FEATURE

Pudak Wangi Bintang SMA: Animator asal Banyuwangi yang Siap Mendunia

A. Firdaus
Jumat 30 September 2022 / 15:15
Kalimat di atas bukan sekadar judul, melainkan juga sebuah doa. Doa yang teruntai usai Medcom.id mendapatkan kesempatan mengenal lebih dekat dengan Pudak Wangi.

Pudak Wangi merupakan jebolan sekaligus juara Bintang SMA 2021, sebuah ajang pencarian bakat dari Pocari Sweat. Ia juara setelah menyisihkan pesaingnya dari siswa siswi bertalenta SMA se-Indonesia.
 

Titik Awal


Wawang, begitu panggilannya sejak kecil, lahir di Banyuwangi 1 Juli 2005. Ia merupakan anak bungsu dari dua bersaudara, hasil buah cinta pasangan Faizin dengan Titik Endang Lestari.

Tinggal di Genteng Kulon, Banyuwangi, Wawang memiliki hobi yang tak seperti kebanyakan anak seusianya. Ia lebih minat untuk menggambar, membuat animasi, dan kartun.

Bakatnya ini muncul tidak dengan sendirinya. Sang ayah, Faidzin jago melukis. Tak ayal, Wawang pun yang kerap melihat aktivitas ayahnya tertarik untuk ikut 'berkreasi' di atas kanvas.



"Kemudian saat Kelas 6 SD, aku mulai kenal dan tertarik dengan digital art dari YouTube. Dari situ aku mulai belajar banyak cara membuat ilustrasi secara digital yang kemudian berkembang jadi animasi," ujar Wawang saat membuka jawaban pertanyaan dari Medcom.id.

"Aku mulai tekun dan serius dengan passion menggambar animasi ketika usia 11-12 tahun. Sedangkan untuk animasi aku mulai membuat beberapa karya waktu aku masih kelas 3 SMP," sambungnya.

Beruntungnya, Wawang memiliki orang tua yang mendukung hobinya. Ia juga dibebaskan untuka berekspresi, asalkan bersifat positif. "Mereka juga selalu bilang untuk bisa tanggung jawab atas pilihanku sendiri," terang Wawang.
 

Mendobrak Rasa Takut


Tak mau hobinya hanya dinikmati sendiri tanpa tujuan, Wawang pun tertarik untuk bisa mengikuti ajang pencarian bakat, yaitu Bintang SMA Pocari Sweat, yang sudah ia tahu sejak 2019. Sayangnya, ketika itu ia masih duduk di bangku SMP.

"Sedangkan di tahun 2020 aku masih belum punya nyali buat ikutan. Dan, baru pada 2021, aku berpikir dalam hati. Lakukan saja dan lihat apa yang terjadi," ujar Wawang.

Wawang mengaku, mendaftarkan dirinya ke Bintang SMA begitu mepet, yaitu H-3 sebelum pintu pendaftaran ditutup. Sehingga, lulusan SD Muhammadiyah 6 Genteng pun harus mengerjakan hasil karya animasinya dengan waktu mepet pula, yaitu sekira dua hari.

"Karena memang sebelumnya aku masih maju mundur ikutan, apalagi faktanya bahwa finalis-finalis tahun sebelumnya itu kebanyakan memang seni perform," kata Wawang.



Meski mendaftar dengan katergori bakat yang jarang ditemui, Wawang justru mampu menembus 50 besar. Hingga akhirnya, gadis yang juga gemar berenang ini mendapatkan mentoring session bersama Aulion.

"Ka Aulion banyak bantu untuk kasih tahu mana aja yang perlu di-improve untuk submisi berikutnya. Bersyukurnya aku masuk grand final. Dan jujur menurutku top 7 itu sudah para juara. Mereka semua telah melakukan yang terbaik dari mereka yang terbaik," terang Wawang.

"So, ketika aku diumumkan sebagai pemenang, itu beneran suatu keajaiban banget, aku sangat beruntung bisa mendapatkannya," kesan Wawang.
 

Perjalanan Menakjubkan Dimulai


Usai dinobatkan menjadi juara Bintang SMA 2021, satu persatu pengalaman berharga didapat Wawang. Termasuk project animasi 'Papercraft' yang ia anggap sebagai tantangan baru. Terlebih ia ditunjuk langsung sebagai director dan langsung bekerja sama dengan aktor ternama Indonesia, Reza Rahadian.

"Yang pasti seru, tapi bisa dibilang project sama ka Reza ini salah satu tantangan buat aku. Cause i have to keep up sama orang-orang profesional yang jauh lebih berpengalaman, harus bisa berpikir lebih dewasa, dan harus bisa keep up setiap diskusi," ucap Wawang.

Tak hanya itu, kepercayaan diri Wawang meningkat ketika tim di balik layar, termasuk Reza Rahadian ternyata sangat menerima atas segala pendapatnya. Hal itu menjadi salah satu pengalaman yang ia terapkan ke depannya.

"Meskipun awalnya aku segan buat mempresentasikan ide atau saran, tapi karena tim di balik layar dan ka Reza sendiri juga sangat welcoming to everyone’s opinion, aku jadi semakin percaya diri untuk bisa melibatkan diri di setiap idenya," kata Wawang.
 

