FITNESS & HEALTH
Neuropati Perifer pada Pengidap Diabetes, Mudah Didiagnosis namun Sulit Diobati
Medcom
Selasa 23 Mei 2023 / 09:15
Mumbai: Satu dari 10 orang dan 1 dari 2 pengidap diabetes menderita Neuropati Perifer. Namun banyak yang tidak menyadari bahwa diagnosis dini dapat menghasilkan hasil pengobatan yang maksimal, dan kerusakan saraf dapat diperbaiki jika kerusakan saraf belum terlalu parah.
Neuropati perifer (NP) adalah kondisi klinis kronis di mana sistem saraf perifer mengalami kerusakan. Gejala neuropati perifer meliputi mati rasa, kesemutan, sensasi seperti ditusuk-tusuk, dan rasa terbakar pada tangan dan kaki.
Pengidap neuropati perifer melaporkan bagaimana dampak terhadap kualitas hidup mereka, termasuk terjadinya penurunan kemampuan fisik dan juga gangguan tidur. Selain diabetes mellitus, obesitas, dan penyalahgunaan alkohol, kekurangan vitamin B merupakan faktor risiko tinggi lainnya yang menyebabkan kerusakan pada saraf perifer.
"Sebagai bagian dari Inisiatif Neuropathy Awareness Week 2023, Demystifying Neuropathy Forum, kami melibatkan panel ahli multidisiplin dari seluruh dunia dan wilayah ini untuk berbagi rekomendasi klinis mereka mengenai penilaian dan etiologi Neuropati Perifer, serta pendekatan pengobatan holistik termasuk peran vitamin B dalam mendukung fungsi saraf yang sehat," ucap Aalok Agrawal, Wakil Presiden Senior P&G Health, Asia, India, Timur Tengah & Afrika,.
Acara yang diadakan di Mumbai dan disiarkan ke delapan negara ini membawakan diskusi mengenai panduan klinis terbaru dan temuan penelitian mengenai skrining dan masalah kesehatan masyarakat yang semakin meningkat terkait Neuropati Perifer.
Berbicara dalam forum tersebut, Prof. Rainer Freynhagen, Kepala Departemen Anestesiologi, Perawatan Intensif, dan Pengobatan Nyeri di Rumah Sakit Benedictus Tutzing & Feldafing Jerman, menyatakan, Neuropati perifer dan nyeri dengan komponen neuropatik sangat umum terjadi pada masyarakat. Dokter di seluruh dunia melihat jutaan pasien yang menderita kondisi-kondisi ini setiap hari, yang relatif mudah didiagnosis namun sulit untuk diobati, terutama pada tahap lanjut.
"Sekitar 10% dari masyarakat di seluruh dunia telah terkena nyeri neuropatik dan 50% dari pasien ini tidak mendapatkan pengobatan dengan cukup baik. Mengidentifikasi pasien dengan Neuropati Perifer bukanlah hal yang sulit, namun studi-studi yang saat ini dipublikasikan di berbagai negara menunjukkan bahwa hingga 80% pasien tetap tidak didiagnosis dan tidak diobati," ujar Prof. Rainer.
Lebih lanjut, Prof. Rainer juga mengatakan jika banyak orang mungkin melaporkan rasa nyeri mereka hanya setelah rasa nyeri tersebut menjadi tidak tertahankan. Namun menurutnya, yang lebih penting adalah fakta bahwa dari keseluruhan jumlah dokter, kurang dari sepertiganya saja yang memiliki keyakinan untuk mengetahui gejala dan tanda-tanda Neuropati Perifer secara tepat.
"Bagi saya, sangat mengkhawatirkan bahwa bagi banyak dokter, nyeri neuropatik seringkali memiliki dianggap tidak terlalu penting dibandingkan dengan gejala lain yang dialami oleh pasien, meskipun itu adalah salah satu masalah yang paling memberatkan dan memiliki dampak yang luar biasa pada kualitas hidup pasien kita," terang Prof. Rainer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Neuropati perifer (NP) adalah kondisi klinis kronis di mana sistem saraf perifer mengalami kerusakan. Gejala neuropati perifer meliputi mati rasa, kesemutan, sensasi seperti ditusuk-tusuk, dan rasa terbakar pada tangan dan kaki.
Pengidap neuropati perifer melaporkan bagaimana dampak terhadap kualitas hidup mereka, termasuk terjadinya penurunan kemampuan fisik dan juga gangguan tidur. Selain diabetes mellitus, obesitas, dan penyalahgunaan alkohol, kekurangan vitamin B merupakan faktor risiko tinggi lainnya yang menyebabkan kerusakan pada saraf perifer.
"Sebagai bagian dari Inisiatif Neuropathy Awareness Week 2023, Demystifying Neuropathy Forum, kami melibatkan panel ahli multidisiplin dari seluruh dunia dan wilayah ini untuk berbagi rekomendasi klinis mereka mengenai penilaian dan etiologi Neuropati Perifer, serta pendekatan pengobatan holistik termasuk peran vitamin B dalam mendukung fungsi saraf yang sehat," ucap Aalok Agrawal, Wakil Presiden Senior P&G Health, Asia, India, Timur Tengah & Afrika,.
Acara yang diadakan di Mumbai dan disiarkan ke delapan negara ini membawakan diskusi mengenai panduan klinis terbaru dan temuan penelitian mengenai skrining dan masalah kesehatan masyarakat yang semakin meningkat terkait Neuropati Perifer.
Berbicara dalam forum tersebut, Prof. Rainer Freynhagen, Kepala Departemen Anestesiologi, Perawatan Intensif, dan Pengobatan Nyeri di Rumah Sakit Benedictus Tutzing & Feldafing Jerman, menyatakan, Neuropati perifer dan nyeri dengan komponen neuropatik sangat umum terjadi pada masyarakat. Dokter di seluruh dunia melihat jutaan pasien yang menderita kondisi-kondisi ini setiap hari, yang relatif mudah didiagnosis namun sulit untuk diobati, terutama pada tahap lanjut.
"Sekitar 10% dari masyarakat di seluruh dunia telah terkena nyeri neuropatik dan 50% dari pasien ini tidak mendapatkan pengobatan dengan cukup baik. Mengidentifikasi pasien dengan Neuropati Perifer bukanlah hal yang sulit, namun studi-studi yang saat ini dipublikasikan di berbagai negara menunjukkan bahwa hingga 80% pasien tetap tidak didiagnosis dan tidak diobati," ujar Prof. Rainer.
Lebih lanjut, Prof. Rainer juga mengatakan jika banyak orang mungkin melaporkan rasa nyeri mereka hanya setelah rasa nyeri tersebut menjadi tidak tertahankan. Namun menurutnya, yang lebih penting adalah fakta bahwa dari keseluruhan jumlah dokter, kurang dari sepertiganya saja yang memiliki keyakinan untuk mengetahui gejala dan tanda-tanda Neuropati Perifer secara tepat.
"Bagi saya, sangat mengkhawatirkan bahwa bagi banyak dokter, nyeri neuropatik seringkali memiliki dianggap tidak terlalu penting dibandingkan dengan gejala lain yang dialami oleh pasien, meskipun itu adalah salah satu masalah yang paling memberatkan dan memiliki dampak yang luar biasa pada kualitas hidup pasien kita," terang Prof. Rainer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)