FITNESS & HEALTH
Penjelasan Ahli terkait Sakit Kepala Hebat setelah Vaksinasi AstraZeneca
Raka Lestari
Selasa 22 Juni 2021 / 16:10
Jakarta: Beberapa negara di dunia melaporkan adanya kejadian pembekuan darah yang dialami oleh individu setelah mendapatkan vaksin covid-19 dari AstraZeneca. Hal ini membuat banyak orang merasa ragu untuk menggunakan vaksin dari AstraZeneca tersebut.
“Pembekuan darah yang terjadi akibat vaksin AstraZeneca kebanyakan dijumpai pada pembuluh darah di daerah kepala, yang disebut cerebral venous sinus thrombosis (CVST),” ujar Prof Zullies Ikawati, PhD, Apt- Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), seperti rilis dari Ikatan Dokter Indonesia.
Prof Zullies menjelaskan bahwa gejala-gejalanya adalah: Sakit kepala yang hebat, kadang disertai dengan gangguan penglihatan, mual, muntah, gangguan berbicara. Bisa juga dijumpai nyeri dada, sesak napas, pembengkakan pada kaki atau nyeri perut. Kadang dijumpai lebam di bawah kulit.
“Jika terdapat gejala-gejala demikian, segera saja mencari bantuan medis. Di Eropa, reaksinya umumnya terjadi 3- 14 hari setelah vaksinasi," ujar Prof Zullies.
"Gejala-gejala semacam sakit kepala yang hebat dan tidak tertahankan juga sempat dialami oleh almarhum Trio Fiqi Firdaus, yang mungkin memang mengalami pembekuan darah. Namun demikian hal ini masih perlu dipastikan karena kejadiannya sangat cepat,” jelas Prof Zullies.
Meskipun demikian, Prof Zullies menekankan bahwa yang perlu dipahami adalah bahwa dari sekian ribu orang yang menerima vaksin AstraZeneca di Indonesia, hanya 1 orang yang dilaporkan meninggal dengan dugaan tersebut. Ini menunjukkan bahwa hal tersebut lebih dipengaruhi oleh reaksi individual subyek dibandingkan dengan kualitas vaksinnya.
Lalu, siapa saja yang memiliki risiko untuk mengalami pembekuan darah tersebut? Menurut Prof Zullies, yang menarik dari kasus pembekuan darah yang terjadi pada penggunaan vaksin ini di Eropa, sebagian besar terjadi pada usia muda (di bawah 40 tahun), bahkan di bawah 30 tahunan, dan kebanyakan adalah wanita.
"Karena itu, di Inggris, badan otoritas setempat merekomendasikan bagi mereka yang berusia di bawah 40 tahun untuk menggunakan vaksin selain AstraZeneca,” jelas Prof Zullies.
“Namun demikian, jika sudah menggunakan vaksin AstraZeneca pada suntikan pertama dan tidak mengalami masalah apapun, disarankan untuk meneruskan suntikan kedua dengan vaksin AstraZeneca lagi,” tutup Prof Zullies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
“Pembekuan darah yang terjadi akibat vaksin AstraZeneca kebanyakan dijumpai pada pembuluh darah di daerah kepala, yang disebut cerebral venous sinus thrombosis (CVST),” ujar Prof Zullies Ikawati, PhD, Apt- Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), seperti rilis dari Ikatan Dokter Indonesia.
Prof Zullies menjelaskan bahwa gejala-gejalanya adalah: Sakit kepala yang hebat, kadang disertai dengan gangguan penglihatan, mual, muntah, gangguan berbicara. Bisa juga dijumpai nyeri dada, sesak napas, pembengkakan pada kaki atau nyeri perut. Kadang dijumpai lebam di bawah kulit.
“Jika terdapat gejala-gejala demikian, segera saja mencari bantuan medis. Di Eropa, reaksinya umumnya terjadi 3- 14 hari setelah vaksinasi," ujar Prof Zullies.
"Gejala-gejala semacam sakit kepala yang hebat dan tidak tertahankan juga sempat dialami oleh almarhum Trio Fiqi Firdaus, yang mungkin memang mengalami pembekuan darah. Namun demikian hal ini masih perlu dipastikan karena kejadiannya sangat cepat,” jelas Prof Zullies.
Meskipun demikian, Prof Zullies menekankan bahwa yang perlu dipahami adalah bahwa dari sekian ribu orang yang menerima vaksin AstraZeneca di Indonesia, hanya 1 orang yang dilaporkan meninggal dengan dugaan tersebut. Ini menunjukkan bahwa hal tersebut lebih dipengaruhi oleh reaksi individual subyek dibandingkan dengan kualitas vaksinnya.
Lalu, siapa saja yang memiliki risiko untuk mengalami pembekuan darah tersebut? Menurut Prof Zullies, yang menarik dari kasus pembekuan darah yang terjadi pada penggunaan vaksin ini di Eropa, sebagian besar terjadi pada usia muda (di bawah 40 tahun), bahkan di bawah 30 tahunan, dan kebanyakan adalah wanita.
"Karena itu, di Inggris, badan otoritas setempat merekomendasikan bagi mereka yang berusia di bawah 40 tahun untuk menggunakan vaksin selain AstraZeneca,” jelas Prof Zullies.
“Namun demikian, jika sudah menggunakan vaksin AstraZeneca pada suntikan pertama dan tidak mengalami masalah apapun, disarankan untuk meneruskan suntikan kedua dengan vaksin AstraZeneca lagi,” tutup Prof Zullies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)