FITNESS & HEALTH
BPOM Imbau agar Masyarakat Tak Asal Pilih dan Konsumsi Takjil, Ini Sebabnya
Aulia Putriningtias
Rabu 05 Maret 2025 / 14:10
Jakarta: Direktur Standarisasi Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dr. Dwiana Andayani mengimbau agar masyarakat tak asal dalam memilih dan mengonsumsi takjil. Hal ini dikarenakan ada banyak makanan yang tidak sesuai standar yang beredar.
“BPOM rutin setiap tahun melakukan intensifikasi (pemeriksaan) itu, untuk menjaga supaya takjil-takjil yang dijual oleh ibu-ibu atau UMKM ini aman, karena seringkali, memang sampai saat ini, masih ada saja yang menggunakan bahan yang dilarang,” kata dr. Dwiana dalam temu media bersama Nutrifood ‘Pahami Bahan Tambahan Pangan yang Aman Pada Makanan Kemasan untuk Cegah Obesitas’ di Jakarta, Selasa, 4 Maret 2025.
Dokter Dwiana menyebut, masih banyak makanan yang dijual di pinggiran jalan mengandung bahan-bahan yang seharusnya tak digunakan. Salah satu contohnya adalah warna minuman segar manis yang terlalu mencolok; ini patut dicurigai keaslian bahan-bahan yang digunakan.
Baca juga: Berapa Batasan Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak yang Sebenarnya? Ini Jawabannya
Kemudian takjil kerupuk mi yang berwarna kuning, diketahui dibuat dengan menggunakan metanil yellow yang seharusnya digunakan sebagai pewarna tekstil. Ditemukan pula kandungan Rhodamine B untuk memberikan warna merah.
Belum lagi bahan pengawet yang seharusnya tidak digunakan pada makanan. Tak hanya itu, penjual takjil cenderung tidak mengerti seberapa batasan gula, garam, dan lemak (GGL) dalam menyajikan makanan. Hal ini dapat dilihat seringkali orang-orang berjualan minuman terlalu manis, atau makanan terlalu asin.
“Kemudian ada Borax supaya lebih kenyal dan tahan lama, belum lagi Formalin. Itu masih tetap saja ada dan menjadi bahan-bahan yang sering digunakan oleh para pedagang," katanya.
Dr. Dwiana menyatakan bahwa BPOM terus melakukan edukasi masif kepada para pedagang atau pelaku UMKM. Edukasi ini meliputi bagaimana pedagang memanfaatkan bahan-bahan yang sesuai dengan standar BPOM dan tidak menaruh bahan-bahan berbahaya pada sajian yang mereka jual.
Ia juga mengimbau dalam menyeleksi makanan, masyarakat diminta untuk selalu memerhatikan label kemasan. Mulai dari sajian takaran, kandungan nutrisi, hingga nomor BPOM yang terdaftar.
Tiga hal ini perlu diperhatikan untuk menunjang kesehatan yang mumpuni. Ditambah, dengan hadirnya nomor BPOM yang jelas, hal ini menjadikan makanan tersebut dikatakan aman untuk dikonsumsi tanpa bahan berbahaya tambahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
“BPOM rutin setiap tahun melakukan intensifikasi (pemeriksaan) itu, untuk menjaga supaya takjil-takjil yang dijual oleh ibu-ibu atau UMKM ini aman, karena seringkali, memang sampai saat ini, masih ada saja yang menggunakan bahan yang dilarang,” kata dr. Dwiana dalam temu media bersama Nutrifood ‘Pahami Bahan Tambahan Pangan yang Aman Pada Makanan Kemasan untuk Cegah Obesitas’ di Jakarta, Selasa, 4 Maret 2025.
Dokter Dwiana menyebut, masih banyak makanan yang dijual di pinggiran jalan mengandung bahan-bahan yang seharusnya tak digunakan. Salah satu contohnya adalah warna minuman segar manis yang terlalu mencolok; ini patut dicurigai keaslian bahan-bahan yang digunakan.
Baca juga: Berapa Batasan Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak yang Sebenarnya? Ini Jawabannya
Kemudian takjil kerupuk mi yang berwarna kuning, diketahui dibuat dengan menggunakan metanil yellow yang seharusnya digunakan sebagai pewarna tekstil. Ditemukan pula kandungan Rhodamine B untuk memberikan warna merah.
Belum lagi bahan pengawet yang seharusnya tidak digunakan pada makanan. Tak hanya itu, penjual takjil cenderung tidak mengerti seberapa batasan gula, garam, dan lemak (GGL) dalam menyajikan makanan. Hal ini dapat dilihat seringkali orang-orang berjualan minuman terlalu manis, atau makanan terlalu asin.
“Kemudian ada Borax supaya lebih kenyal dan tahan lama, belum lagi Formalin. Itu masih tetap saja ada dan menjadi bahan-bahan yang sering digunakan oleh para pedagang," katanya.
Peran BPOM dalam menyeleksi takjil-takjil selama puasa
Dr. Dwiana menyatakan bahwa BPOM terus melakukan edukasi masif kepada para pedagang atau pelaku UMKM. Edukasi ini meliputi bagaimana pedagang memanfaatkan bahan-bahan yang sesuai dengan standar BPOM dan tidak menaruh bahan-bahan berbahaya pada sajian yang mereka jual.
Ia juga mengimbau dalam menyeleksi makanan, masyarakat diminta untuk selalu memerhatikan label kemasan. Mulai dari sajian takaran, kandungan nutrisi, hingga nomor BPOM yang terdaftar.
Tiga hal ini perlu diperhatikan untuk menunjang kesehatan yang mumpuni. Ditambah, dengan hadirnya nomor BPOM yang jelas, hal ini menjadikan makanan tersebut dikatakan aman untuk dikonsumsi tanpa bahan berbahaya tambahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)