FITNESS & HEALTH
Apakah GERD pada Bumil Pengaruhi Perkembangan Janin?
Yatin Suleha
Minggu 06 Agustus 2023 / 10:00
Jakarta: Penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter yang terletak di kerongkongan bagian bawah. Normalnya, katup ini akan terbuka untuk memungkinkan makanan serta minuman masuk menuju lambung dan dicerna.
Dan perubahan hormon saat ibu sedang hamil adalah hal yang umum terjadi. Perubahan hormon ini berdampak pada sang ibu yang mengalami gangguan seperti pusing, mual, mudah lelah, bahkan gangguan pada lambung.
Dr. Finna Hardjono, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Eka Hospital Bekasi mengatakan gangguan pada lambung seperti GERD ini umumnya terjadi pada trimester pertama, namun ada pula yang bergejala sampai akhir kehamilan.
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) ini bisa terjadi karena asam lambung naik ke arah kerongkongan. Peningkatan kadar hormon selama kehamilan akan membuat pergerakan otot saluran cerna melambat sehingga makanan dan asam lambung lebih lama dicerna.
Hal ini meningkatkan kemungkinan refluks asam. Selain itu rahim yang semakin membesar akan memenuhi rongga perut dan mendesak organ perut lainnya sehingga tekanan yang timbul dapat memperburuk gejala GERD.
.jpg)
(Gejala yang biasa terjadi saat asam lambung naik adalah rasa asam atau pahit di mulut dan sensasi perih atau panas terbakar di dada dan ulu hati. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Masalah kesehatan ini nantinya akan mereda setelah bayi lahir, namun apabila sebelum hamil sudah bergejala, disarankan untuk melakukan pemeriksaan sejak dini.
Dr. Finna mengingatkan bahwa GERD mungkin membuat ibu tidak nyaman, tapi jangan khawatir karena GERD tidak akan memengaruhi tumbuh kembang janin. Namun apabila sudah bergejala dan tidak segera ditangani ditakutkan akan mengalami masalah yang serius seperti:
Asam lambung yang naik ke kerongkongan terus menerus dapat melukai jaringan, ini mengakibatkan peradangan, pendarahan dan terkadang luka terbuka. Dampaknya akan menyebabkan rasa sakit serta sulit untuk menelan.
Perlukaan esofagus bagian bawah akibat asam lambung dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut. Ini dapat mempersempit jalur lewatnya makanan yang berdampak pada kesulitan untuk menelan.
Kerusakan kerongkongan akibat asam dapat menyebabkan perubahan sel-sel yang melapisi esofagus bawah. Perubahan sel ini dapat menjadi tidak normal dan berisiko terjadinya sel pra kanker yang kemudian menjadi kanker edofagus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dan perubahan hormon saat ibu sedang hamil adalah hal yang umum terjadi. Perubahan hormon ini berdampak pada sang ibu yang mengalami gangguan seperti pusing, mual, mudah lelah, bahkan gangguan pada lambung.
Dr. Finna Hardjono, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Eka Hospital Bekasi mengatakan gangguan pada lambung seperti GERD ini umumnya terjadi pada trimester pertama, namun ada pula yang bergejala sampai akhir kehamilan.
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) ini bisa terjadi karena asam lambung naik ke arah kerongkongan. Peningkatan kadar hormon selama kehamilan akan membuat pergerakan otot saluran cerna melambat sehingga makanan dan asam lambung lebih lama dicerna.
Hal ini meningkatkan kemungkinan refluks asam. Selain itu rahim yang semakin membesar akan memenuhi rongga perut dan mendesak organ perut lainnya sehingga tekanan yang timbul dapat memperburuk gejala GERD.
.jpg)
(Gejala yang biasa terjadi saat asam lambung naik adalah rasa asam atau pahit di mulut dan sensasi perih atau panas terbakar di dada dan ulu hati. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Masalah kesehatan ini nantinya akan mereda setelah bayi lahir, namun apabila sebelum hamil sudah bergejala, disarankan untuk melakukan pemeriksaan sejak dini.
Dr. Finna mengingatkan bahwa GERD mungkin membuat ibu tidak nyaman, tapi jangan khawatir karena GERD tidak akan memengaruhi tumbuh kembang janin. Namun apabila sudah bergejala dan tidak segera ditangani ditakutkan akan mengalami masalah yang serius seperti:
1. Peradangan jaringan di kerongkongan (esofagitis)
Asam lambung yang naik ke kerongkongan terus menerus dapat melukai jaringan, ini mengakibatkan peradangan, pendarahan dan terkadang luka terbuka. Dampaknya akan menyebabkan rasa sakit serta sulit untuk menelan.
2. Penyempitan kerongkongan (striktur esofagus)
Perlukaan esofagus bagian bawah akibat asam lambung dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut. Ini dapat mempersempit jalur lewatnya makanan yang berdampak pada kesulitan untuk menelan.
3. Perubahan pra-kanker pada kerongkongan (Barrett esophagus)
Kerusakan kerongkongan akibat asam dapat menyebabkan perubahan sel-sel yang melapisi esofagus bawah. Perubahan sel ini dapat menjadi tidak normal dan berisiko terjadinya sel pra kanker yang kemudian menjadi kanker edofagus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)