FITNESS & HEALTH

Pentingnya Pendekatan Baru dalam Pengurangan Bahaya Tembakau

Medcom
Kamis 30 November 2023 / 12:06
Jakarta: Sejumlah pakar mengkritik kebijakan pengendalian tembakau yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menekan prevalensi perokok secara global.

Profesor dan Ketua Dewan Penasihat Pusat Hukum, Kebijakan, dan Etika Kesehatan Universitas Ottawa di Kanada, David Sweanor, menjelaskan bahwa pengambilan kebijakan pengendalian tembakau yang dilakukan selama ini didasari oleh sentimen negatif terhadap produk tembakau alternatif.

Hal itu dia sampaikan dalam diskusi virtual bertemakan "Framework Convention on Tobacco Control, Challenges and Prospects for WHO" yang diselenggarakan beberapa waktu lalu. WHO dinilai perlu bersikap lebih terbuka serta memanfaatkan potensi dari produk tembakau alternatif

"WHO mempertahankan kebijakan berhenti merokok dengan menolak mendengarkan masukan apa pun dari pihak luar. Kondisi ini menjadi tantangan yang kita hadapi bersama karena mereka menolak menerima pendekatan yang memanfaatkan produk yang lebih rendah risiko," kata David.

David lalu merujuk pada kesuksesan Swedia, Norwegia, Inggris, Islandia, dan Jepang dalam menurunkan prevalensi merokok melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif. Negara itu bisa menjadi contoh.

"Kita bisa menghilangkan sebagian besar masalah merokok secara global dengan produk-produk yang lebih rendah risiko. Peluangnya ada dan Konvensi Kerangka Kerja WHO seharusnya memfasilitasi produk tembakau alternatif, bukan menghalanginya," kata David.

Sementara Profesor Ilmu Penyakit Dalam di Universitas Catania dan Pendiri CoEHAR (Pusat Penelitian Pengurangan Dampak Buruk Merokok), Riccardo Polosa menyebut pengendalian tembakau memerlukan sebuah inovasi. Pengendalian tembakau harus mempertimbangkan integrasi prinsip pengurangan bahaya melalui pemanfataan produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko

"Pasalnya, penyakit yang berkaitan dengan merokok disebabkan oleh paparan TAR, senyawa kimia yang dihasilkan dari proses pembakaran rokok," ucapnya.

Dalam kesempatan berbeda, Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo), Paido Siahaan, mengungkapkan masih ada misinformasi bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko seperti rokok. Oleh karena itu, Paido mendorong pemanfaatan produk tembakau alternatif sebagai pilihan bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaan merokok.

"Keberhasilan ini akan bergantung pada regulasi yang tepat, informasi yang jelas, dan peran aktif pemerintah dalam mendorong peralihan," kata Paido, Kamis (30/11/2023).




 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(ELG)

MOST SEARCH