FITNESS & HEALTH
Osteoporosis Juga Bisa Terjadi pada Anak
Kumara Anggita
Minggu 11 April 2021 / 16:00
Jakarta: Osteoporosis yang merupakan kondisi tulang menjadi lemah dan rapuh sehingga tulang mudah patah adalah penyakit yang identik dengan orang tua. Namun jangan salah, ini ternyata juga bisa terjadi pada anak kecil.
Dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) menyebutkan bahwa osteoporosis bisa terjadi pada anak karena pertumbuhannya tulang tidak bagus.
“Osteoporosis itu tidak hanya menyerang usia lansia. Bahkan anak-anak pun bisa mengalami juga osteoporosis kalau dari awal pertumbuhan tulangnya tidak bagus,” katanya dalam media briefing dengan tema Investasi pada Tulang, Sendi dan Otot Penting untuk Kesehatan Menyeluruh oleh Anlene.
“Jadi ini terjadi pada siapa saja. Pada anak-anak, usia dewasa pun bisa terjadi osteoporosis sehingga patah tulang bisa terjadi pada usia berapa saja,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa osteoporosis ini adalah salah satu penyakit yang susah dideteksi. Orang dengan osteoporosis tidak menunjukkan gejala apa pun.
“Penyakit lain mungkin ada keluhan, sakit kepala, demam dan lainnya namun osteoporosis tidak ada gejala sama sekali,” paparnya.
“Karena pengeroposan terjadi di dalam tulang yang tidak menimbulkan rangsangan nyeri dan sebagainya,” lanjutnya.
Kamu baru merasakan sesuatu ketika tulang sudah retak atau patah. Di sinilah mungkin beberapa orang baru ke dokter dan mendapat diagnosa osteoporosis.
“Gejala itu baru muncul ketika sudah patah tulang atau retak. Baru timbul nyeri. Oleh karena itu, jangan sampai terlambat mengenal osteoporosis,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) menyebutkan bahwa osteoporosis bisa terjadi pada anak karena pertumbuhannya tulang tidak bagus.
“Osteoporosis itu tidak hanya menyerang usia lansia. Bahkan anak-anak pun bisa mengalami juga osteoporosis kalau dari awal pertumbuhan tulangnya tidak bagus,” katanya dalam media briefing dengan tema Investasi pada Tulang, Sendi dan Otot Penting untuk Kesehatan Menyeluruh oleh Anlene.
“Jadi ini terjadi pada siapa saja. Pada anak-anak, usia dewasa pun bisa terjadi osteoporosis sehingga patah tulang bisa terjadi pada usia berapa saja,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa osteoporosis ini adalah salah satu penyakit yang susah dideteksi. Orang dengan osteoporosis tidak menunjukkan gejala apa pun.
“Penyakit lain mungkin ada keluhan, sakit kepala, demam dan lainnya namun osteoporosis tidak ada gejala sama sekali,” paparnya.
“Karena pengeroposan terjadi di dalam tulang yang tidak menimbulkan rangsangan nyeri dan sebagainya,” lanjutnya.
Kamu baru merasakan sesuatu ketika tulang sudah retak atau patah. Di sinilah mungkin beberapa orang baru ke dokter dan mendapat diagnosa osteoporosis.
“Gejala itu baru muncul ketika sudah patah tulang atau retak. Baru timbul nyeri. Oleh karena itu, jangan sampai terlambat mengenal osteoporosis,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)