Jakarta: Kasus monkeypox atau cacar monyet di Amerika semakin banyak. Berkisar 7.102 kasus terus menyebar dan bertambah. Ya, sebagian besar pemaparan virus terjadi melalui kontak dekat saat berhubungan seks.
Tapi, bukan berarti cacar monyet termasuk Infeksi Menular Seksual (IMS). Pasalnya cacar monyet juga ditularkan melalui kontak orang-ke-orang dengan ruam, koreng atau cairan tubuh, menyentuh barang-barang yang terinfeksi seperti pakaian serta kontak dengan sekresi pernapasan.
Ingat, cacar monyet bisa mengenai siapa saja. Itu sebabnya para ahli mengatakan monkeypox sebagai IMS merupakan suatu hal yang patut dipertanyakan.
Bukan hanya karena tidak akurat dan informasi yang salah dapat memperburuk penyebaran, tetapi karena dapat melanggengkan stigma terhadap masyarakat yang terpinggirkan.
.jpg)
(Penyebaran cacar monyet tidak hanya terbatas pada aktivitas seksual di kalangan homoseksual, penyakit ini juga menyebar melalui kontak dengan sekresi pernapasan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Sebagaimana yang dilansir dari USA Today, Dr Stella Safo, seorang dokter perawatan primer HIV dan pendiri Just Equity For Health, mengatakan sangat penting agar kita mendapatkan pesan transmisi yang benar dalam kaitannya dengan monkeypox.
Jika diklaim sebagai IMS padahal tidak, masyarakat umum berpikir, "Ah, saya tidak berhubungan seks. Saya bukan pria gay. Jadi, apa pun yang terjadi, saya baik-baik saja." Padahal kenyataannya, monkeypox adalah penyakit berbasis kontak.
Masalah ini akan menjadi simpang siur bila pejabat publik sangat tidak jelas dalam 'membingkai' masalah monkeypox. Jangan sampai pemerintah lupa akan sejarah epidemi HIV/AIDS.
Saat itu, ratusan ribu orang meninggal karena virus yang tampaknya menargetkan komunitas tertentu meskipun tidak ada yang kebal – semuanya diperburuk oleh kurangnya tindakan untuk membantu menghentikan penyebaran.
Jangan sampai, lanjut Safo, "Ketika badan kesehatan masyarakat mengatakan kita melihat laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki memiliki cacar monyet pada tingkat yang lebih tinggi, orang-orang mendengar ini sebagai, 'Oh, ini adalah penyakit gay' atau 'Ini adalah penyakit menular seksual lainnya.' Itu semakin menyatu dalam pikiran orang-orang."
Safo berpendapat, pemberian informasi dari pemerintah akan sangat membantu. Saat kasus cacar monyet meningkat, stigma juga akan meningkat di mana virus seperti monkeypox benar-benar netral dan tidak membuat penilaian apa pun pada kelompok yang terkena.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Tapi, bukan berarti cacar monyet termasuk Infeksi Menular Seksual (IMS). Pasalnya cacar monyet juga ditularkan melalui kontak orang-ke-orang dengan ruam, koreng atau cairan tubuh, menyentuh barang-barang yang terinfeksi seperti pakaian serta kontak dengan sekresi pernapasan.
Ingat, cacar monyet bisa mengenai siapa saja. Itu sebabnya para ahli mengatakan monkeypox sebagai IMS merupakan suatu hal yang patut dipertanyakan.
Bukan hanya karena tidak akurat dan informasi yang salah dapat memperburuk penyebaran, tetapi karena dapat melanggengkan stigma terhadap masyarakat yang terpinggirkan.
.jpg)
(Penyebaran cacar monyet tidak hanya terbatas pada aktivitas seksual di kalangan homoseksual, penyakit ini juga menyebar melalui kontak dengan sekresi pernapasan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Sebagaimana yang dilansir dari USA Today, Dr Stella Safo, seorang dokter perawatan primer HIV dan pendiri Just Equity For Health, mengatakan sangat penting agar kita mendapatkan pesan transmisi yang benar dalam kaitannya dengan monkeypox.
Jika diklaim sebagai IMS padahal tidak, masyarakat umum berpikir, "Ah, saya tidak berhubungan seks. Saya bukan pria gay. Jadi, apa pun yang terjadi, saya baik-baik saja." Padahal kenyataannya, monkeypox adalah penyakit berbasis kontak.
Masalah ini akan menjadi simpang siur bila pejabat publik sangat tidak jelas dalam 'membingkai' masalah monkeypox. Jangan sampai pemerintah lupa akan sejarah epidemi HIV/AIDS.
Saat itu, ratusan ribu orang meninggal karena virus yang tampaknya menargetkan komunitas tertentu meskipun tidak ada yang kebal – semuanya diperburuk oleh kurangnya tindakan untuk membantu menghentikan penyebaran.
Jangan sampai, lanjut Safo, "Ketika badan kesehatan masyarakat mengatakan kita melihat laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki memiliki cacar monyet pada tingkat yang lebih tinggi, orang-orang mendengar ini sebagai, 'Oh, ini adalah penyakit gay' atau 'Ini adalah penyakit menular seksual lainnya.' Itu semakin menyatu dalam pikiran orang-orang."
Safo berpendapat, pemberian informasi dari pemerintah akan sangat membantu. Saat kasus cacar monyet meningkat, stigma juga akan meningkat di mana virus seperti monkeypox benar-benar netral dan tidak membuat penilaian apa pun pada kelompok yang terkena.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)