Jakarta: Kementerian Luar Negeri RI bersama seluruh diplomat Indonesia di dalam dan luar negeri melepas bantuan kemanusiaan untuk membantu korban banjir dahsyat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sebanyak 16 ton melalui program 'Diplomat Peduli' di Gedung Pancasila, Jumat 5 Desember 2025
Menteri Luar Negeri Sugiono, menyampaikan belasungkawa mendalam kepada para korban. Ia menegaskan dari arahan Presiden Prabowo Subianto agar semua elemen nasional bergerak tanpa menunda dalam menghadapi bencana besar di tiga provinsi tersebut.
“Ini adalah bentuk kepedulian dari rekan-rekan diplomat Kemlu. Bantuan ini disalurkan melalui (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) BNPB untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan,” ujar Menlu Sugiono.
Ia menambahkan bahwa diplomasi Indonesia selalu berpijak pada realitas di dalam negeri. “Upaya diplomasi yang kita lakukan semuanya berawal dari rumah kita sendiri.”
Menlu Sugiono menyebut bantuan yang dikirim mencakup bahan makanan, minuman, susu bayi, dan pakaian. Meski bernilai terbatas, ia menekankan bahwa solidaritas yang menggerakkan bantuan ini adalah pesan paling penting.
“Tidak akan menyelesaikan semua masalah, tetapi ini wujud kepedulian kami. Semoga apa yang kami berikan bisa bermanfaat,” tuturnya.
Menlu Sugiono juga mengucapkan terima kasih kepada negara-negara sahabat yang telah menyampaikan simpati. Ia mengatakan pemerintah terus bekerja keras untuk penanganan darurat, sekaligus mempersiapkan proses rehabilitasi dan rekonstruksi jangka panjang.
BNPB yang akan menyalurkan bantuan tersebut menyampaikan apresiasi atas dukungan Kemlu. Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Dr. Raditya Jati, menyebut bantuan dari Diplomat Peduli memiliki nilai emosional yang besar. “It’s not only delivering goods, it’s delivering hope. Sekecil apa pun bantuan akan memberi kekuatan bagi masyarakat yang terdampak,” katanya.
Raditya menjelaskan bahwa BNPB menjalankan koordinasi logistik dari Posko Halim, di mana barang-barang bantuan akan segera dikirim ke wilayah bencana. Ia menegaskan bahwa respon bencana kali ini melibatkan kerja kolektif lintas lembaga: TNI, Polri, kementerian/lembaga, organisasi masyarakat, dan berbagai unsur sipil.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Solidaritas semua pihak luar biasa,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa proses ini masih jauh dari selesai karena ke depan BNPB harus menjalankan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi bagi warga yang kehilangan tempat tinggal dan sumber penghidupan.
Raditya juga menyampaikan apresiasi kepada media yang terus memberikan informasi akurat kepada publik. Dok. Kemenlu RI Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News