FITNESS & HEALTH

Buta Warna Parsial Adalah: Pengertian, Penyebab, dan Tesnya

Muhammad Syahrul Ramadhan
Selasa 31 Mei 2022 / 15:40
Jakarta: Seorang pemuda bernama Fahri Fadilah Nur Rizki Viral di media sosial setelah mengaku tidak lolos mengikuti pendidikan calon Bintara Polri meski dinyatakan lulus tes. Namun, belakangan diketahui Fahri dinyatakan tidak dapat mengikuti pendidikan karena memiliki masalah kesehatan, yaitu buta warna parsial.

"Berdasarkan surat dari Mabes Polri, sebelum peserta mengikuti pendidikan, ada kegiatan supervisi dari peserta yang telah dinyatakan lulus. Kemudian supervisi menemukan yang bersangkutan tidak memenuhi syarat dengan temuan buta warna parsial," kata Endra Zulpan di Jakarta, Senin, 30 Mei 2022.

Apa itu buta warna parsial?

Lalu apa sih sebenarnya buta warna parsial dan bagaimana cara tesnya? Sebelum membahas buta warna parsial, sebelumnya perlu mengetahui apa itu buta warna.

Dikutip dari laman RSUD Kabupaten Sidoarjo, buta warna istilah umum untuk gangguan persepsi warna. Di mana penderitanya kesulitan membedakan nuansa warna atau buta terhadap warna tertentu.

Buta warna dalam artian di mana segala sesuatu terlihat dalam nuansa hitam dan putih, sangat jarang terjadi. Dinukil dari laman Halodoc, kebanyakan orang yang mengalami buta warna, melihat sebuah warna yang berbeda dengan yang seharusnya terlihat.

Buta warna parsial

Ada dua jenis buta warna, yakni buta warna total dan buta warna parsial. Buta warna parsial sendiri merupakan buta warna yang paling umum terjadi.

Penderita buta warna parsial memiliki persepsi yang berbeda ketika melihat warna sehingga kesulitan untuk membedakan warna tertentu. Ada beberapa faktor yang membuat seseorang mengalami buta warna parsial. Berikut beberapa penyebabnya:

Penyebab Buta Warna Parsial

1. Faktor keturunan

Buta warna merupakan kelainan genetika yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Buta warna ini lebih banyak diwariskan ke anak laki-laki dibandingkan perempuan. Berdasarkan statistik sekitar 5-8 persen  laki-laki dan 0,5 persen perempuan menyandang buta warna.

2. Penunaan

Selain faktor genetik, buta warna parsial juga bisa terjadi karena faktor usia. Seiring bertambahnya usia fungsi penglihatan juga akan menurun.
Risiko buta warna parsial meningkat pada lansia yang memiliki penyakit mata akibat penuaan, misalnya penyakit degenerasi makula dan katarak.
 

3. Cedera mata atau otak

Cedera di bagian mata atau otak juga bisa membuat seseorang menderita buta warna parsial. Cedera pada retina bisa memicu buta warna parsial.

Kemudian cedera di kepala yang berakibat kerusakan bagian otak untuk mengenal persepsi warna juga bisa menjadi pemicu buta warna parsial.

Tes buta warna

Ada beberapa jenis untuk mendiagnosa seseorang menderita buta warna parsial. Berikut beberapa tesnya:

Tes Ishihara

Pertama ada tes Ishihara, tes ini sering ditemui saat akan membuat SIM baru atau memperpanjang SIM. Tes tes buta warna ini dikembangkan oleh Dr. Shinobu Ishihara dan pertama kali dipublikasi pada tahun 1917 di Jepang. Sejak saat itu, tes ini terus digunakan di seluruh dunia sampai sekarang.

Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang didalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik berwarna tersebut disusun sehingga membentuk lingkaran.

Tes buta warna Tes Ishihara
(Tes buta warna Tes Ishihara)

Warna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan melihat perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal (pseudo-isochromaticism). Tes Ishihara ini sendiri merupakan kumpulan kartu bergambar yang tersusun dan bintik-bintik berwarna.

Gambarnya biasanya berupa satu atau lebih angka yang tersusun dari bintik-bintik di antara bintik-bintik warna lain yang sedikit berbeda dan dapat dilihat dengan mata normal, tapi tidak bisa pada penderita defisiensi sebagian warna.

Tes ini dilakukan dengan satu mata tertutup secara bergantian. Pasien harus membaca huruf atau angka yang terdapat dalam gambar tersebut dengan satu mata tertutup.

Tes Cambridge


Tes ini mirip dengan tes ishihara. Bedanya tes ini dilakukan dengan bantuan komputer. Pasien diminta melihat lingkaran. Jika kamu bisa melihat huruf C dengan jelas maka kamu tidak menderita buta warna.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RUL)

MOST SEARCH