FITNESS & HEALTH

Ini yang Terjadi Jika Kamu Alami Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Medcom
Senin 29 Mei 2023 / 15:31
Jakarta: Penyakit Paru Obstruksi Kronik atau disingkat sebagai PPOK adalah kondisi peradangan pada paru-paru yang berlangsung dalam jangka panjang. Indonesia sendiri tidak sedikit yang mengalaminya. 

Data yang dipaparkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), prevalensi PPOK di Indonesia hingga tahun 2013 mencapai 5,6 persen atau sekitar 8,5 juta pasien. Prevalensi bukan perokok dari data pun mencapai 6,3 persen di Indonesia.

PPOK umumnya ditandai dengan kesulitan bernapas, batuk berdahak, dan mengi (bengek). PPOK merupakan penyakit yang sering terjadi pada perokok aktif dan pasif. Faktor yang paling berpengaruh terhadap PPOK adalah karena polusi udara.

Baik polusi di dalam atau di luar ruangan, sangat memengaruhi timbulnya PPOK. Namun, PPOK tidak akan datang dalam jangka waktu cepat. Umumnya PPOK ini akan muncul saat usia lanjut, terlebih jika mengalami paparan polusi lebih banyak saat muda, akan semakin rentan. 

Prof. Paul Jones, MD, Ph, seorang Ahli Paru Dunia dari Universitas St. George di Inggris memaparkan hasil pengamatan terhadap pengidap PPOK dalam acara "Kenali PPOK, Lindungi Parumu" di Jakarta, Senin, 29 Mei 2023, Pengidap PPOK akan mengalami beberapa hal yang tentunya sangat merugikan.


(Menurut laman Kemenkes RI, di Indonesia berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013 prevalensi ppok mencapai 3,7 persen atau sekitar 9,2 juta jiwa yang mengalami Penyakit Paru Obstruksi Kronik. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
 

1. Mudah lelah


Karena menjadi penyakit yang menyerang pernapasan, pengidap PPOK akan mengalami kelelahan yang luar biasa. Ini akan memengaruhi proses aktivitas sehari-hari jika mengidap PPOK.

"Karena gangguan pernapasan tersebut, akhirnya pasien PPOK akan mudah lelah dan mengalami keterbatasan aktivitas yang dibandingkan orang normal," kata Jones.
 

2. Sulit beraktivitas


Pernapasan yang terganggu akan menimbulkan kelelahan dalam beraktivitas. Akhirnya, aktivitas pun terganggu, meskipun mengerjakan pekerjaan yang ringan, bahkan berjalan. Pasien akan merasa sesak karena PPOK tersebut.

"Bahkan untuk menjalankan aktivitas ringan seperti mandi, berjalan, mencuci baju pun akan terasa berat bagi para pasien dari PPOK," kata Jones.
 

3. Bergantung kepada orang lain


Karena sulit menjalankan aktivitas, pasien pengidap PPOK akan cenderung meminta bantuan kepada orang-orang di sekitar, baik itu di rumah atau di luar ruangan. 

"Untuk mengerjakan aktivitas di rumah memerlukan bantuan orang lain seperti ART (asisten rumah tangga) untuk membantunya, karena ia tidak mampu mengerjakan aktivitas pada umumnya," kata Jones.
 

4. Mengalami stres hingga depresi


Karena tidak mampu menjalankan aktivitas seperti sedia kala, hal tersebut akan menimbulkan stres hingga depresi. Tentu ini akan memperburuk keadaan, terlebih jika pasien memiliki penyakit komorbid.

"Dan itu akhirnya menimbulkan kecemasan dan depresi pada pengidap PPOK yang akan memperburuk lagi keadaan pasien," kata Jones.

Karena PPOK terjadi akibat polusi udara, dr. Triya Damayanti, Ph.D, Sp. P(K). selaku Kelompok Kerja Asma dan PPOK dari PDPI menyarankan untuk selalu menggunakan masker saat di luar. Jika polusi dari dalam ruangan, hindari polusi seperti asap rokok dan asap kayur bakar.



Aulia Putriningtias

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH