FITNESS & HEALTH
Begini Cara dan Waktu Terbaik Deteksi Gejala Kanker Payudara
Elang Riki Yanuar
Minggu 13 Februari 2022 / 08:00
Jakarta: Sejumlah ahli dari World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kanker payudara menjadi penyakit kedua terbanyak yang mematikan bagi kaum perempuan setelah kanker paru. Karena itu, kaum perempuan wajib melakukan deteksi dini jika mengalami gejala penyakit tersebut.
Kanker payudara memiliki beberapa gejala selain benjolan pada payudara. Menurut dr. Esther Felicita Tambayong, Sp.B dari Siloam Hospitals Balikpapan, kanker payudara punya gejala berupa benjolan yang bentuknya tidak beraturan. Namun, kebanyakan benjolannya tidak terasa nyeri.
"Biasanya diikuti dengan adanya perubahan dari warna kulit payudara pada penderita. Bahkan jika sudah parah kondisi kulit seperti kulit jeruk yang disertai luka berbau pada bagian kulit payudara tersebut. Dan luka yang dialami terjadi tanpa sebab dan sulit untuk sembuh," jelas dr. Esther Felicita Tambayong, Sp.B.
Beberapa gejala kanker payudara juga terjadi dengan kondisi bagian puting yang tertarik ke dalam dan bentuk payudara menjadi tidak simetris antara satu dengan yang lain.
Salah satu langkah paling awal yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya gejala kanker payudara adalah dengan melakukan pengecekan diri. Kondisi terbaik adalah saat satu minggu setelah haid hari pertama. Karena saat itu payudara dalam kondisi paling lembek.
"Dengan kondisi setelah hari pertama menstruasi, kita bisa memeriksakan kondisi payudara apakah terdapat benjolan atau tidak. Kemudian kita dapat mengecek dengan cara mengangkat salah satu tangan dengan memegang kepala bagian belakang, lalu salah satu tangan lain meraba payudara dengan menggunakan tiga jari bagian ujung," jelasnya lagi.
Esther melanjutkan, lakukan cara menekan dari bagian bawah ke atas kemudian berikan penekanan dengan cara memutar, lalu tekan dari tengah hingga ke sisi samping kiri dan kanan.
"Lakukan hal ini saat Anda sedang mandi karena dapat memudahkan saat dilakukan penekanan dengan kondisi basah dan terkena sabun. Pemeriksaan lain juga dapat dilakukan dengan cara memencet puting payudara untuk memastikan apakah ada cairan yang keluar berupa darah atau berwarna kemerahan," ungkapnya.
Deteksi pada bagian ketiak juga perlu dilakukan. Langkah ini disebut Esther untuk melihat apakah terdapat benjolan lain di bagian tersebut.
"Lakukan pemeriksaan pada bagian ketiak apakah terdapat benjolan yang merupakan benjolan penyerta dari keganasan kanker pada payudara tersebut. Namun perlu diketahui juga bahwa setiap benjolan pada payudara bukan berarti kanker, benjolan pada payudara terbagi menjadi benjolan jinak, yang kebanyakan dialami pada usia muda," terangnya.
Menurut Esther, benjolan ganas biasanya dialami pada wanita di atas usia 40 tahun. Namun, masih ada juga ditemukan kasus terjadi pada usia di bawah 40 tahun.
"Keganasan kanker pada payudara sangat erat hubungannya dengan paparan hormon estrogen yang dimulai pada wanita mengalami haid pertama kali. Wanita yang berisiko lebih tinggi mengalami kanker payudara adalah wanita yang tidak punya anak atau punya anak lebih dari umur 30 tahun, mengonsumsi obat KB hormon dalam jangka lebih dari 5 tahun, memiliki keluarga dekat yang mengalami kanker payudara maupun kanker di organ lainnya," paparnya lagi.
Kanker payudara dapat juga terjadi pada pria, tapi kasusnya tidak sebanyak yang terjadi pada wanita karena kelenjar payudara pada pria tidak banyak berkembang seperti pertumbuhan kelenjar payudara pada wanita.
