FITNESS & HEALTH
Umur Berapa si Kecil Siap Disunat? Ini Rekomendasi Dokter
Aulia Putriningtias
Selasa 02 Juli 2024 / 12:12
Jakarta: Sebelum mengajak si kecil khitan, sunat, atau secara medis dikenal dengan istilah sirkumsisi, para orang tua biasanya akan melakukan survei terlebih dahulu. Sebenarnya, umur berapa sebaiknya anak disunat?
Sunat atau khitan adalah proses pelepasan atau pemotongan kulup atau kulit yang menyelubungi ujung penis. Khitan biasanya dilakukan saat Si Kecil masih dikategorikan anak-anak.
Menurut dr. Yessi Eldiyani, Sp. B. A., Subsp. D. A., (K) selaku Dokter Spesialis Bedah Anak Subspesialis Bedah Digestif Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, tidak ada usia tertentu yang dipandang optimal untuk melakukan prosedur khitan.
Jika tidak ada masalah atau indikasi medis tertentu, khitan atau sunat dapat dilakukan kapan saja. Saat ini, semakin banyak orang tua yang tak segan membawa anaknya untuk dikhitan sejak dini, bahkan sebelum si kecil berusia satu tahun.
Baca juga: Peringatan! Pria di Atas 55 Tahun Jangan Banyak Minum di Malam Hari
Selain karena adanya indikasi medis, juga untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih. Manfaat yang didapat dengan khitan yang dilakukan ketika bayi tak jauh berbeda dengan tindakan khitan yang dilakukan ketika anak berusia sekolah.
Bedanya, penggunaan anestesi pada pasien bayi dapat lebih sedikit dibandingkan dengan anak yang berusia lebih besar. Lalu, ketika masih bayi, si kecil belum terlalu banyak bergerak, sehingga proses penyembuhan pun dapat lebih cepat. Risiko khitan saat bayi, usia balita, hingga usia sekolah juga relatif sama.
Selain diwajibkan dari sisi syariat agama Islam, ternyata dari sisi medis banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh orang yang menjalani proses khitan. Dilansir dalam laman Kementerian Kesehatan RS Sardjito, berikut manfaatnya:
- Mengurangi risiko infeksi penyakit seksual menular seperti human papilloma virus (HPV) dan penyakit seksual menular seperti herpes atau sifilis.
- Mencegah terjadinya penyakit pada penis seperti nyeri pada kepala atau kulup penis yang disebut fimosis. Kondisi ini bisa menyebabkan radang pada kepala penis yang disebut balanitis.
- Mengurangi risiko infeksi saluran kemih yang dapat merujuk kepada masalah ginjal. Infeksi ini umumnya lebih sering terjadi pada orang yang tidak menjalani sunat.
- Mengurangi risiko kanker serviks pada pasangan. Risiko kanker serviks menurun pada wanita yang pasangannya telah menjalani prosedur sirkumsisi.
- Mengurangi risiko kanker penis.
- Membuat kesehatan penis lebih terjaga dan mencegah terjadinya peradangan, mengingat ujung penis merupakan tepat tumbuhnya bakteri dan jamur.
Itulah manfaat yang bisa diperoleh Si Kecil dari sisi kesehatan jika menjalani khitan. Setelah tindakan khitan, pasien akan mengalami beberapa reaksi jangka pendek yang tidak membahayakan. Oleh karena itu, hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Pasien disarankan untuk menggunakan celana dalam yang lebih longgar atau celana dalam sunat. Jika selesai berkemih jangan lupa bersihkan sisa air dengan tisu atau kasa pada tiga hari pertama setelah khitan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Sunat atau khitan adalah proses pelepasan atau pemotongan kulup atau kulit yang menyelubungi ujung penis. Khitan biasanya dilakukan saat Si Kecil masih dikategorikan anak-anak.
Menurut dr. Yessi Eldiyani, Sp. B. A., Subsp. D. A., (K) selaku Dokter Spesialis Bedah Anak Subspesialis Bedah Digestif Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, tidak ada usia tertentu yang dipandang optimal untuk melakukan prosedur khitan.
Jika tidak ada masalah atau indikasi medis tertentu, khitan atau sunat dapat dilakukan kapan saja. Saat ini, semakin banyak orang tua yang tak segan membawa anaknya untuk dikhitan sejak dini, bahkan sebelum si kecil berusia satu tahun.
Baca juga: Peringatan! Pria di Atas 55 Tahun Jangan Banyak Minum di Malam Hari
Selain karena adanya indikasi medis, juga untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih. Manfaat yang didapat dengan khitan yang dilakukan ketika bayi tak jauh berbeda dengan tindakan khitan yang dilakukan ketika anak berusia sekolah.
Bedanya, penggunaan anestesi pada pasien bayi dapat lebih sedikit dibandingkan dengan anak yang berusia lebih besar. Lalu, ketika masih bayi, si kecil belum terlalu banyak bergerak, sehingga proses penyembuhan pun dapat lebih cepat. Risiko khitan saat bayi, usia balita, hingga usia sekolah juga relatif sama.
Apa manfaat khitan untuk Si Kecil?
Selain diwajibkan dari sisi syariat agama Islam, ternyata dari sisi medis banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh orang yang menjalani proses khitan. Dilansir dalam laman Kementerian Kesehatan RS Sardjito, berikut manfaatnya:
- Mengurangi risiko infeksi penyakit seksual menular seperti human papilloma virus (HPV) dan penyakit seksual menular seperti herpes atau sifilis.
- Mencegah terjadinya penyakit pada penis seperti nyeri pada kepala atau kulup penis yang disebut fimosis. Kondisi ini bisa menyebabkan radang pada kepala penis yang disebut balanitis.
- Mengurangi risiko infeksi saluran kemih yang dapat merujuk kepada masalah ginjal. Infeksi ini umumnya lebih sering terjadi pada orang yang tidak menjalani sunat.
- Mengurangi risiko kanker serviks pada pasangan. Risiko kanker serviks menurun pada wanita yang pasangannya telah menjalani prosedur sirkumsisi.
- Mengurangi risiko kanker penis.
- Membuat kesehatan penis lebih terjaga dan mencegah terjadinya peradangan, mengingat ujung penis merupakan tepat tumbuhnya bakteri dan jamur.
Itulah manfaat yang bisa diperoleh Si Kecil dari sisi kesehatan jika menjalani khitan. Setelah tindakan khitan, pasien akan mengalami beberapa reaksi jangka pendek yang tidak membahayakan. Oleh karena itu, hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Pasien disarankan untuk menggunakan celana dalam yang lebih longgar atau celana dalam sunat. Jika selesai berkemih jangan lupa bersihkan sisa air dengan tisu atau kasa pada tiga hari pertama setelah khitan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)