FITNESS & HEALTH
Setelah Covid-19, Tiongkok dalam 'Dekapan' Wabah Virus HMPV, Akankah Jadi Pandemi?
Mia Vale
Minggu 05 Januari 2025 / 15:55
Jakarta: Saat ini, Tiongkok sedang mengalami peningkatan penyakit pernapasan, dan human metapneumovirus (HMPV) menjadi perhatian utama. HMPV sendiri dalam kasus yang biasa, menyebabkan batuk atau mengi, pilek atau sakit tenggorokan.
Dan bulan lalu, negara tersebut mulai menguji coba sistem pemantauan penyakit musim dingin, termasuk pneumonia yang tidak diketahui asalnya.
Bahkan, beberapa unggahan di media sosial menunjukkan bahwa penyakit HMPV menyebar dengan cepat dan sebagian besar menyerang anak-anak dan orang lanjut usia, sehingga membebani rumah sakit dan krematorium.
Meskipun otoritas kesehatan Tiongkok belum menyebut HMPV sebagai epidemi, negara tersebut, pada bulan Desember 2024, mengungkapkan bahwa mereka akan membuat protokol untuk menangani patogen yang tidak diketahui.
Administrasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional mengatakan bahwa mereka akan menetapkan prosedur bagi laboratorium untuk melaporkan dan bagi lembaga pengendalian dan pencegahan penyakit untuk memverifikasi dan menangani kasus.
Pernyataan resmi mengungkapkan bahwa data penyakit pernapasan akut menunjukkan tren peningkatan infeksi secara keseluruhan pada minggu 16-22 Desember.
.jpg)
(Beberapa kelompok berisiko tinggi dari infeksi HMPV yang perlu diwaspadai, seperti bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun, lansia di atas 65 tahun, penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, dan pengidap penyakit paru-paru kronis (asma, PPOK). Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sebuah postingan di media sosial, dengan judul SARS-CoV-2 (Covid-19) yang dikutip dari India Today, mengklaim bahwa Tiongkok telah mengumumkan keadaan darurat. Selain HMPV, berbagai virus diklaim menyebar dengan cepat, antara lain virus influenza A, Mycoplasma pneumoniae, dan virus covid-19.
Sebuah akun media sosial juga melaporkan bahwa rumah sakit anak kewalahan dengan meningkatnya kasus pneumonia dan kasus 'paru-paru putih' (berkabut).
Pada Jumat, 3 Januari 2025, beberapa pihak juga mengklaim rumah sakit dan krematorium kewalahan.
Video yang dibagikan secara daring menunjukkan bagaimana rumah sakit yang penuh sesak disebut "kemasukan banyak virus" sementara klaim lain menyebut keadaan darurat meski tak ada konfirmasi resmi. China pun telah melaporkan peningkatan kasus HMPV, terutama di antara mereka yang berusia di bawah 14 tahun di provinsi utara.
Meskipun banyak unggahan dan laporan di media sosial mengklaim bahwa Tiongkok sedang bergulat dengan epidemi lain, otoritas kesehatan tidak memiliki pernyataan resmi mengenai kemungkinan keadaan darurat.
Dengan tidak adanya pengobatan atau vaksin khusus yang tersedia untuk HMPV, kesadaran tentang virus ini dapat membantu mendorong tindakan pencegahan.
Baca juga: Virus HMPV Merebak di China, Kemenkes Minta Masyarakat Lakukan PHBS
HMPV sendiri memiliki gejala mirip flu dan covid-19. Bahkan, pejabat kesehatan dilaporkan tengah memantau situasi dengan saksama seiring dengan penyebaran virus tersebut.
Menurut CDC sendiri, gejala infeksi HMPV dapat berkembang menjadi bronkitis atau pneumonia dan mirip dengan virus lain yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas dan bawah.
Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC) di bawah Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa mereka memantau secara ketat kasus-kasus pernapasan dan influenza musiman di negara tersebut, dan berhubungan dengan badan-badan internasional, menurut sumber resmi.
“Kami akan terus memantau situasi dengan cermat, memvalidasi informasi, dan memperbarui informasi yang diperlukan,” tegas mereka.
Saat ini, tidak ada pengobatan antivirus khusus untuk HMPV. Belum ada vaksin yang dikembangkan. Perawatan suportif umum diberikan untuk mengatasi gejalanya.
Dan untuk menghindari penyebaran HMPV, pejabat kesehatan menyarankan untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik.
