FITNESS & HEALTH

Melalui Asia Pacific Leaders’ Summit, Indonesia Tegaskan Komitmen Eliminasi Malaria di Asia Pasifik

Yatin Suleha
Selasa 17 Juni 2025 / 17:51
Jakarta: Indonesia memiliki iklim tropis yang ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Anopheles, vektor malaria. Dan malaria masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia karena beberapa faktor, termasuk kondisi geografis yang mendukung perkembangbiakan nyamuk, perilaku masyarakat yang kurang waspada, dan tantangan dalam akses serta efektivitas pengobatan. 

Dan untuk itu, pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk memimpin upaya eliminasi malaria di kawasan Asia Pasifik melalui penyelenggaraan Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria ke-9 yang digelar di Bali.

Baca juga: Pemerintah Luncurkan PCEM untuk Eliminasi Malaria di Indonesia

Forum yang berlangsung selama dua hari ini dihadiri lebih dari 200 peserta dari 23 negara, termasuk pemimpin politik, pakar kesehatan, mitra pembangunan, dan organisasi masyarakat sipil. 

Pertemuan ini bertujuan memperkuat kolaborasi lintas sektor dan lintas negara dalam menanggulangi malaria, penyakit yang masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat di kawasan.

Plt Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, drg. Murti Utami, MPH, menyampaikan bahwa forum ini menjadi momentum penting bagi negara-negara Asia Pasifik untuk menyatukan langkah dan memperkuat komitmen menuju eliminasi malaria secara menyeluruh.

“Kita tahu bahwa malaria bukan hanya isu kesehatan, tetapi juga berkaitan erat dengan keadilan, pembangunan, keamanan, dan kebijakan publik,” ujar drg. Murti Utami saat membuka pertemuan, Senin, 16 Juni 2025.

Meski sejumlah negara telah mencatat kemajuan signifikan dalam pengendalian malaria, kawasan Asia Pasifik masih menghadapi berbagai tantangan besar, seperti tingginya beban kasus, mobilitas lintas batas, munculnya malaria zoonotik, resistensi obat, serta dampak perubahan iklim.


(“Eliminasi nasional bukanlah hal yang mustahil—target ini berada dalam jangkauan, " ucap Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

“Kita tidak memulai dari nol. Di seluruh kawasan, kita telah memiliki fondasi yang kuat, termasuk upaya berbasis komunitas dan inovasi-inovasi yang berhasil. Yang kita perlukan saat ini adalah mempercepat, menyelaraskan, dan mempertahankan upaya-upaya tersebut,” lanjutnya.

Indonesia juga menekankan pentingnya diplomasi kesehatan dan solidaritas regional sebagai kunci untuk mencapai target eliminasi malaria pada 2030.

“Mari manfaatkan forum ini untuk mempererat kolaborasi, tidak hanya antar Kementerian Kesehatan, tetapi juga lintas sektor dan lintas negara,” beber drg. Murti.

Dalam sambutan video yang ditayangkan di forum, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia atas kepemimpinannya dalam memerangi malaria, baik di tingkat nasional maupun regional.

“Eliminasi nasional bukanlah hal yang mustahil—target ini berada dalam jangkauan. Kemajuan signifikan dalam pengurangan penularan juga telah dicapai di berbagai negara lain di kawasan Asia Pasifik,” ujar Tedros.

Namun demikian, ia mengingatkan bahwa pencapaian ini kini menghadapi tantangan yang semakin kompleks, terutama dalam konteks pendanaan kesehatan global.

Baca juga: Mesir Jadi Negara Bebas Malaria, Ini Strategi yang Dipakai

“Hal ini membutuhkan komitmen politik yang berkelanjutan serta kolaborasi yang lebih luas antar sektor, negara, dan mitra pembangunan,” tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH