FITNESS & HEALTH
Hasil Antigen Negatif, tapi Gejala Menunjukkan Covid-19, Harus Bagaimana?
Mia Vale
Senin 01 Agustus 2022 / 08:05
Jakarta: Saat ini kasus covid-19 di dunia, utamanya di Indonesia kembali menancapkan kukunya. Penyebaran subvarian Omicron BA4 dan BA5 disinyalir bisa menginfeksi walaupun seseorang tersebut, sebelumnya sudah pernah terkena covid-19 atau telah divaksinasi lengkap.
Dengan merebaknya dua subvarian tersebut, para ahli langsung berusaha mencari tahu apakah mutasi BA5 yang menjadi penyebab utama sulitnya mendeteksi gejala.
Tentu saja hal itu menyebabkan kebingungan para tenaga medis. Pasalnya, bisa saja seorang pasien memiliki gejala yang menunjukkan gejala covid-19 namun ketika di antigen hasil menunjukkan negatif. Seperti kita ketahui, gejala covid-19 seperti demam, kelelahan, nyeri otot, kehilangan indra perasa dan atau penciuman.
"Subvarian BA5 dan BA4 memerlukan waktu sedikit lebih lama untuk menunjukkan hasil positif melalui tes antigen. Ketika mutasi terjadi, entah bagaimana itu mengubah struktur protein yang berbeda ini, yang dapat mengakibatkan penurunan deteksi oleh pengujian antigen," papar Esther Babady, kepala layanan mikrobiologi klinis di Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York.
Selain terjadinya mutasi yang mengakibatkan struktur protein berubah, diduga BA4 dan BA5 sulit dideteksi dipicu karena merek tes antigen tertentu yang digunakan.
"Kesulitan dalam membuat satu hasil untuk semua tes antigen cepat, ada begitu banyak merek yang sudah ada di pasaran dan semuanya tidak sama," imbuh Babady.
Sementara itu, Mohamed Z. Satti, spesialis penyakit menular dan anggota fakultas di division of public health, Michigan State University menyatakan bahwa terlalu dini bila para ahli mengklaim tes antigen tidak dapat mendeteksi subvarian BA5.
.jpg)
(Menurut Mohamed Z. Satti, spesialis penyakit menular dan anggota fakultas di division of public health, Michigan State University, hasil negatif dari tes antigen di rumah bisa jadi disebabkan oleh penanganan tes yang tidak tepat. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
Ia yakin, setiap individu jika mengalami gejala atau merasa sudah terpapar covid-19 dari seseorang, maka harus tes antigen di rumah.
"Kita masih harus terus melakukan pengujian di rumah. Sampai sekarang dari semua data yang saya lihat, pengujian di rumah masih berfungsi dan lumayan sensitif untuk diandalkan," pungkas Satti.
Menurut Satti, hasil negatif dari tes antigen di rumah bisa jadi disebabkan oleh penanganan tes yang tidak tepat. Dari temuan tersebut, Satti mengatakan kemungkinan prevalensi hasil negatif disebabkan oleh penerapan tes antigen di rumah yang tidak akurat.
Tak hanya antigen, Babady juga menganjurkan untuk melakukan tes PCR karena jauh lebih sensitif ketimbang antigen. "Jika individu memiliki kecurigaan tinggi menderita BA5 dan tes antigen mereka negatif, tes PCR akan benar-benar berguna," tegas Babady, seperti yang dijelaskan dalam laman CNBC.
Kemungkinan lain, gejala yang sebenarnya kita rasakan menunjukkan tubuh terserang flu biasa atau alergi. Apa pun hasil tes antigen, jika kita mengalami gejala yang identik dengan covid-19, Babady menyarankan kita agar mengisolasi diri dan memakai masker di dalam ruangan.
Ia juga mengingatkan, gejala ringan bisa berkembang menjadi gejala parah bagi orang lain, terutama jika orang tersebut lebih berisiko terinfeksi covid-19.
Satu hal yang juga harus diperhatikan di mana Kevin Dieckhaus, kepala divisi penyakit menular di UConn Health menjelaskan, ada baiknya melakukan beberapa kali tes antigen di rumah selama beberapa hari jika kita sulit mendapatkan akses untuk tes PCR.
"Biasanya kita harus menjalani 2 tes selama 24 jam yang hasilnya negatif sebelum kita benar-benar memercayai hasil tes," terang Dieckhaus.
