FITNESS & HEALTH

Air Isi Ulang Berisiko Tercemar Bakteri E.coli, Ini Bahayanya bagi Kesehatan?

Aulia Putriningtias
Kamis 26 Desember 2024 / 15:34
Jakarta: Wakil Kementerian Kesehatan (Wamenkes) Prof. Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, air isi ulang berisiko tercemar bakteri E.coli. Apa bahayanya bagi kesehatan?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia meluncurkan hasil Surveilans Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKMRT) di Indonesia Tahun 2023, Jumat, 20 Desember 2024. Surveilans ini dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.

Hasil survelians pun menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kualitas air minum yang aman dikonsumsi. Namun, ada juga memperlihatkan bahwa konsumsi air minum di masyarakat masih didominasi oleh air isi ulang.

“Di Jakarta misalnya, kebutuhan air itu 50 juta meter kubik. Sedangkan suplainya hanya 30 juta meter kubik. Jadi, kekurangannya masih banyak dan ini disuplai oleh penggunaan air isi ulang yang ternyata tercemar bakteri E. coli,” ungkap Wamenkes.

Baca juga: Amankah Minum Air Mineral yang 'Kedaluwarsa'? Yuk Simak Penjelasannya

Wamenkes mengingatkan bahwa air yang tercemar dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Ia mencontohkan wabah kolera yang terjadi di Distrik Soho, London, Inggris, pada 1854. Wabah tersebut diketahui menewaskan sekitar 500 orang hanya dalam waktu satu minggu.
 

Apa itu bakteri E.coli dan bahayanya untuk tubuh?


Pada banyaknya bakteri yang ada di dunia, bakteri Escherichia coli atau disingkat E. coli menjadi salah satu bakteri yang mesti diwaspadai. Jenis bakteri ini cenderung dekat dengan kehidupan sehari-hari dan bisa dengan mudah menginfeksi tubuh manusia.

Menurut dr. Rizal Fadhli dalam Halodoc, penularan infeksi bakteri bisa terjadi dengan berbagai cara. Contohnya seperti percikan ludah orang yang terinfeksi, melalui makanan, air yang terkontaminasi, ataupun gigitan hewan yang terkontaminasi.

Adapun beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri E. coli, antara lain:
 

1. Infeksi selaput otak


Sebagian besar radang pada bayi yang baru lahir, sekitar 28,5 persennya disebabkan oleh bakteri E. Coli. Pun, 34 persen lainnya disebabkan oleh bakteri Streptococcus B. E. Bakteri E. coli yang menyerang bayi ini berasal dari vagina ibu.

Bayi yang mengalami radang selaput otak karena bakteri E. coli, akan menimbulkan berbagai gejala. Mulai dari gangguan saraf, kuning pada tubuh, gangguan pertumbuhan, hingga penurunan asupan napas.
 

2. Infeksi saluran pencernaan


Kondisi infeksi saluran pencernaan disebabkan oleh makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Bayam, mentimun, keju, daging sapi, dan produk susu merupakan makanan dan cukup sering tercemar bakteri E. coli.
 

3. Infeksi saluran kemih


Kondisi infeksi saluran kemih terjadi ketika organ, seperti ginjal, kandung kemih, dan uretra mengalami infeksi. Bakteri E. coli yang menyerang organ-organ di atas akan menimbulkan gejala, seperti nyeri saat berkemih, frekuensi urine meningkat, hingga demam.

Sistem kemih sendiri adalah tempat yang paling sering mengalami infeksi E. coli. Ada sekitar 90 persen dari infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri E. coli jenis uropatogenik.
 

Gejala apa saja yang ditimbulkan dan kapan harus ke dokter?


Gejala infeksi E. coli dapat berbeda pada setiap orang. Namun, infeksi ini seringkali ditandai dengan diare, yang umumnya muncul 3 hingga 4 hari setelah terpapar bakteri.

Selain diare, gejala lain akibat infeksi E. Coli dapat berupa:
- Rasa sakit perut yang parah hingga kram.
- Mual dan muntah.
- Perut kembung.
- Hilang nafsu makan.
- Demam.
- Menggigil.
- Pusing.
- Nyeri otot.

Sebenarnya, jika terjadi infeksi ini, dapat diobati segera dan tak perlu untuk dirawat. Namun, jika kamu menemukan gejala-gejal di bawah ini, segeralah untuk berkonsultasi kepada dokter, yaitu:

- Diare yang tidak membaik setelah 4 hari pada orang dewasa atau selama 2 hari pada anak-anak.
- Muntah-muntah selama lebih dari 12 jam.
- Muncul gejala dehidrasi, seperti menurunnya jumlah urine, sangat haus, atau pusing.
- Tinja yang dikeluarkan bercampur dengan nanah atau darah (disentri).

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH