FITNESS & HEALTH
Sysmex Memperkuat Peran Diagnostik sebagai Fondasi Kesehatan Populasi
A. Firdaus
Selasa 09 Desember 2025 / 18:24
Jakarta: Di tengah meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia, yang kini bertanggung jawab atas sekitar 73% dari seluruh kematian nasional menurut data WHO, kebutuhan akan deteksi dini dan diagnosis yang akurat menjadi semakin mendesak.
Dalam gelaran 10th Sysmex Scientific Seminar yang diusung PT Sysmex Indonesia, menyoroti tentang peran penting pemeriksaan diagnostik oleh laboratorium sebagai fondasi dalam mewujudkan ketahanan kesehatan nasional, sejalan dengan agenda Transformasi Kesehatan 2025–2029 Kementerian Kesehatan RI yang menekankan pendekatan promotif, preventif, dan deteksi dini penyakit.
Seminar yang mengusung tema: Diagnostics at the Core: Strengthening Foundations for Sustainable Population Health, Indonesia tengah menghadapi beban ganda penyakit (double disease burden): meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker di tengah masih tingginya penyakit menular seperti tuberkulosis dan sepsis.
Kondisi ini menuntut penguatan sistem deteksi dini yang akurat dan terjangkau agar setiap individu dapat memperoleh intervensi tepat waktu sebelum penyakit berkembang menjadi kronis atau fatal.
Melalui sesi ilmiah lintas bidang meliputi hematologi, urinalisis, dan hemostasis, seminar ini menghadirkan inovasi diagnostik terkini yang dapat langsung diimplementasikan dalam praktik klinis, mulai dari parameter lanjutan pada sepsis, evaluasi anemia dan thalassemia, hingga analisis koagulasi lanjutan untuk deteksi gangguan trombosis.
“Selama dua dekade Sysmex Indonesia berkomitmen menghadirkan inovasi diagnostik yang tidak hanya mutakhir, tetapi juga relevan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan nasional. Melalui forum ini kami ingin mengajak para praktisi kesehatan bersama-sama memperkuat peran diagnostik sebagai garda terdepan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit di Indonesia," kata Emilani Nababan, S.Si, Apt, MBA, Presiden Direktur PT Sysmex Indonesia.
Sementara itu, Frank J. Buescher, Presiden dan CEO Sysmex Asia Pacific Pte. Ltd., menekankan pentingnya inovasi berbasis data untuk meningkatkan kesehatan populasi. Menurutnya, inovasi diagnostik tidak lagi berhenti pada hasil pemeriksaan, melainkan menjadi bagian dari ekosistem data yang mendukung pengambilan keputusan klinis dan kebijakan kesehatan.
"Melalui teknologi terintegrasi seperti Caresphere dan analisis berbasis machine learning, kami berupaya mendukung negara-negara termasuk Indonesia dalam membangun sistem kesehatan yang lebih adaptif dan berkelanjutan," terang Buescher.
Seminar ini juga menyoroti peran digitalisasi dan data-driven diagnostics yang mendukung harmonisasi hasil antar fasilitas dan pengambilan keputusan klinis yang lebih konsisten, sejalan dengan fokus pemerintah pada integrasi sistem informasi kesehatan nasional.
"Melalui seminar ilmiah ini, Sysmex ingin menegaskan bahwa pemeriksaan diagnostik bukan sekadar alat bantu klinis individual, tetapi pilar utama kesehatan populasi. Dengan deteksi dini yang tepat, kita dapat menekan beban penyakit kronis, mempercepat pengobatan efektif, dan mendukung sistem kesehatan yang lebih tangguh dan efisien," ungkap Sully Kosasih, Medical Scientific & Public Affairs Manager PT Sysmex Indonesia.
