FITNESS & HEALTH
Apa Itu Legionnaires? Penyakit yang Lagi Banyak Terjadi di New York City
Mia Vale
Senin 11 Agustus 2025 / 16:34
Jakarta: Pejabat kesehatan Kota New York terus menyelidiki klaster kasus penyakit legionnaires, infeksi paru-paru bakteri serius, yang telah membuat 73 orang jatuh sakit dan menyebabkan 3 kematian.
Pejabat kesehatan menduga bakteri penyebab penyakit ini, legionella, berasal dari menara pendingin, sebuah perangkat yang menggunakan air untuk mendinginkan gedung-gedung besar dan kemudian menyebarkan kabut ke udara.
Penyakit legionnaires merupakan bentuk pneumonia parah atau peradangan paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur.
Baca juga: Kampung Siaga di Bekasi Jadi Model Eliminasi TBC
Sejak kasus pertama diumumkan pada 25 Juli, departemen kesehatan kota New York mengatakan telah menguji "puluhan" menara pendingin di Central Harlem, tempat kasus-kasus tersebut dilaporkan. Penyakit ini ditularkan melalui penghirupan bakteri dari air atau tanah. Namun, penyakit ini tidak dapat menular dari orang ke orang."
Bakteri Legionella bertanggung jawab atas sebagian besar kasus penyakit Legionnaires. Bakteri ini sering ditemukan di luar ruangan, tetapi laman Mayo Clinic menyatakan jarang menyebabkan infeksi di sana.
Penyakit ini juga dapat tertular dari pipa ledeng rumah, dengan sebagian besar wabah terjadi di gedung-gedung besar. "Mungkin karena sistem yang kompleks memungkinkan bakteri tumbuh dan menyebar lebih mudah," catat klinik tersebut.

(Penyakit legionnaires dapat menyebabkan pneumonia yang parah dan dalam beberapa kasus, bahkan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Foto: Ilustrasi legionnaires/Dok. Istimewa)
- Bak mandi air panas dan pusaran air
- Menara pendingin pada sistem pendingin udara
- Tangki air panas dan pemanas
- Air mancur hias
- Kolam renang
- Kolam bersalin
- Air minum
Infeksi ini juga dapat ditularkan melalui aspirasi, yang terjadi ketika cairan secara tidak sengaja masuk ke paru-paru, dan melalui tanah.
Penyakit ini memiliki masa inkubasi dua hingga 10 hari setelah terpapar virus legionella, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Umumnya, mengutip laman Independent, penyakit legionnaires menyebabkan gejala seperti flu, termasuk batuk, demam, sakit kepala, nyeri otot, dan sesak napas.
"Siapa pun di area ini yang menunjukkan gejala seperti flu harus menghubungi dokter atau tenaga kesehatan sesegera mungkin," tegas Penjabat Komisaris Kesehatan, Dr Michelle Morse dalam siaran persnya.
Pada hari kedua atau ketiga, penderita mungkin mengalami tanda dan gejala lain seperti:
- Batuk yang mungkin mengeluarkan lendir dan terkadang darah, bahkan 50 persennya juga dapat mengalami dahak
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Kebingungan
- Mual dan/atau muntah
- Diare
Meskipun penyakit legionnaires terutama menyerang paru-paru, terkadang dapat menyebabkan infeksi pada luka dan bagian tubuh lainnya, termasuk jantung.
Komplikasi yang mungkin terjadi termasuk gagal paru-paru dan kematian. Terdapat pula penyakit legionnaires ringan yang dikenal sebagai demam Pontiac, yang dapat menyebabkan demam, menggigil, dan nyeri otot. Demam ini tidak memengaruhi paru-paru dan biasanya sembuh dalam 2 - 5 hari.
Dalam kebanyakan kasus, tidak semua orang yang terpapar bakteri akan sakit. Namun, paparan tersebut berarti beberapa orang berisiko lebih tinggi terinfeksi.
Orang-orang tersebut termasuk perokok, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, mereka yang memiliki penyakit paru-paru kronis atau kondisi kronis lainnya, dan orang berusia di atas 50 tahun juga berisiko lebih tinggi.
Kondisi ini dapat diobati dengan antibiotik, namun jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan syok dan kegagalan berbagai organ, menurut WHO. Berkisar 10 persen dari orang yang terkena legionnaires meninggal karena komplikasi penyakitnya, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, dan kondisi ini lebih berbahaya bagi orang lanjut usia dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Baca juga: Kemenkes: Layanan TBC Itu Gratis!
Masyarakat harus membersihkan semua perangkat yang menggunakan air dan keran pembilas, menurut CDC. Bangunan dan perangkat yang berisiko tinggi terhadap pertumbuhan bakteri harus memiliki program pengelolaan air, kata badan tersebut. Bakteri ini juga dapat tumbuh di tangki cairan pembersih kaca depan kendaraan.
