FITNESS & HEALTH

Hindari Takjil Berkandungan Berbahaya, BPOM Berikan Ciri-cirinya!

Mia Vale
Kamis 04 April 2024 / 16:45
Jakarta: Sudah bukan hal baru saat bulan Ramadan, banyak orang yang berburu takjil menjelang waktu berbuka. Ngabuburit, katanya.

Pemandangan orang-orang berdesakkan yang seakan kalap membeli beragam jenis panganan dan minuman kerap terlihat di beberapa titik daerah yang ada. Tak salah bila ada sebutan, "war takjil" untuk mengungkapkan fenomena yang terus terjadi dari tahun ke tahun selama bulan puasa.

Namun begitu, apakah pernah terpikir, kalau makanan dan minuman yang dijual itu sudah sarat dengan kebersihan dan kesehatan yang berlaku? Misalnya, menggunakan bahan-bahan yang aman oleh tubuh. Sayangnya, Plt Kepala BPOM RI Lucia Rizka Andalusia di Jakarta Pusat, mengatakan kalau ditemukan pelanggaran pada takjil yang menggunakan bahan seperti formalin, boraks, hingga rhodamin.

Dilansir dari Media Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menemukan dari keseluruhan, 48,04 persen mengandung formalin, 25,49 persen mengandung rhodamin, 27,45 persen mengandung boraks, dan 0,98 persen mengandung bahan kuning metanil. 

"Ditemukan bahan pangan berbahaya atau tidak memenuhi syarat (TMS) di sentra takjil Bendungan Hilir, Pasar Santa, Mayestik, hingga Johar Baru," kata Kepala BBPOM di DKI Jakarta Sofiani Chandrawati Anwar saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta, kemarin.

Sebagai contoh formalin umum ditemukan pada produk mi kuning dan tahu atau rhodamin yang banyak ditemukan pada cendol dan mutiara atau pacar cina. Pun dengan boraks yang ada pada jajanan cilok dan otak-otak.

Seperti kita tahu, senyawa berbahaya yang masuk ke dalam tubuh bisa berdampak buruk bagi tubuh. Untuk efek ringan, kandungan berbahaya tersebut bisa memicu pusing, mual, dan muntah. Sedangkan jangka panjangnya, kandungan tersebut bisa memicu pertumbuhan sel kanker karena bersifat karsinogen.


(Ada beberapa ciri makanan berformalin salah satunya yaitu kekenyalan yang tak biasa. Jika kekenyalan dianggap tidak masuk akal, maka bisa jadi makanan tersebut mengandung boraks. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
 

Tandai cirinya!


Pastinya kamu tidak ingin acara berburu takjil berubah menjadi rasa takut karena kandungan dari makanan atau minuman tersebut. Untuk itu diperlukan pantauan atau menghindari beberapa takjil yang memiliki ciri-ciri membahayakan. 

"Hindari takjil yang bisa awet dalam waktu lebih lama dari umumnya. Durasi ketahanan makanan yang lama bisa menandakan keberadaan formalin di dalamnya," imbuh Plt Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM RI, Ema Setyawati.

Kamu juga busa memerhatikan dari binatang yang biasa menghinggapi makanan. Lalat! Ya, bila kamu melihat banyak makanan yang dipajang berjejer tapi lalat tidak tertarik untuk hinggap di atasnya, bisa jadi makanan itu mengandung formalin.

Perhatikan pula tingkat kekenyalan makanan. Jika kekenyalan tersebut lain dari biasanya, kemungkinan besar makanan tersebut mengandung boraks.  

Memerhatikan tingkat kekenyalan makanan. Jika kekenyalan dianggap tidak masuk akal, maka bisa jadi makanan tersebut mengandung boraks. "Boraks itu untuk pengenyal. Kadang juga dipakai di kerupuk agar susah melempem," tegas Ema.

Satu yang lagi tak kalah penting, perhatikan warna makanan atau minuman yang dijajakan. Bila warna makanan atau minuman terlihat mencolok, maka kamu perlu waspada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH