FITNESS & HEALTH
Jangan Panik, Yuk Berkenalan dengan Virus Demam Babi Afrika
Mia Vale
Jumat 01 Oktober 2021 / 00:01
Jakarta: Untuk kasus di Asia, virus demam babi Afrika pertama kali menjangkit Tiongkok. Setelah itu, wabah meluas sampai ke Kamboja, Vietnam, dan Timor Leste.
Tapi sebelum berkenalan lebih jauh dengan virus yang menyerang babi ini, harus diketahui flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) berbeda dengan flu babi.
Dan virus ini menyerang babi, baik babi ternak ataupun babi liar. ASF sangat menular dan dapat menyebabkan kematian babi hingga 100 persen.
Gejala paling umum dari serangan virus ini adalah babi bersuhu tinggi dan kehilangan nafsu makan. Gejala lain yang ditimbulkan antara lain muntah, diare, sulit bernapas, dan sulit berdiri.
Seperti dilansir dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, darah, cairan tubuh, dan jaringan babi-babi yang terinfeksi merupakan sumber penularan karena mengandung virus dalam konsentrasi tinggi.
Oleh karena itu dapat terjadi secara kontak langsung dengan babi yang sakit. Pun dapat terjadi melalui peralatan, pakan, dan minuman yang tercemar virus.
.jpg)
(Peternak babi diimbau untuk menjaga kebersihan kandang babi agar tak terkena penyakit ASF. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Untuk babi yang terkena penyakit ASF, isolasi hewan sakit dan peralatan harus dilakukan. Selain itu, pengosongan kandang selama dua bulan.
Sedangkan untuk babi yang mati karena penyakit ASF, masukkan ke dalam kantong dan harus segera dikubur oleh petugas, agar penularan tidak meluas. Satu lagi, tidak menjual babi yang terkena penyakit ASF.
Peternak babi diimbau untuk menjaga kebersihan kandang, tidak memberikan pakan sisa rumah tangga, restoran, pelabuhan, dan hotel.
Karena semua itu dapat menjadi media penularan virus flu babi Afrika. Dianjurkan pula agar tidak membuang bangkai ternak babi ke sungai, laut, atau hutan sekitar tempat pemukiman warga.
Vaksin masih belum ditemukan untuk virus ini. Cara yang bisa dilakukan untuk menghindari serangan virus adalah biosecurity atau keamanan biologi, yaitu menjauhkan babi dari sumber virus.
Flu babi Afrika tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat. ASF bukan penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia (zoonosis).
Meski begitu, seorang dokter sanitasi di Rusia, Gennady Onishchenko, mengingatkan bahwa fisiologi babi dekat dengan fisiologi manusia. Oleh sebab itu, mutasi virus ia nilai berbahaya bagi manusia.
Disebutkan pula dalam sumber yang sama bahwa perlu diketahui, meski mengonsumsi daging babi yang terpapar virus ASF tidak menyebabkan gangguan kesehatan (manusia). Namun, daging babi berpeluang mengandung parasit, bakteri, atau virus lain, misal, virus hog cholera atau virus hepatitis E. Oleh sebab itu, manusia tetap harus berhati-hati jika ingin menjaga kesehatan tubuh.
Jadi, hal yang perlu dilakukan antara lain sosialiasi kepada peternak dan advokasi kepada pimpinan daerah terkait ancaman ASF. Jangan sampai peternak babi di Indonesia mengalami kerugian karena ancaman virus ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Tapi sebelum berkenalan lebih jauh dengan virus yang menyerang babi ini, harus diketahui flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) berbeda dengan flu babi.
Dan virus ini menyerang babi, baik babi ternak ataupun babi liar. ASF sangat menular dan dapat menyebabkan kematian babi hingga 100 persen.
Cara penularan virus demam babi Afrika atau ASF
Gejala paling umum dari serangan virus ini adalah babi bersuhu tinggi dan kehilangan nafsu makan. Gejala lain yang ditimbulkan antara lain muntah, diare, sulit bernapas, dan sulit berdiri.
Seperti dilansir dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, darah, cairan tubuh, dan jaringan babi-babi yang terinfeksi merupakan sumber penularan karena mengandung virus dalam konsentrasi tinggi.
Oleh karena itu dapat terjadi secara kontak langsung dengan babi yang sakit. Pun dapat terjadi melalui peralatan, pakan, dan minuman yang tercemar virus.
.jpg)
(Peternak babi diimbau untuk menjaga kebersihan kandang babi agar tak terkena penyakit ASF. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Bagaimana bila babi tertular virus demam babi Afrika?
Untuk babi yang terkena penyakit ASF, isolasi hewan sakit dan peralatan harus dilakukan. Selain itu, pengosongan kandang selama dua bulan.
Sedangkan untuk babi yang mati karena penyakit ASF, masukkan ke dalam kantong dan harus segera dikubur oleh petugas, agar penularan tidak meluas. Satu lagi, tidak menjual babi yang terkena penyakit ASF.
Peternak babi diimbau untuk menjaga kebersihan kandang, tidak memberikan pakan sisa rumah tangga, restoran, pelabuhan, dan hotel.
Karena semua itu dapat menjadi media penularan virus flu babi Afrika. Dianjurkan pula agar tidak membuang bangkai ternak babi ke sungai, laut, atau hutan sekitar tempat pemukiman warga.
Belum ditemukan vaksin
Vaksin masih belum ditemukan untuk virus ini. Cara yang bisa dilakukan untuk menghindari serangan virus adalah biosecurity atau keamanan biologi, yaitu menjauhkan babi dari sumber virus.
ASF bagi manusia
Flu babi Afrika tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat. ASF bukan penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia (zoonosis).
Meski begitu, seorang dokter sanitasi di Rusia, Gennady Onishchenko, mengingatkan bahwa fisiologi babi dekat dengan fisiologi manusia. Oleh sebab itu, mutasi virus ia nilai berbahaya bagi manusia.
Disebutkan pula dalam sumber yang sama bahwa perlu diketahui, meski mengonsumsi daging babi yang terpapar virus ASF tidak menyebabkan gangguan kesehatan (manusia). Namun, daging babi berpeluang mengandung parasit, bakteri, atau virus lain, misal, virus hog cholera atau virus hepatitis E. Oleh sebab itu, manusia tetap harus berhati-hati jika ingin menjaga kesehatan tubuh.
Jadi, hal yang perlu dilakukan antara lain sosialiasi kepada peternak dan advokasi kepada pimpinan daerah terkait ancaman ASF. Jangan sampai peternak babi di Indonesia mengalami kerugian karena ancaman virus ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)