Bahkan, bila gejala covid-19 masih terasa, Dieckhaus menganjurkan untuk tes antigen tiga kali selama tiga hari, dengan rentang waktu 24 jam di antara setiap tes. Pasalnya, ada kemungkinan diperlukan lebih banyak pengujian dalam jangka waktu yang lebih lama sebelum kita memercayai hasilnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dengan merebaknya dua subvarian tersebut, para ahli langsung berusaha mencari tahu apakah mutasi BA5 yang menjadi penyebab utama sulitnya mendeteksi gejala.
Tentu saja hal itu menyebabkan kebingungan para tenaga medis. Pasalnya, bisa saja seorang pasien memiliki gejala yang menunjukkan gejala covid-19 namun ketika di antigen hasil menunjukkan negatif. Seperti kita ketahui, gejala covid-19 seperti demam, kelelahan, nyeri otot, kehilangan indra perasa dan atau penciuman.
"Subvarian BA5 dan BA4 memerlukan waktu sedikit lebih lama untuk menunjukkan hasil positif melalui tes antigen. Ketika mutasi terjadi, entah bagaimana itu mengubah struktur protein yang berbeda ini, yang dapat mengakibatkan penurunan deteksi oleh pengujian antigen," papar Esther Babady, kepala layanan mikrobiologi klinis di Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York.
Selain terjadinya mutasi yang mengakibatkan struktur protein berubah, diduga BA4 dan BA5 sulit dideteksi dipicu karena merek tes antigen tertentu yang digunakan.
"Kesulitan dalam membuat satu hasil untuk semua tes antigen cepat, ada begitu banyak merek yang sudah ada di pasaran dan semuanya tidak sama," imbuh Babady.
Sementara itu, Mohamed Z. Satti, spesialis penyakit menular dan anggota fakultas di division of public health, Michigan State University menyatakan bahwa terlalu dini bila para ahli mengklaim tes antigen tidak dapat mendeteksi subvarian BA5.
.jpg)
(Menurut Mohamed Z. Satti, spesialis penyakit menular dan anggota fakultas di division of public health, Michigan State University, hasil negatif dari tes antigen di rumah bisa jadi disebabkan oleh penanganan tes yang tidak tepat. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
Ia yakin, setiap individu jika mengalami gejala atau merasa sudah terpapar covid-19 dari seseorang, maka harus tes antigen di rumah.
"Kita masih harus terus melakukan pengujian di rumah. Sampai sekarang dari semua data yang saya lihat, pengujian di rumah masih berfungsi dan lumayan sensitif untuk diandalkan," pungkas Satti.
Menurut Satti, hasil negatif dari tes antigen di rumah bisa jadi disebabkan oleh penanganan tes yang tidak tepat. Dari temuan tersebut, Satti mengatakan kemungkinan prevalensi hasil negatif disebabkan oleh penerapan tes antigen di rumah yang tidak akurat.
Tak hanya antigen, Babady juga menganjurkan untuk melakukan tes PCR karena jauh lebih sensitif ketimbang antigen. "Jika individu memiliki kecurigaan tinggi menderita BA5 dan tes antigen mereka negatif, tes PCR akan benar-benar berguna," tegas Babady, seperti yang dijelaskan dalam laman CNBC.
Kemungkinan lain, gejala yang sebenarnya kita rasakan menunjukkan tubuh terserang flu biasa atau alergi. Apa pun hasil tes antigen, jika kita mengalami gejala yang identik dengan covid-19, Babady menyarankan kita agar mengisolasi diri dan memakai masker di dalam ruangan.
Ia juga mengingatkan, gejala ringan bisa berkembang menjadi gejala parah bagi orang lain, terutama jika orang tersebut lebih berisiko terinfeksi covid-19.
Satu hal yang juga harus diperhatikan di mana Kevin Dieckhaus, kepala divisi penyakit menular di UConn Health menjelaskan, ada baiknya melakukan beberapa kali tes antigen di rumah selama beberapa hari jika kita sulit mendapatkan akses untuk tes PCR.
"Biasanya kita harus menjalani 2 tes selama 24 jam yang hasilnya negatif sebelum kita benar-benar memercayai hasil tes," terang Dieckhaus.
Bahkan, bila gejala covid-19 masih terasa, Dieckhaus menganjurkan untuk tes antigen tiga kali selama tiga hari, dengan rentang waktu 24 jam di antara setiap tes. Pasalnya, ada kemungkinan diperlukan lebih banyak pengujian dalam jangka waktu yang lebih lama sebelum kita memercayai hasilnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)