FITNESS & HEALTH

Apa Itu Parasocial dan Dampaknya pada Psikologis

A. Firdaus
Rabu 15 Januari 2025 / 16:11
Jakarta: Pada era digital yang semakin berkembang membuatmu seringkali merasa terhubung dengan figur publik. Contohnya melalui media sosial, streaming, dan platform lainnya.  

Hal ini kemudian melahirkan fenomena yang dikenal dengan istilah parasocial. Parasocial merupakan kondisi ketika individu mengembangkan hubungan emosional dengan seseorang yang mereka tidak kenal secara langsung, seperti influencer atau public figure.

Parasosial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan satu arah, yang dibangun antara individu dengan publik figur atau pengguna media sosial lainnya. Meskipun hubungan ini tampak seperti hubungan sosial biasa, kenyataannya tidak ada interaksi langsung antara individu dan figur tersebut.

Studi berjudul Exploring Parasocial Relationships in Committed Individuals yang dipublikasikan oleh Journal of Positive Psychology and Wellbeing (2024) menyebut bahwa, hubungan parasocial dapat memengaruhi hubungan kehidupan nyata baik secara positif maupun negatif.

Penelitian ini melibatkan 10 peserta yang berusia antara 18 hingga 40 tahun, terdiri dari 5 pria dan 5 wanita yang memiliki kekaguman besar terhadap selebriti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, hubungan parasosial dapat memberikan pemenuhan emosional, seperti pengelolaan suasana hati, kenyamanan, serta inspirasi dari figur yang dikagumi. Namun, di sisi lain, hubungan ini juga dapat memicu penundaan pekerjaan, pelarian dari kenyataan, serta penurunan produktivitas.

Baca juga: 5 Suplemen Terbaik Penunjang Kesehatan Mental

Secara keseluruhan, hubungan parasosial menunjukkan adanya dampak positif dan negatif terhadap kesejahteraan emosional, keseimbangan kehidupan kerja, dinamika sosial, serta kepuasan dalam hubungan romantis.

Melansir Halodoc, berikut ini sejumlah dampak sosial dan psikologis yang perlu diketahui:
 

1. Memicu ketergantungan emosional


Salah satu dampak negatif terbesar dari hubungan parasocial adalah ketergantungan emosional yang berkembang.

Ketika seseorang terlalu terikat pada figur publik atau selebriti, mereka mungkin mulai merasa bahwa kebahagiaan atau kesejahteraan mereka tergantung pada perhatian atau pengakuan dari figur tersebut.

Ini dapat menyebabkan perasaan tidak puas atau bahkan depresi. Terutama jika mereka merasa hubungan tersebut tidak terbalas atau tidak memberikan kepuasan emosional yang diinginkan. Jadi, bila tidak bijak menggunakannya, media sosial juga memberi banyak dampak buruk untuk kesehatan mental.
 

2. Memicu isolasi sosial


Meskipun parasocial bisa memberikan rasa terhubung, hubungan semacam ini tidak menggantikan interaksi sosial yang nyata. Ketika seseorang lebih fokus pada figur publik atau kehidupan selebriti, mereka cenderung mulai mengabaikan hubungan sosial yang lebih nyata dengan teman, keluarga, atau masyarakat sekitar. Hal ini bisa mengarah pada perasaan kesepian yang lebih dalam dan keterasingan dari dunia nyata.
 

3. Mengalami gangguan pandangan terhadap kenyataan


Ketergantungan pada hubungan parasosial dapat menyebabkan individu merasa bahwa, hubungan mereka dengan figur publik jauh lebih dalam atau lebih pribadi daripada kenyataan.

Fenomena ini membuat seseorang percaya, kalau mereka memiliki hubungan yang lebih intim dengan selebriti atau influencer, meskipun kenyataannya hubungan tersebut hanya terjadi dalam satu arah.

Ini dapat menyebabkan kekecewaan atau frustrasi, terutama jika individu merasa bahwa, figur publik tidak memberikan perhatian yang mereka harapkan.
 

4. Gangguan kesehatan mental


Tergantung pada intensitas dan durasi keterikatan, parasocial dapat berisiko menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif.

Ketika seseorang terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mengikuti kehidupan orang lain, mereka dapat kehilangan rasa identitas diri atau merasa tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri.

Hal ini sering terjadi ketika individu terlalu terfokus pada kehidupan orang lain dan tidak memberi perhatian pada perkembangan pribadi mereka.
 

5. Perilaku obsesi dan stalking


Dalam kasus yang lebih ekstrem, hubungan parasosial dapat berkembang menjadi obsesi yang merugikan. Individu yang merasa terlalu terikat dengan figur publik, mungkin mulai menghabiskan waktu yang berlebihan untuk mengikuti setiap aspek kehidupan mereka. Hal ini termasuk mengumpulkan informasi pribadi atau bahkan melakukan stalking.

Kondisi ini bisa berkembang menjadi perilaku yang tidak sehat dan mengganggu baik bagi individu tersebut maupun figur publik yang diidolakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH