FITNESS & HEALTH
Tak Hanya Fisik, Kesehatan Mental Akibat Terjadi Banjir Harus Diwaspadai
Mia Vale
Rabu 05 Maret 2025 / 20:32
Jakarta: Curah hujan pada hari Senin, 3 Maret 2025 memang cukup tinggi. Akibatnya banyak daerah di Jabodetabek yang mengalami imbasnya. Bahkan, banjir untuk di beberapa daerah seakan sudah menjadi "tradisi" tahunan. Dan tentu saja, dari kejadian ini pasti ada dampak yang dirasakan, utamanya bagi korban banjir.
Banjir merupakan peristiwa berlimpahnya air yang meluap hingga meluap ke daratan, yang biasanya kering, akibat curah hujan yang tinggi, lelehan salju, atau masalah lain yang mengakibatkan air tak dapat diserap dengan cepat oleh tanah atau dialirkan oleh saluran air yang ada.
Banjir bisa terjadi secara tiba-tiba atau secara bertahap. Lantas, apa saja yang bisa berdampak dari terjadinya banjir?
Menurut analisis Aqueduct Global Flood Analyzer, Indonesia termasuk ke dalam negara yang penduduknya kerap terdampak banjir setiap tahun. Dan menurut Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, secara umum, banjir disebabkan oleh beberapa hal yakni:

(Masyarakat yang berada di wilayah rentan terhadap bencana juga lebih rentan mengalami stres kronis akibat sering terpapar risiko bencana. Dampak psikologis yang timbul, seperti stres pasca-trauma dan depresi. Untuk itu perlu coping yang tepat dan efektif pada korban banjir. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Saat terjadi banjir, sudah pasti akan menimbulkan kerugian, baik material maupun non material bagi masyarakat. Akibat yang ditinggalkan bajir bisa mengakibatkan rusaknya rumah dan barang-barang yang ada di dalamnya.
Ini tentu akan merugikan secara ekonomi. Selain itu ada lagi dampak yang timbul akibat banjir, yang berhubungan dengan kesehatan korbannya, seperti:
Dengan adanya banjir, tentu air ke pemukiman akan tersendat. Akibatnya, ketersediaan air bersih berkurang. Air sudah pasti akan terkontaminasi. Biasanya air banjir sering tercampur limbah domestik, industri, dan lumpur yang mengandung bakteri, virus, dan mikroorganisme. Hal ini tentu akan berdampak bagi kesehatan.
Saat banjir datang, otomatis ada berbagai penyakit yang siap menyerang. Penyebaran wabah penyakit ini rentan terhadap anak-anak dan kaum lanjut usia. Di Indonesia sendiri, penyakit yang paling diwaspadai ketika musim hujan tiba atau pasca banjir adalah demam berdarah.
Belum lagi penyakit dari berkeliarannya binatang pengerat, seperti leptospirosis, juga banyak ditemui. Selain itu, penyakit pernapasan (ISPA), pencernaan, dan kulit juga siap untuk menyerang pasca-banjir.
Korba jiwa bisa timbul dari terseretnya arus banjir yang deras ataupun dari korban banjir yang terkena penyakit seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Tak hanya penyakit, banyak pula korban jiwa terjadi karena penggunaan listrik atau peralatan elektronik di rumah yang sedang kebanjiran atau terkena sengatan listrik yang berasal dari tiang listrik yang belum dipadamkan.
Ternyata, bukan hanya kesehatan fisik, banjir pun bisa menyebabkan masalah kesehatan mental seperti stres, depresi, dan gangguan kecemasan. Masalah-masalah ini dapat berdampak jangka panjang pada kualitas hidup.
Gejala awal seperti kecemasan, stres, dan ketidakpastian bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti depresi, gangguan kecemasan, atau bahkan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
Menurut teori dari buku (Bechtel & Wiley, 2002) perubahan iklim dan bencana alam merupakan dua fenomena yang semakin memengaruhi kehidupan manusia di seluruh dunia. Selain merusak lingkungan dan infrastruktur, bencana banjir juga menimbulkan trauma mendalam pada korban yang mengalaminya.
Baca juga: Imbas Banjir Bekasi, Kemacetan Panjang Terjadi di Tol Jakarta-Cikampek
Selain itu, masyarakat yang berada di wilayah rentan terhadap bencana juga lebih rentan mengalami stres kronis akibat sering terpapar risiko bencana. Dampak psikologis yang timbul, seperti stres pasca-trauma dan depresi, dapat bersifat berkepanjangan dan memengaruhi kualitas hidup individu secara signifikan.
Apabila tidak ditangani secara tepat, dampak psikologis yang ditimbulkan oleh bencana banjir dapat semakin memburuk dan berpotensi berkembang menjadi gangguan kesehatan mental yang lebih berat serta berkepanjangan.
Untuk itu, memahami dampak psikologis ini sangatlah krusial. Dengan menyadari potensi dampak psikologis, kita akan lebih siap menghadapi bencana, mampu mengembangkan strategi coping yang efektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Banjir merupakan peristiwa berlimpahnya air yang meluap hingga meluap ke daratan, yang biasanya kering, akibat curah hujan yang tinggi, lelehan salju, atau masalah lain yang mengakibatkan air tak dapat diserap dengan cepat oleh tanah atau dialirkan oleh saluran air yang ada.
Banjir bisa terjadi secara tiba-tiba atau secara bertahap. Lantas, apa saja yang bisa berdampak dari terjadinya banjir?
Penyebab banjir
Menurut analisis Aqueduct Global Flood Analyzer, Indonesia termasuk ke dalam negara yang penduduknya kerap terdampak banjir setiap tahun. Dan menurut Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, secara umum, banjir disebabkan oleh beberapa hal yakni:
- - Curah hujan tinggi
- - Minimnya daerah resapan air
- - Adanya penyumbatan akibat buang sampah sembarangan
- - Penebangan pohon
- - Penurunan luasan hutan
Dampak dari banjir

(Masyarakat yang berada di wilayah rentan terhadap bencana juga lebih rentan mengalami stres kronis akibat sering terpapar risiko bencana. Dampak psikologis yang timbul, seperti stres pasca-trauma dan depresi. Untuk itu perlu coping yang tepat dan efektif pada korban banjir. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Saat terjadi banjir, sudah pasti akan menimbulkan kerugian, baik material maupun non material bagi masyarakat. Akibat yang ditinggalkan bajir bisa mengakibatkan rusaknya rumah dan barang-barang yang ada di dalamnya.
Ini tentu akan merugikan secara ekonomi. Selain itu ada lagi dampak yang timbul akibat banjir, yang berhubungan dengan kesehatan korbannya, seperti:
- Sulitnya air bersih
Dengan adanya banjir, tentu air ke pemukiman akan tersendat. Akibatnya, ketersediaan air bersih berkurang. Air sudah pasti akan terkontaminasi. Biasanya air banjir sering tercampur limbah domestik, industri, dan lumpur yang mengandung bakteri, virus, dan mikroorganisme. Hal ini tentu akan berdampak bagi kesehatan.
- Timbul masalah kesehatan
Saat banjir datang, otomatis ada berbagai penyakit yang siap menyerang. Penyebaran wabah penyakit ini rentan terhadap anak-anak dan kaum lanjut usia. Di Indonesia sendiri, penyakit yang paling diwaspadai ketika musim hujan tiba atau pasca banjir adalah demam berdarah.
Belum lagi penyakit dari berkeliarannya binatang pengerat, seperti leptospirosis, juga banyak ditemui. Selain itu, penyakit pernapasan (ISPA), pencernaan, dan kulit juga siap untuk menyerang pasca-banjir.
- Memakan korban jiwa
Korba jiwa bisa timbul dari terseretnya arus banjir yang deras ataupun dari korban banjir yang terkena penyakit seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Tak hanya penyakit, banyak pula korban jiwa terjadi karena penggunaan listrik atau peralatan elektronik di rumah yang sedang kebanjiran atau terkena sengatan listrik yang berasal dari tiang listrik yang belum dipadamkan.
Banjir dan kesehatan mental
Ternyata, bukan hanya kesehatan fisik, banjir pun bisa menyebabkan masalah kesehatan mental seperti stres, depresi, dan gangguan kecemasan. Masalah-masalah ini dapat berdampak jangka panjang pada kualitas hidup.
Gejala awal seperti kecemasan, stres, dan ketidakpastian bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti depresi, gangguan kecemasan, atau bahkan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
Menurut teori dari buku (Bechtel & Wiley, 2002) perubahan iklim dan bencana alam merupakan dua fenomena yang semakin memengaruhi kehidupan manusia di seluruh dunia. Selain merusak lingkungan dan infrastruktur, bencana banjir juga menimbulkan trauma mendalam pada korban yang mengalaminya.
Baca juga: Imbas Banjir Bekasi, Kemacetan Panjang Terjadi di Tol Jakarta-Cikampek
Selain itu, masyarakat yang berada di wilayah rentan terhadap bencana juga lebih rentan mengalami stres kronis akibat sering terpapar risiko bencana. Dampak psikologis yang timbul, seperti stres pasca-trauma dan depresi, dapat bersifat berkepanjangan dan memengaruhi kualitas hidup individu secara signifikan.
Apabila tidak ditangani secara tepat, dampak psikologis yang ditimbulkan oleh bencana banjir dapat semakin memburuk dan berpotensi berkembang menjadi gangguan kesehatan mental yang lebih berat serta berkepanjangan.
Untuk itu, memahami dampak psikologis ini sangatlah krusial. Dengan menyadari potensi dampak psikologis, kita akan lebih siap menghadapi bencana, mampu mengembangkan strategi coping yang efektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)