Untuk mencegah pertumbuhan dan penyebaran legionella, gunakan hanya cairan pembersih kaca depan asli dan ikuti rekomendasi produsen kendaraan, jika tersedia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Pejabat kesehatan menduga bakteri penyebab penyakit ini, legionella, berasal dari menara pendingin, sebuah perangkat yang menggunakan air untuk mendinginkan gedung-gedung besar dan kemudian menyebarkan kabut ke udara.
Penyakit legionnaires merupakan bentuk pneumonia parah atau peradangan paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur.
Baca juga: Kampung Siaga di Bekasi Jadi Model Eliminasi TBC
Sejak kasus pertama diumumkan pada 25 Juli, departemen kesehatan kota New York mengatakan telah menguji "puluhan" menara pendingin di Central Harlem, tempat kasus-kasus tersebut dilaporkan. Penyakit ini ditularkan melalui penghirupan bakteri dari air atau tanah. Namun, penyakit ini tidak dapat menular dari orang ke orang."
Penyebab dari legionnaires
Bakteri Legionella bertanggung jawab atas sebagian besar kasus penyakit Legionnaires. Bakteri ini sering ditemukan di luar ruangan, tetapi laman Mayo Clinic menyatakan jarang menyebabkan infeksi di sana.
Penyakit ini juga dapat tertular dari pipa ledeng rumah, dengan sebagian besar wabah terjadi di gedung-gedung besar. "Mungkin karena sistem yang kompleks memungkinkan bakteri tumbuh dan menyebar lebih mudah," catat klinik tersebut.
Wabah sebelumnya telah dikaitkan dengan:

(Penyakit legionnaires dapat menyebabkan pneumonia yang parah dan dalam beberapa kasus, bahkan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Foto: Ilustrasi legionnaires/Dok. Istimewa)
- Bak mandi air panas dan pusaran air
- Menara pendingin pada sistem pendingin udara
- Tangki air panas dan pemanas
- Air mancur hias
- Kolam renang
- Kolam bersalin
- Air minum
Infeksi ini juga dapat ditularkan melalui aspirasi, yang terjadi ketika cairan secara tidak sengaja masuk ke paru-paru, dan melalui tanah.
Gejala yang ditimbulkan
Penyakit ini memiliki masa inkubasi dua hingga 10 hari setelah terpapar virus legionella, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Umumnya, mengutip laman Independent, penyakit legionnaires menyebabkan gejala seperti flu, termasuk batuk, demam, sakit kepala, nyeri otot, dan sesak napas.
"Siapa pun di area ini yang menunjukkan gejala seperti flu harus menghubungi dokter atau tenaga kesehatan sesegera mungkin," tegas Penjabat Komisaris Kesehatan, Dr Michelle Morse dalam siaran persnya.
Pada hari kedua atau ketiga, penderita mungkin mengalami tanda dan gejala lain seperti:
- Batuk yang mungkin mengeluarkan lendir dan terkadang darah, bahkan 50 persennya juga dapat mengalami dahak
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Kebingungan
- Mual dan/atau muntah
- Diare
Meskipun penyakit legionnaires terutama menyerang paru-paru, terkadang dapat menyebabkan infeksi pada luka dan bagian tubuh lainnya, termasuk jantung.
Komplikasi yang mungkin terjadi termasuk gagal paru-paru dan kematian. Terdapat pula penyakit legionnaires ringan yang dikenal sebagai demam Pontiac, yang dapat menyebabkan demam, menggigil, dan nyeri otot. Demam ini tidak memengaruhi paru-paru dan biasanya sembuh dalam 2 - 5 hari.
Yang paling berisiko
Dalam kebanyakan kasus, tidak semua orang yang terpapar bakteri akan sakit. Namun, paparan tersebut berarti beberapa orang berisiko lebih tinggi terinfeksi.
Orang-orang tersebut termasuk perokok, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, mereka yang memiliki penyakit paru-paru kronis atau kondisi kronis lainnya, dan orang berusia di atas 50 tahun juga berisiko lebih tinggi.
Penanganan yang bisa dilakukan
Kondisi ini dapat diobati dengan antibiotik, namun jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan syok dan kegagalan berbagai organ, menurut WHO. Berkisar 10 persen dari orang yang terkena legionnaires meninggal karena komplikasi penyakitnya, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, dan kondisi ini lebih berbahaya bagi orang lanjut usia dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Baca juga: Kemenkes: Layanan TBC Itu Gratis!
Kunci penyembuhan, pencegahan!
Masyarakat harus membersihkan semua perangkat yang menggunakan air dan keran pembilas, menurut CDC. Bangunan dan perangkat yang berisiko tinggi terhadap pertumbuhan bakteri harus memiliki program pengelolaan air, kata badan tersebut. Bakteri ini juga dapat tumbuh di tangki cairan pembersih kaca depan kendaraan.
Untuk mencegah pertumbuhan dan penyebaran legionella, gunakan hanya cairan pembersih kaca depan asli dan ikuti rekomendasi produsen kendaraan, jika tersedia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)