FITNESS & HEALTH
Mengenali Hernia pada Anak, Ini Gejala dan Penanganannya
Aulia Putriningtias
Rabu 24 Desember 2025 / 15:24
Jakarta: Moms mungkin masih ada yang bertanya-tanya, apakah hernia dialami juga oleh anak? Sayangnya, hernia juga bisa terjadi pada anak. Ini beberapa gejala dan penanganannya.
Hernia pada anak merupakan kondisi yang cukup sering ditemukan. Hernia adalah kondisi yang terjadi akibat adanya kelemahan dinding rongga tubuh maupun kegagalan proses penutupan dinding rongga tubuh, sehingga sebagian atau seluruh organ atau jaringan menonjol keluar dari tempat seharusnya.
Ada bermacam-macam hernia yang dapat terjadi pada anak, antara lain:
- Hernia inguinal
- Hernia umbilical
- Hernia epigastric
- Hernia spigeli
- Hernia insisional
- Hernia diafragmatika
- Hernia hiatal
- Hernia lumbaris
- Hernia dinding abdomen traumatika
Masing-masing jenis hernia memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda-beda. Namun, jenis hernia inguinal dan hernia umbilikal merupakan kasus yang paling sering terjadi pada pasien anak.
Menurut dr. Karmile, Sp. B.A selaku Dokter Spesialis Bedah Anak Rumah Sakit Pondok Indah, hernia pada anak sebaiknya ditangani sesegera mungkin untuk menghindari komplikasi yang lebih berat. Oleh karena itu, perhatikan gejala fisik yang muncul pada anak.
Gejala yang sering muncul adalah benjolan hilang timbul yang tidak terasa nyeri. Benjolan ini dapat muncul di lipatan paha atau kantung kemaluan (hernia inguinal) maupun di area pusar (hernia umbilikal).
"Gejala akan terlihat lebih berat ketika hernia mengalami jepitan. Pada kondisi ini, anak menjadi rewel, merasakan nyeri, muntah, serta benjolan tampak kemerahan dan menetap," ungkap dr. Karmile.
Jika sudah terjadi jepitan pada pembuluh darah usus maka perut si kecil akan kembung, dan dapat juga disertai dengan keluhan buang air besar (BAB) disertai darah.
Penegakan diagnosis hernia pada anak dilakukan dengan pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis bedah anak. Dokter juga akan bertanya pada orang tua untuk mendapatkan informasi, foto, video, serta riwayat keluarnya benjolan.
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) mungkin diperlukan sebagai bagian dari pemeriksaan penunjang. Temuan insidental pada saat operasi juga dapat menjadi bagian dari diagnosis.
Jika pada hernia yang sering dialami anak, seperti hernia umbilikal, umumnya dapat menutup dengan spontan dan sembuh tanpa operasi. Namun, observasi tetap diperlukan hingga usia anak mencapai 3-4 tahun.
Tindakan penanganan hernia umbilikal dipertimbangkan jika ditemukan kondisi-kondisi berikut:
- Benjolan menetap sampai usia 4 tahun.
- Ukuran diameter defek melebihi 1,5-2 cm.
- Diameter defek membesar.
- Terjadi komplikasi, seperti terjepit atau kulit terbuka.
- Ada rencana tindakan operasi lain.
Sementara itu, tindakan pembedahan dibutuhkan untuk hernia inguinal karena kondisi ini tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Selain itu, juga tidak dapat ditangani dengan terapi obat-obatan maupun pijat.
Tindakan pembedahan hernia pada anak umumnya aman dan memiliki risiko komplikasi yang rendah. Adapun penentuan waktu pembedahan bergantung pada kondisi hernia yang dialami si kecil.
Pembedahan terencana atau elektif dilakukan setelah bayi atau anak terdiagnosis hernia dan berada dalam kondisi sehat dan stabil. Sedangkan hernia yang terjepit harus segera ditangani dengan pembedahan darurat.