"Jadi tidak perlu khawatir selama Anda tetap melakukan pemeriksaan diri secara rutin pada payudara dengan cara-cara yang dipaparkan sebelumnya," tutup Esther.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(ELG)
Kanker payudara memiliki beberapa gejala selain benjolan pada payudara. Menurut dr. Esther Felicita Tambayong, Sp.B dari Siloam Hospitals Balikpapan, kanker payudara punya gejala berupa benjolan yang bentuknya tidak beraturan. Namun, kebanyakan benjolannya tidak terasa nyeri.
"Biasanya diikuti dengan adanya perubahan dari warna kulit payudara pada penderita. Bahkan jika sudah parah kondisi kulit seperti kulit jeruk yang disertai luka berbau pada bagian kulit payudara tersebut. Dan luka yang dialami terjadi tanpa sebab dan sulit untuk sembuh," jelas dr. Esther Felicita Tambayong, Sp.B.
Beberapa gejala kanker payudara juga terjadi dengan kondisi bagian puting yang tertarik ke dalam dan bentuk payudara menjadi tidak simetris antara satu dengan yang lain.
Cara Deteksi Dini Gejala Kanker Payudara
Salah satu langkah paling awal yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya gejala kanker payudara adalah dengan melakukan pengecekan diri. Kondisi terbaik adalah saat satu minggu setelah haid hari pertama. Karena saat itu payudara dalam kondisi paling lembek.
"Dengan kondisi setelah hari pertama menstruasi, kita bisa memeriksakan kondisi payudara apakah terdapat benjolan atau tidak. Kemudian kita dapat mengecek dengan cara mengangkat salah satu tangan dengan memegang kepala bagian belakang, lalu salah satu tangan lain meraba payudara dengan menggunakan tiga jari bagian ujung," jelasnya lagi.
Esther melanjutkan, lakukan cara menekan dari bagian bawah ke atas kemudian berikan penekanan dengan cara memutar, lalu tekan dari tengah hingga ke sisi samping kiri dan kanan.
"Lakukan hal ini saat Anda sedang mandi karena dapat memudahkan saat dilakukan penekanan dengan kondisi basah dan terkena sabun. Pemeriksaan lain juga dapat dilakukan dengan cara memencet puting payudara untuk memastikan apakah ada cairan yang keluar berupa darah atau berwarna kemerahan," ungkapnya.
Deteksi pada bagian ketiak juga perlu dilakukan. Langkah ini disebut Esther untuk melihat apakah terdapat benjolan lain di bagian tersebut.
"Lakukan pemeriksaan pada bagian ketiak apakah terdapat benjolan yang merupakan benjolan penyerta dari keganasan kanker pada payudara tersebut. Namun perlu diketahui juga bahwa setiap benjolan pada payudara bukan berarti kanker, benjolan pada payudara terbagi menjadi benjolan jinak, yang kebanyakan dialami pada usia muda," terangnya.
Menurut Esther, benjolan ganas biasanya dialami pada wanita di atas usia 40 tahun. Namun, masih ada juga ditemukan kasus terjadi pada usia di bawah 40 tahun.
"Keganasan kanker pada payudara sangat erat hubungannya dengan paparan hormon estrogen yang dimulai pada wanita mengalami haid pertama kali. Wanita yang berisiko lebih tinggi mengalami kanker payudara adalah wanita yang tidak punya anak atau punya anak lebih dari umur 30 tahun, mengonsumsi obat KB hormon dalam jangka lebih dari 5 tahun, memiliki keluarga dekat yang mengalami kanker payudara maupun kanker di organ lainnya," paparnya lagi.
Kanker payudara dapat juga terjadi pada pria, tapi kasusnya tidak sebanyak yang terjadi pada wanita karena kelenjar payudara pada pria tidak banyak berkembang seperti pertumbuhan kelenjar payudara pada wanita.
"Jadi tidak perlu khawatir selama Anda tetap melakukan pemeriksaan diri secara rutin pada payudara dengan cara-cara yang dipaparkan sebelumnya," tutup Esther.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)