Hindari menyentuh area mata, hidung atau mulut dengan tangan yang belum dicuci dan hindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit. Mereka yang mengalami gejala seperti pilek harus memakai masker saat keluar rumah, bersin atau batuk. Mencuci tangan sesering mungkin juga diperlukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dan bulan lalu, negara tersebut mulai menguji coba sistem pemantauan penyakit musim dingin, termasuk pneumonia yang tidak diketahui asalnya.
Bahkan, beberapa unggahan di media sosial menunjukkan bahwa penyakit HMPV menyebar dengan cepat dan sebagian besar menyerang anak-anak dan orang lanjut usia, sehingga membebani rumah sakit dan krematorium.
Meskipun otoritas kesehatan Tiongkok belum menyebut HMPV sebagai epidemi, negara tersebut, pada bulan Desember 2024, mengungkapkan bahwa mereka akan membuat protokol untuk menangani patogen yang tidak diketahui.
Administrasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional mengatakan bahwa mereka akan menetapkan prosedur bagi laboratorium untuk melaporkan dan bagi lembaga pengendalian dan pencegahan penyakit untuk memverifikasi dan menangani kasus.
Pernyataan resmi mengungkapkan bahwa data penyakit pernapasan akut menunjukkan tren peningkatan infeksi secara keseluruhan pada minggu 16-22 Desember.
Rumah sakit kewalahan
.jpg)
(Beberapa kelompok berisiko tinggi dari infeksi HMPV yang perlu diwaspadai, seperti bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun, lansia di atas 65 tahun, penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, dan pengidap penyakit paru-paru kronis (asma, PPOK). Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sebuah postingan di media sosial, dengan judul SARS-CoV-2 (Covid-19) yang dikutip dari India Today, mengklaim bahwa Tiongkok telah mengumumkan keadaan darurat. Selain HMPV, berbagai virus diklaim menyebar dengan cepat, antara lain virus influenza A, Mycoplasma pneumoniae, dan virus covid-19.
Sebuah akun media sosial juga melaporkan bahwa rumah sakit anak kewalahan dengan meningkatnya kasus pneumonia dan kasus 'paru-paru putih' (berkabut).
Pada Jumat, 3 Januari 2025, beberapa pihak juga mengklaim rumah sakit dan krematorium kewalahan.
Video yang dibagikan secara daring menunjukkan bagaimana rumah sakit yang penuh sesak disebut "kemasukan banyak virus" sementara klaim lain menyebut keadaan darurat meski tak ada konfirmasi resmi. China pun telah melaporkan peningkatan kasus HMPV, terutama di antara mereka yang berusia di bawah 14 tahun di provinsi utara.
Akankah HMPV menjadi pandemi baru?
Meskipun banyak unggahan dan laporan di media sosial mengklaim bahwa Tiongkok sedang bergulat dengan epidemi lain, otoritas kesehatan tidak memiliki pernyataan resmi mengenai kemungkinan keadaan darurat.
Dengan tidak adanya pengobatan atau vaksin khusus yang tersedia untuk HMPV, kesadaran tentang virus ini dapat membantu mendorong tindakan pencegahan.
Baca juga: Virus HMPV Merebak di China, Kemenkes Minta Masyarakat Lakukan PHBS
Gejala yang ditimbulkan
HMPV sendiri memiliki gejala mirip flu dan covid-19. Bahkan, pejabat kesehatan dilaporkan tengah memantau situasi dengan saksama seiring dengan penyebaran virus tersebut.
Menurut CDC sendiri, gejala infeksi HMPV dapat berkembang menjadi bronkitis atau pneumonia dan mirip dengan virus lain yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas dan bawah.
Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC) di bawah Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa mereka memantau secara ketat kasus-kasus pernapasan dan influenza musiman di negara tersebut, dan berhubungan dengan badan-badan internasional, menurut sumber resmi.
“Kami akan terus memantau situasi dengan cermat, memvalidasi informasi, dan memperbarui informasi yang diperlukan,” tegas mereka.
Pencegahan HMPV
Saat ini, tidak ada pengobatan antivirus khusus untuk HMPV. Belum ada vaksin yang dikembangkan. Perawatan suportif umum diberikan untuk mengatasi gejalanya.
Dan untuk menghindari penyebaran HMPV, pejabat kesehatan menyarankan untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik.
Hindari menyentuh area mata, hidung atau mulut dengan tangan yang belum dicuci dan hindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit. Mereka yang mengalami gejala seperti pilek harus memakai masker saat keluar rumah, bersin atau batuk. Mencuci tangan sesering mungkin juga diperlukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)