FITNESS & HEALTH
10 Hal yang Perlu Diperhatikan Pengidap GERD Saat Berpuasa
Aulia Putriningtias
Kamis 14 Maret 2024 / 20:05
Jakarta: Gastroesophageal reflux disease (GERD) tak jarang dialami oleh masyarakat. Pada saat puasa Ramadan, pengidap GERD tetap diizinkan untuk berpuasa. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit refluks asam lambung adalah gangguan pencernaan. Prosesnya pun di mana cairan asam lambung “naik” dari lambung ke kerongkongan dan mengiritasi lapisan bagian dalam saluran pencernaan tersebut.
Gejala yang biasa terjadi saat asam lambung naik adalah rasa asam atau pahit di mulut (regurgitasi asam) dan sensasi perih atau panas terbakar di dada dan ulu hati (heartburn). Selain itu, penderita GERD juga kerap merasakan mual dan muntah, begah, nyeri dada, bahkan gangguan pernapasan.
Menurut dr. Lianda Siregar, Sp. P. D., Subsp. G. E. H, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroenterologi Hepatologi dari RS Pondok Indah Puri Indah, meskipun tak mudah menjalaninya, pada dasarnya semua penderita GERD boleh berpuasa. Justru, berpuasa begitu baik untuk si pengidap.
.jpg)
(Bagi penderita GERD, berpuasa biasakan makan secukupnya saat sahur dan berbuka. Makan terlalu banyak dalam satu waktu dapat membuat lambung bekerja lebih keras. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Ada beberapa alasan terkait membaiknya keluhan GERD ketika menjalani puasa Ramadan. Mulai dari pola makan yang teratur karena hanya pada saat sahur dan berbuka, lalu asupan camilan tidak sehat biasanya berkurang, hingga pengelolaan stres yang baik.
GERD merupakan masalah pencernaan, karenanya kondisi ini dapat diatasi dengan pengaturan makanan yang tepat. Ada 10 hal yang harus diperhatikan bagi penderita GERD yang ingin berpuasa, seperti:
Sahur akan memberikan tenaga yang dibutuhkan ketika berpuasa. Jadi, jangan melewatkan sahur bagu kamu si pengidap GERD.
Kenali makanan dan minuman yang memicu naiknya asam lambung, karena hal ini bisa jadi berbeda bagi setiap orang. Pilih makanan yang ‘aman’ untuk lambung, seperti karbohidrat, produk olahan dari biji-bijian, buah-buahan, sayuran yang tinggi serat, serta protein nabati dan hewani.
Hindari makanan seperti tinggi lemak, pedas, ataupun asam. Hindari pula makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, cokelat, dan teh pekat.
Berbuka puasa adalah waktu untuk memulihkan energi dan mengisi kembali semua nutrisi dan vitamin yang telah hilang sepanjang hari atau yang tidak diperoleh selama sahur.
Saat sahur dan berbuka puasa, konsumsi makanan secara perlahan, mulai dari makanan yang lembut.
Pastikan menu berbuka puasa mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak, buah, dan sayuran.
Pertimbangkan teknik memasak makanan yang lebih sehat misalnya dengan kukus, panggang, bakar, rebus, menumis dengan sedikit minyak, atau menggoreng menggunakan air fryer.
Biasakan makan secukupnya saat sahur dan berbuka. Makan terlalu banyak dalam satu waktu dapat membuat lambung bekerja lebih keras.
Hindari langsung berbaring setelah makan. Beri jeda kurang lebih tiga jam setelah waktu makan untuk tidur, demi mencegah terjadinya gejala refluks.
Kelola stres dengan baik. Stres merupakan salah satu faktor risiko pemicu GERD. Karenanya, beristirahatlah dengan cukup selama berpuasa dan lakukan teknik-teknik relaksasi jika diperlukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit refluks asam lambung adalah gangguan pencernaan. Prosesnya pun di mana cairan asam lambung “naik” dari lambung ke kerongkongan dan mengiritasi lapisan bagian dalam saluran pencernaan tersebut.
Gejala yang biasa terjadi saat asam lambung naik adalah rasa asam atau pahit di mulut (regurgitasi asam) dan sensasi perih atau panas terbakar di dada dan ulu hati (heartburn). Selain itu, penderita GERD juga kerap merasakan mual dan muntah, begah, nyeri dada, bahkan gangguan pernapasan.
Menurut dr. Lianda Siregar, Sp. P. D., Subsp. G. E. H, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroenterologi Hepatologi dari RS Pondok Indah Puri Indah, meskipun tak mudah menjalaninya, pada dasarnya semua penderita GERD boleh berpuasa. Justru, berpuasa begitu baik untuk si pengidap.
.jpg)
(Bagi penderita GERD, berpuasa biasakan makan secukupnya saat sahur dan berbuka. Makan terlalu banyak dalam satu waktu dapat membuat lambung bekerja lebih keras. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Ada beberapa alasan terkait membaiknya keluhan GERD ketika menjalani puasa Ramadan. Mulai dari pola makan yang teratur karena hanya pada saat sahur dan berbuka, lalu asupan camilan tidak sehat biasanya berkurang, hingga pengelolaan stres yang baik.
GERD merupakan masalah pencernaan, karenanya kondisi ini dapat diatasi dengan pengaturan makanan yang tepat. Ada 10 hal yang harus diperhatikan bagi penderita GERD yang ingin berpuasa, seperti:
1. Jangan pernah melewatkan sahur
Sahur akan memberikan tenaga yang dibutuhkan ketika berpuasa. Jadi, jangan melewatkan sahur bagu kamu si pengidap GERD.
2. Kenali makanan dan minuman
Kenali makanan dan minuman yang memicu naiknya asam lambung, karena hal ini bisa jadi berbeda bagi setiap orang. Pilih makanan yang ‘aman’ untuk lambung, seperti karbohidrat, produk olahan dari biji-bijian, buah-buahan, sayuran yang tinggi serat, serta protein nabati dan hewani.
3. Hindari makanan berpotensi
Hindari makanan seperti tinggi lemak, pedas, ataupun asam. Hindari pula makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, cokelat, dan teh pekat.
4. Jangan menunda berbuka puasa
Berbuka puasa adalah waktu untuk memulihkan energi dan mengisi kembali semua nutrisi dan vitamin yang telah hilang sepanjang hari atau yang tidak diperoleh selama sahur.
5. Konsumsi makanan perlahan
Saat sahur dan berbuka puasa, konsumsi makanan secara perlahan, mulai dari makanan yang lembut.
6. Nutrisi seimbang dalam makanan
Pastikan menu berbuka puasa mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak, buah, dan sayuran.
7. Pertimbangan teknik memasak
Pertimbangkan teknik memasak makanan yang lebih sehat misalnya dengan kukus, panggang, bakar, rebus, menumis dengan sedikit minyak, atau menggoreng menggunakan air fryer.
8. Makan secukupnya
Biasakan makan secukupnya saat sahur dan berbuka. Makan terlalu banyak dalam satu waktu dapat membuat lambung bekerja lebih keras.
9. Hindari langsung berbaring
Hindari langsung berbaring setelah makan. Beri jeda kurang lebih tiga jam setelah waktu makan untuk tidur, demi mencegah terjadinya gejala refluks.
10. Pengelolaan stres
Kelola stres dengan baik. Stres merupakan salah satu faktor risiko pemicu GERD. Karenanya, beristirahatlah dengan cukup selama berpuasa dan lakukan teknik-teknik relaksasi jika diperlukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)