FITNESS & HEALTH

Perbedaan Psikiater dan Psikolog, Ruang Lingkup Praktik hingga Pendidikan

Fatha Annisa
Selasa 26 September 2023 / 18:18
Jakarta: Psikiater dan psikolog kerap dianggap sebagai profesi yang sama. Namun meskipun sama-sama menangani masalah terkait kesehatan mental, keduanya memiliki sejumlah perbedaan.
 
Secara umum, psikiater merupakan dokter ahli kejiwaan yang menangani kesehatan mental. Seorang psikiater memahami anatomi otak, psikologis, serta faktor lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan mental seseorang.
 
Sementara itu, psikolog adalah profesi yang bertugas menangani kasus-kasus kejiwaan, mendiagnosis gejala psikologis pasien, serta melakukan psikoterapi. Selain itu, ada perbedaan lain antara psikiater dan psikolog. 
 
Baca juga: 5 Cara Psikologis Supaya Kamu Lebih Percaya Diri

Perbedaan Psikiater dan Psikolog

Melansir laman Halodoc, beberapa perbedaan mendasar antara psikiater dan psikolog adalah sebagai berikut:
 

1. Latar Belakang Pendidikan

Untuk menjadi psikiater, kamu harus menempuh pendidikan strata 1 (SI) Kedokteran dan mendapatkan gelar dokter umum terlebih dahulu. Setelahnya, dibutuhkan waktu empat tahun untuk menjalani residensi psikiatri untuk resmi menjadi psikiater dengan gelar dokter dan Spesialis Kesehatan Jiwa (Sp. KJ). 
 
Nah, beda hal dengan psikolog yang harus menempuh pendidikan S1 Ilmu Psikologi. Lalu untuk membuka praktik dan konseling mandiri, para sarjana ilmu psikologi wajib mengambil magister psikologi profesi. 
 

2. Cara Mendiagnosis Pasien

Seorang psikiater memiliki keahlian yang berfokus pada ketidakseimbangan kimia di dalam otak manusia. Psikiater bisa meresepkan obat maupun memberikan terapi obat-obatan (farmakoterapi) kepada pasiennya. Mereka juga mumpuni melakukan terapi stimulasi otak, pemeriksaan fisik, serta laboratorium. 
 
Sementara itu, psikolog mendiagnosa pasien dengan cara melihat perkembangan kognitif dan memori pasien. Oleh karenanya, orang yang pergi ke psikiater akan diminta bercerita tentang masalah yang dihadapi, melakukan cognitive behavioural test, mengisi kuesioner, tes IQ, hingga neuropsikologi. 
 
Apabila kondisi pasien tergolong parah atau hasil tes pasien semakin memburuk, psikolog akan merujuk pasien ke psikiater.
 
Baca juga: Ini Cara Memilih Psikiater yang Ideal untuk Anda

3. Masalah Mental yang Ditangani

Psikiater mampu mengidentifikasi gangguan mental yang kompleks, seperti gangguan kecemasan, bipolar, depresi, skizofrenia, dan lainnya. Namun, psikolog tidak bisa. Seorang psikolog hanya bisa menurunkan intensitas gejala yang dialami oleh pasien, dengan rekomendasi pola hidup sehat.

4. Ruang Lingkup Praktik

Karena memilki latar belakang kedokteran, psikiater cenderung bekerja di lingkungan rumah sakit atau klinik besar. Hal ini juga dikarenakan psikiater terkadang membutuhkan bantuan dokter spesialis lain saat merawat pasiennya.
 
Psikolog juga bisa melakukan praktik di rumah sakit. Namun umumnya, psikolog berpraktik di ruang lingkup yang lebih kecil, yakni klinik swasta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(SUR)

MOST SEARCH