darah putih (WBC) atau tingkat sedimentasi eritrosit (ESR). Tingkat tinggi dapat mengindikasikan infeksi atau peradangan.
- Melihat cairan vagina di bawah mikroskop.
Biasanya wanita yang mengalami infeksi dinding rahim disarankan untuk meminum antibiotik. Jika kamu baru saja melahirkan atau mengalami infeksi serius, pengobatan mungkin melibatkan cairan intravena (IV) dan tirah baring.
Endometritis yang tidak diobati dapat menyebabkan infeksi dan komplikasi yang lebih serius. Mulai dari infertilitas, infeksi panggul, abses panggul atau rahim (kumpulan nanah), septikemia (infleksi dalam darah), hingga kemandulan.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Caesar juga merupakan penyebab yang paling umum terjadi, namun berhubungan seks tanpa kondom masih menjadi yang teratas. Endometritis sering terjadi pada orang dengan penyakit radang panggul (PID), karena banyak bakteri yang berbeda di sana.
Kenali endometritis lebih lanjut
Endometritis atau infeksi dinding rahim adalah peradangan pada endometrium (lapisan dalam rahim) karena infeksi. Ini bisa akut (mulai tiba-tiba dan jangka pendek) atau kronis (berlangsung lama atau terjadi berulang kali).
Endometritis akut dapat terjadi setelah melahirkan atau keguguran, atau setelah prosedur pembedahan yang melibatkan leher rahim atau rahim. Endometritis kronis lebih sering terjadi setelah menopause atau jika kamu memiliki infeksi seperti klamidia atau gonore.
Endometritis bukanlah kondisi yang mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan komplikasi tanpa pengobatan segera (dengan antibiotik).
Gejala endometritis meliputi:
- Demam.
- Nyeri panggul.
- Pendarahan atau keputihan vagina.
- Sembelit atau nyeri saat buang air besar.
- Pembengkakan di perut.
- Perasaan tidak sehat secara umum.
Bagaimana cara mendiagnosisnya?
Penyedia layanan kesehatanmu melakukan pemeriksaan panggul untuk mendiagnosis endometritis. Mereka mungkin juga merekomendasikan tes berikut untuk membantu memastikan diagnosis:
- Menguji cairan dari vagina untuk bakteri atau infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia dan gonore.
- Menghapus jaringan dari rahim dan mengujinya untuk bakteri (biopsi). Melakukan laparoskopi untuk melihat rahimmu lebih dekat.
- Tes darah untuk melihat jumlah darah putih (WBC) atau tingkat sedimentasi eritrosit (ESR). Tingkat tinggi dapat mengindikasikan infeksi atau peradangan.
- Melihat cairan vagina di bawah mikroskop.
Pengobatan untuk endometritis
Biasanya wanita yang mengalami infeksi dinding rahim disarankan untuk meminum antibiotik. Jika kamu baru saja melahirkan atau mengalami infeksi serius, pengobatan mungkin melibatkan cairan intravena (IV) dan tirah baring.
Apa yang terjadi jika tidak diobati?
Endometritis yang tidak diobati dapat menyebabkan infeksi dan komplikasi yang lebih serius. Mulai dari infertilitas, infeksi panggul, abses panggul atau rahim (kumpulan nanah), septikemia (infleksi dalam darah), hingga kemandulan.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)