"Jika tidak segera ditangani, komplikasi mungkin terjadi dan timbul risiko terjadinya organ atau jaringan terjepit, kebocoran organ, hingga kematian organ atau jaringan," tutup dr. Karmile.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Hernia pada anak merupakan kondisi yang cukup sering ditemukan. Hernia adalah kondisi yang terjadi akibat adanya kelemahan dinding rongga tubuh maupun kegagalan proses penutupan dinding rongga tubuh, sehingga sebagian atau seluruh organ atau jaringan menonjol keluar dari tempat seharusnya.
Ada bermacam-macam hernia yang dapat terjadi pada anak, antara lain:
- Hernia inguinal
- Hernia umbilical
- Hernia epigastric
- Hernia spigeli
- Hernia insisional
- Hernia diafragmatika
- Hernia hiatal
- Hernia lumbaris
- Hernia dinding abdomen traumatika
Masing-masing jenis hernia memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda-beda. Namun, jenis hernia inguinal dan hernia umbilikal merupakan kasus yang paling sering terjadi pada pasien anak.
Apa saja gejala pada hernia?
Menurut dr. Karmile, Sp. B.A selaku Dokter Spesialis Bedah Anak Rumah Sakit Pondok Indah, hernia pada anak sebaiknya ditangani sesegera mungkin untuk menghindari komplikasi yang lebih berat. Oleh karena itu, perhatikan gejala fisik yang muncul pada anak.
Gejala yang sering muncul adalah benjolan hilang timbul yang tidak terasa nyeri. Benjolan ini dapat muncul di lipatan paha atau kantung kemaluan (hernia inguinal) maupun di area pusar (hernia umbilikal).
"Gejala akan terlihat lebih berat ketika hernia mengalami jepitan. Pada kondisi ini, anak menjadi rewel, merasakan nyeri, muntah, serta benjolan tampak kemerahan dan menetap," ungkap dr. Karmile.
Jika sudah terjadi jepitan pada pembuluh darah usus maka perut si kecil akan kembung, dan dapat juga disertai dengan keluhan buang air besar (BAB) disertai darah.
Bagaimana penanganan hernia pada anak?
Penegakan diagnosis hernia pada anak dilakukan dengan pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis bedah anak. Dokter juga akan bertanya pada orang tua untuk mendapatkan informasi, foto, video, serta riwayat keluarnya benjolan.
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) mungkin diperlukan sebagai bagian dari pemeriksaan penunjang. Temuan insidental pada saat operasi juga dapat menjadi bagian dari diagnosis.
Jika pada hernia yang sering dialami anak, seperti hernia umbilikal, umumnya dapat menutup dengan spontan dan sembuh tanpa operasi. Namun, observasi tetap diperlukan hingga usia anak mencapai 3-4 tahun.
Tindakan penanganan hernia umbilikal dipertimbangkan jika ditemukan kondisi-kondisi berikut:
- Benjolan menetap sampai usia 4 tahun.
- Ukuran diameter defek melebihi 1,5-2 cm.
- Diameter defek membesar.
- Terjadi komplikasi, seperti terjepit atau kulit terbuka.
- Ada rencana tindakan operasi lain.
Sementara itu, tindakan pembedahan dibutuhkan untuk hernia inguinal karena kondisi ini tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Selain itu, juga tidak dapat ditangani dengan terapi obat-obatan maupun pijat.
Tindakan pembedahan hernia pada anak umumnya aman dan memiliki risiko komplikasi yang rendah. Adapun penentuan waktu pembedahan bergantung pada kondisi hernia yang dialami si kecil.
Pembedahan terencana atau elektif dilakukan setelah bayi atau anak terdiagnosis hernia dan berada dalam kondisi sehat dan stabil. Sedangkan hernia yang terjepit harus segera ditangani dengan pembedahan darurat.
"Jika tidak segera ditangani, komplikasi mungkin terjadi dan timbul risiko terjadinya organ atau jaringan terjepit, kebocoran organ, hingga kematian organ atau jaringan," tutup dr. Karmile.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)