FITNESS & HEALTH

Virus HMPV Merebak di China, Kemenkes Minta Masyarakat Lakukan PHBS

Yatin Suleha
Minggu 05 Januari 2025 / 15:03
Jakarta: Kasus infeksi Human Metapneumovirus atau HMPV dilaporkan mengalami peningkatan signifikan di China. Dalam laman Ndtv disebutkan Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan pada hari Jumat bahwa, "Infeksi saluran pernapasan cenderung mencapai puncaknya selama musim dingin."

Di Indonesia, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) drg. Widyawati, MKM, mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir terkait HMPV ini.

Terpenting saat ini adalah tetap melakukan langkah-langkah preventif seperti menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum.


(Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. Meski demikian, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

"Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan," jelas Widyawati, dikutip dari laman Kemkes, Sabtu, 4 Januari 2025.

Pemerintah Indonesia juga terus memantau perkembangan situasi wabah HMPV di China dan negara-negara lain.

Langkah antisipasi dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara, termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

Baca juga: Mengenal HMPV, Apakah Sama seperti Virus Covid-19?

“Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia,” tambah Widyawati.

Virus HMPV ini pertama kali ditemukan pada 2001 oleh peneliti Belanda. Kini menjadi perhatian serius setelah lonjakan kasus yang signifikan terutama di provinsi utara China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH