FITNESS & HEALTH
Mengapa Pria Lebih Banyak Mengalami Buta Warna?
A. Firdaus
Rabu 19 Juni 2024 / 18:09
Jakarta: Buta warna atau dalam bahasa medis dikenal dengan color vision deficiency. Yaitu, kurangnya sensitivitas mata terhadap persepsi warna tertentu, seperti merah, hijau, biru, atau campuran warna tersebut.
Buta warna bisa terjadi karena beberapa faktor, di antaranya genetik, bawaan penyakit, hingga penuaan. Lebih detail, buta warna bisa terjadi karena salah satu atau lebih sel kerucut tidak dapat bekerja secara optima, sehingga seseorang keliru mendeteksi warna.
Perlu diketahui, retina mata memiliki dua buah sel yang bertugas untuk mendeteksi adanya cahaya, yaitu sel kerucut dan sel batang. Sel kerucut mendeteksi adanya warna dan terpusat pada bagian tengah. Sedangkan sel batang hanya mampu mendeteksi warna gelap, terang, dan memiliki sensitivitas yang tinggi pada cahaya rendah.
Baca juga: Mengenal Kondisi dan Penyebab Buta Warna
Sel kerucut sendiri terbagi menjadi tiga yang dapat mengidentifikasi warna, yaitu biru, hijau, dan merah. Selanjutnya, otak akan memakai input dari sel ini untuk mengidentifikasi warna.
Melansir Halodoc, buta warna sebenarnya termasuk kasus yang jarang ditemui, tetapi bisa terjadi pada semua usia dan jenis kelamin. Fakta lainnnya mengatakan, buta warna paling banyak dialami oleh pria.
Buta warna yang dialami pada pria, karena gen penyebab buta warna disebabkan akibat kromosom X. Pria hanya mempunyai sebuah kromosom X, sementara wanita memiliki dua kromosom X.
Pada wanita, gen yang terdapat pada salah satu kromosom X sudah cukup untuk mengimbangi jika kromosom X lain mengalami masalah.
Sedangkan pada pria, kelainan pada kromosom X tidak dapat diimbangi dengan kromosom Y. Inilah yang menyebabkan pria lebih berisiko mengalami buta warna dibandingkan dengan wanita.
Kendati demikian, buta warna tidak bisa diturunkan dari ayah ke anak. Sebab, gen penyebab buta hanya bisa diwariskan dari ibu pada anaknya. Jadi, apabila ibu mengidap buta warna merah-hijau, semua anak laki-lakinya akan mengalami kondisi serupa.
Namun, apabila ayah yang mengidap kelainan ini, anak-anaknya belum tentu mengalami kondisi yang sama jika ibu tidak memiliki atau membawa gen tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Buta warna bisa terjadi karena beberapa faktor, di antaranya genetik, bawaan penyakit, hingga penuaan. Lebih detail, buta warna bisa terjadi karena salah satu atau lebih sel kerucut tidak dapat bekerja secara optima, sehingga seseorang keliru mendeteksi warna.
Perlu diketahui, retina mata memiliki dua buah sel yang bertugas untuk mendeteksi adanya cahaya, yaitu sel kerucut dan sel batang. Sel kerucut mendeteksi adanya warna dan terpusat pada bagian tengah. Sedangkan sel batang hanya mampu mendeteksi warna gelap, terang, dan memiliki sensitivitas yang tinggi pada cahaya rendah.
Baca juga: Mengenal Kondisi dan Penyebab Buta Warna
Sel kerucut sendiri terbagi menjadi tiga yang dapat mengidentifikasi warna, yaitu biru, hijau, dan merah. Selanjutnya, otak akan memakai input dari sel ini untuk mengidentifikasi warna.
Melansir Halodoc, buta warna sebenarnya termasuk kasus yang jarang ditemui, tetapi bisa terjadi pada semua usia dan jenis kelamin. Fakta lainnnya mengatakan, buta warna paling banyak dialami oleh pria.
Buta warna yang dialami pada pria, karena gen penyebab buta warna disebabkan akibat kromosom X. Pria hanya mempunyai sebuah kromosom X, sementara wanita memiliki dua kromosom X.
Pada wanita, gen yang terdapat pada salah satu kromosom X sudah cukup untuk mengimbangi jika kromosom X lain mengalami masalah.
Sedangkan pada pria, kelainan pada kromosom X tidak dapat diimbangi dengan kromosom Y. Inilah yang menyebabkan pria lebih berisiko mengalami buta warna dibandingkan dengan wanita.
Kendati demikian, buta warna tidak bisa diturunkan dari ayah ke anak. Sebab, gen penyebab buta hanya bisa diwariskan dari ibu pada anaknya. Jadi, apabila ibu mengidap buta warna merah-hijau, semua anak laki-lakinya akan mengalami kondisi serupa.
Namun, apabila ayah yang mengidap kelainan ini, anak-anaknya belum tentu mengalami kondisi yang sama jika ibu tidak memiliki atau membawa gen tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)