FITNESS & HEALTH
Mengapa Leher dan Bahu Sering Tegang Saat Stres?
Kumara Anggita
Kamis 18 Februari 2021 / 15:00
Jakarta: Ketika mengalami stres entah karena permasalahan rumah tangga, pekerjaan, atau sekolah, bagian leher dan bahu bisa menjadi tegang. Kira-kira mengapa efek stres bisa mengarah ke dua bagian tersebut ya?
Dikutip dari Healthline, saat kamu mengalami peristiwa yang membuat stres atau kecemasan, otot kamu berkontraksi, terkadang dengan kuat. Ini adalah reaksi otomatis atau refleks. Ini dikenal sebagai respons stres atau respons "lawan atau lari".
Itu adalah cara tubuh kamu bersiap untuk menghadapi ancaman fisik yang dirasakan yang harus kamu lawan atau hindari.
Bersamaan dengan ketegangan otot, kamu mungkin juga memerhatikan gejala fisik lainnya saat kamu stres atau cemas, seperti detak jantung yang cepat, pernapasan cepat dan dangkal, kulit menjadi dingin, dan berkeringat.
Meskipun respons stres tubuh kamu dirancang untuk membantu kamu menghadapi ancaman fisik, tubuh kamu merespons dengan cara yang sama saat ancaman tersebut bukan fisik. Otot kamu mungkin menegang saat kamu terjebak kemacetan, menghadapi tekanan di tempat kerja, atau menonton berita.
Menurut American Psychological Association (APA), otot dan organ lain mungkin hanya akan rileks kembali setelah ancaman yang dirasakan telah berlalu.
Jika stres terus berlanjut, dalam arti situasi stres tampaknya tidak memiliki akhir yang jelas maka tubuh kamu mungkin tetap dalam keadaan kesiapan yang tinggi untuk menghadapi ancaman. Akibatnya, otot kamu mungkin tetap tegang dan kencang lebih lama dari yang seharusnya.
Menurut APA, ketegangan otot yang berlangsung di leher dan bahu dapat menyebabkan masalah yang lebih serius seperti nyeri punggung dan bahu, nyeri tubuh, serta sakit kepala migrain dan tegang.
Untuk mengurangi ketegangan, salah satu cara yang bisa kamu gunakan adalah dengan merenggangkan leher. Ini akan membantu tubuhmu jadi lebih rileks.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dikutip dari Healthline, saat kamu mengalami peristiwa yang membuat stres atau kecemasan, otot kamu berkontraksi, terkadang dengan kuat. Ini adalah reaksi otomatis atau refleks. Ini dikenal sebagai respons stres atau respons "lawan atau lari".
Itu adalah cara tubuh kamu bersiap untuk menghadapi ancaman fisik yang dirasakan yang harus kamu lawan atau hindari.
Bersamaan dengan ketegangan otot, kamu mungkin juga memerhatikan gejala fisik lainnya saat kamu stres atau cemas, seperti detak jantung yang cepat, pernapasan cepat dan dangkal, kulit menjadi dingin, dan berkeringat.
Meskipun respons stres tubuh kamu dirancang untuk membantu kamu menghadapi ancaman fisik, tubuh kamu merespons dengan cara yang sama saat ancaman tersebut bukan fisik. Otot kamu mungkin menegang saat kamu terjebak kemacetan, menghadapi tekanan di tempat kerja, atau menonton berita.
Saat stres berlalu
Menurut American Psychological Association (APA), otot dan organ lain mungkin hanya akan rileks kembali setelah ancaman yang dirasakan telah berlalu.
Jika stres terus berlanjut, dalam arti situasi stres tampaknya tidak memiliki akhir yang jelas maka tubuh kamu mungkin tetap dalam keadaan kesiapan yang tinggi untuk menghadapi ancaman. Akibatnya, otot kamu mungkin tetap tegang dan kencang lebih lama dari yang seharusnya.
Menurut APA, ketegangan otot yang berlangsung di leher dan bahu dapat menyebabkan masalah yang lebih serius seperti nyeri punggung dan bahu, nyeri tubuh, serta sakit kepala migrain dan tegang.
Untuk mengurangi ketegangan, salah satu cara yang bisa kamu gunakan adalah dengan merenggangkan leher. Ini akan membantu tubuhmu jadi lebih rileks.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)