FITNESS & HEALTH

Pentingnya Skrining Kesehatan Tulang Belakang Sejak Dini

Medcom
Senin 03 Februari 2025 / 16:00
Jakarta: Skoliosis atau tulang punggung bengkok tak hanya terjadi di usia anak-anak atau remaja, tapi para orang tua juga bisa mengalaminya.

Skoliosis atau lengkungan abnormal pada tulang belakang adalah suatu kondisi yang tak hanya berkembang selama masa anak-anak atau remaja, tetapi kondisi ini juga bisa muncul di usia dewasa.

Ada dua jenis skoliosis yang berkembang saat dewasa. Ketika seorang pasien memiliki kondisi skoliosis untuk pertama kalinya hal itu disebut "de novo" atau scoliosis degeneratif. De novo biasanya muncul setelah usia 50 dan biasanya disebabkan oleh perubahan struktur tulang belakang.

Bentuk lainnya dikenal sebagai idiopatik skoliosis, yaitu skoliosis yang gejalanya sudah ada di tahun-tahun remaja dan baru berkembang saat seseorang dewasa. Tidak seperti skoliosis degeneratif, tidak ada penyebab pasti untuk jenis idiopatik. Namun, beberapa ahli berteori bahwa skoliosis idiopatik bisa berkembang akibat genetik dan bisa berasal dari lembutnya ligamen, lemahnya otot, atau perkembangan abnormal dari tulang.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO mencatat prevalensi skoliosis di Indonesia mencapai tiga sampai lima persen dari jumlah populasi. Skoliosis yang berat dapat mengganggu kesehatan, menimbulkan keluhan yang dapat mengganggu produktivitas, menyebabkan berbagai komplikasi, seperti nyeri punggung, kesulitan bernapas, dan gangguan pada organ dalam.
 
baca juga: Apakah Bumil dengan Skoliosis Bisa Melahirkan Secara Normal?


Kurangnya wawasan mengenai pentingnya peduli dengan kesehatan tulang belakang, membuat penderita skoliosis makin tahun makin bertambah. Hal itulah yang membuat Holywings Peduli mengadakan kegiatan cek kesehatan gratis, plus cek kondisi tulang belakang khusus warga RW 01 Bangka, Jakarta Selatan.

Acara dilaksanakan di HW Livehouse dan Tiger Kemang melibatkan serangkaian pemeriksaan kesehatan, seperti pengukuran gula darah, kolesterol, tekanan darah, hingga konsultasi medis yang langsung dilakukan oleh tenaga medis dari RS Siloam Mampang. Selain itu, 50 peserta yang mengikuti medical check up gratis ini juga mendapatkan obat-obatan atau vitamin sesuai hasil pemeriksaan.



"Kami ingin acara ini memotivasi masyarakat agar lebih rutin menjaga kesehatan dan menjalani gaya hidup sehat. Ini adalah bagian dari komitmen Holywings Peduli untuk mendukung kesehatan masyarakat," kata Andrew Susanto, Komisaris Utama Holywings Group sekaligus Ketua Program CSR Holywings Peduli.

Cek kondisi tulang punggung yang dilakukan oleh tim medis RS Siloam Mampang mengunakan metode pemeriksaan fisik menggunakan skoliometer. Pada setiap peserta Skoliometer diletakan melintasi deformitas tulang belakang. Kemudian akan dibaca sudut rotasi batang tubuh yang ditunjukkan oleh skoliometer. Pemeriksaan dianggap positif jika angka yang ditunjukkan skoliometer lebih dari 7 derajat.

Acara ini juga dilengkapi dengan seminar edukasi yang dibawakan oleh dr. Singgih, MKM dari RS Siloam Mampang, Jakarta Selatan. Dalam sesi ini, dokter Singgih menjelaskan tentang serba serbi mengenai skoliosis, gejala-gejala awal yang harus diwaspadai, dan langkah-langkah pencegahan.

"Pencegahan skoliosis bisa dimulai dari perubahan kecil dalam gaya hidup seperti mengonsumsi berbagai nutrisi baik, dan melakukan olahraga secara rutin, serta hindari menggunakan tas dalam kondisi berat terlalu sering menggunakan 1 bahu saja," jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(ELG)

MOST SEARCH