Sysmex Indonesia meyakini bahwa keberlanjutan kesehatan masyarakat bergantung pada kolaborasi antara tenaga medis, pemerintah, dan industri diagnostik. Melalui forum seperti Sysmex Scientific Seminar, kolaborasi tersebut terwujud dalam bentuk nyata mempertemukan inovasi sains dengan kebutuhan kesehatan publik untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Dalam gelaran 10th Sysmex Scientific Seminar yang diusung PT Sysmex Indonesia, menyoroti tentang peran penting pemeriksaan diagnostik oleh laboratorium sebagai fondasi dalam mewujudkan ketahanan kesehatan nasional, sejalan dengan agenda Transformasi Kesehatan 2025–2029 Kementerian Kesehatan RI yang menekankan pendekatan promotif, preventif, dan deteksi dini penyakit.
Seminar yang mengusung tema: Diagnostics at the Core: Strengthening Foundations for Sustainable Population Health, Indonesia tengah menghadapi beban ganda penyakit (double disease burden): meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker di tengah masih tingginya penyakit menular seperti tuberkulosis dan sepsis.
Kondisi ini menuntut penguatan sistem deteksi dini yang akurat dan terjangkau agar setiap individu dapat memperoleh intervensi tepat waktu sebelum penyakit berkembang menjadi kronis atau fatal.
Melalui sesi ilmiah lintas bidang meliputi hematologi, urinalisis, dan hemostasis, seminar ini menghadirkan inovasi diagnostik terkini yang dapat langsung diimplementasikan dalam praktik klinis, mulai dari parameter lanjutan pada sepsis, evaluasi anemia dan thalassemia, hingga analisis koagulasi lanjutan untuk deteksi gangguan trombosis.
“Selama dua dekade Sysmex Indonesia berkomitmen menghadirkan inovasi diagnostik yang tidak hanya mutakhir, tetapi juga relevan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan nasional. Melalui forum ini kami ingin mengajak para praktisi kesehatan bersama-sama memperkuat peran diagnostik sebagai garda terdepan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit di Indonesia," kata Emilani Nababan, S.Si, Apt, MBA, Presiden Direktur PT Sysmex Indonesia.
Sementara itu, Frank J. Buescher, Presiden dan CEO Sysmex Asia Pacific Pte. Ltd., menekankan pentingnya inovasi berbasis data untuk meningkatkan kesehatan populasi. Menurutnya, inovasi diagnostik tidak lagi berhenti pada hasil pemeriksaan, melainkan menjadi bagian dari ekosistem data yang mendukung pengambilan keputusan klinis dan kebijakan kesehatan.
"Melalui teknologi terintegrasi seperti Caresphere dan analisis berbasis machine learning, kami berupaya mendukung negara-negara termasuk Indonesia dalam membangun sistem kesehatan yang lebih adaptif dan berkelanjutan," terang Buescher.
Seminar ini juga menyoroti peran digitalisasi dan data-driven diagnostics yang mendukung harmonisasi hasil antar fasilitas dan pengambilan keputusan klinis yang lebih konsisten, sejalan dengan fokus pemerintah pada integrasi sistem informasi kesehatan nasional.
"Melalui seminar ilmiah ini, Sysmex ingin menegaskan bahwa pemeriksaan diagnostik bukan sekadar alat bantu klinis individual, tetapi pilar utama kesehatan populasi. Dengan deteksi dini yang tepat, kita dapat menekan beban penyakit kronis, mempercepat pengobatan efektif, dan mendukung sistem kesehatan yang lebih tangguh dan efisien," ungkap Sully Kosasih, Medical Scientific & Public Affairs Manager PT Sysmex Indonesia.
Sysmex Indonesia meyakini bahwa keberlanjutan kesehatan masyarakat bergantung pada kolaborasi antara tenaga medis, pemerintah, dan industri diagnostik. Melalui forum seperti Sysmex Scientific Seminar, kolaborasi tersebut terwujud dalam bentuk nyata mempertemukan inovasi sains dengan kebutuhan kesehatan publik untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)