Berangkat dari Rasa Khawatir


Wawang dan Reza Rahadian berkolaborasi membuat short animation "Papercraft - The Pursuit of Passion & Dreams". Di sini Wawang dipercaya sebagai Director dan Animator, sementara Reza sebagai Producer dan pengisi suara untuk kakek tua. Fakta menariknya, ini menjadi film animasi pertama yang diproduseri Reza Rahadian.

Meski ada beberapa koleksi animasi pendek yang dibuatnya sebagai 'pemanasan' atau 'warm up', tapi untuk karya yang utuh secara story telling, scoring, dan visual, Papercraft diklaim Wawang punya produksi yang legit.

"Sejauh ini sudah ada total empat karya. Dan 'Papercraft' ini karya pertama aku yang memang proses produksinya legit. Dan aku baru bisa merasakan bagaimana caranya bekerja di dunia industri pada proyek papercraft ini," kata Wawang.



Dalam proses pembuatannya, Wawang bercerita bahwa ide Papercraft ini sebenarnya datang dari kekhawatirannya sendiri. Ia sempat berpikir, bagaimana kalau suatu saat dirinya kehilangan passion.

"Suatu hal yang sangat aku senang melakukannya, bagaimana jadinya kalau aku kehilangan itu gara-gara suatu rutinitas otomatis yang harus aku lakukan setiap hari. What if, aku kehilangan passion yang bikin aku semangat itu sampai aku di usia yang mungkin sudah nggak se-energik waktu aku remaja saat ini," jelas Wawang.

"Dari concern-concern itu munculah ide film papercraft. Di mana aku melihat 'dreams and passion' dari persepektif seseorang yang sudah berumur pensiun," sambungnya.
 

Bakat dan Kesempatan


Reza pun kagum dengan ide yang ditumpahkan Wawang dalam short animation ini. Aktor yang telah memainkan ratusan film Indonesia ini melihat, bakat Wawang harus di-eksplor sedalam mungkin.  

"Aku merasa yang paling penting untuk anak seusia Wawang adalah kesempatan. Jadi bakat tanpa adanya kesempatan bisa jadi tidak terlihat. Bahkan yang Wawang miliki itu aku anggap sebagai momentum untuk membuka kesempatan yang lebih," ujar Reza saat peluncuran Bintang SMA 2022 beberapa waktu lalu.

"Jadi aku yang ingin sekali memberi waktu sebisa mungkin dari kesibukan yang ada untuk bisa bertukar pikiran ngobrol sama Wawang, dan aku ingin proyek ini adalah proyek milik Wawang bersama Pocari, jadi bukan atas arahan aku atau apa, aku ingin Wawang menumpahkan ide-idenya, aku hanya memberi masukan," terang Reza.

Saat peluncuran Bintang SMA 2022, pihak Pocari Sweat menayangkan short animation karya Wawang, Papercraft  yang diproduseri langsung oleh Reza Rahadian. Luar biasanya lagi,  "Papercraft - The Pursuit of Passion & Dreams" ditayangkan di salah satu studio CGV Grand Indonesia dan disaksikan para rekan media.



Responsnya, ceritanya sangat menyentuh dan agak terkejut melihat karya yang begitu dewasa ceritanya dibuat oleh Siswi SMA yang masih berusia 17 tahun.
 

Los Angeles dan Tanda-Tanda


Perjalanan menakjubkan Wawang berlanjut. Ia dipertemukan dengan Niki Zefanya, yang merupakan idolanya. Di sana, ia dapat pengalaman berharga dan bertukar pikiran.

"Pergi ke Los Angeles adalah salah satu impian besarku. Apalagi bisa mengobrol langsung dengan salah satu idolaku, Niki Zefanya. Aku sangat bersyukur," ucap Wawang.

Di samping memenangkan keuntungan dari Bintang SMA yang memang sangat bermanfaat, LA trip to meet NIKI dan jadi Brand Ambassador Pocari Sweat selama satu tahun, Wawang juga dapat banyak kesempatan lain serta lebih banyak pintu rezeki yang terbuka.



"Selain proyek dengan Kak Reza, ada beberapa project animasi keren lain bahkan di luar winner benefit. Sangat beruntung jadi bagian dari Bintang SMA, bisa belajar langsung dari orang-orang hebat di bidangnya," terangnya.

Terkini, Wawang mendapatkan kesempatan membuat Video Clip untuk lagu berjudul Tanda-tanda dari diva kondang, Yuni Shara.

"Awalnya aku dapat kesempatan untuk animate Music Video bunda Yuni dari produser label music. Setelah beberapa kali diskusi tentang konsep MV, akhirnya label music dan bunda Yuni setuju untuk menggunakan animasi 2D. And the rest, is purely miracle," leganya mengucap.


Kegelisahan, Pelarian, dan Inspirasi


Kelas 3 SMP itu mungkin menjadi tahun yang menegangkan buat Wawang. Banyak hal terjadi karena datangnya Covid-19. Pada momen itu, banyak rencana yang tidak bisa ia realisasikan.

"Selain itu aku juga sempat super keteteran buat menyeimbangkan antara sekolah dan passion. Karena ya menurutku dua duanya sama sama penting. Jadi memang masa masa itu aku inget lumayan stresfull," cerita Wawang.

Beruntungnya, Wawang punya 'escape' dengan cara menggambar. Jadi kapan pun ia merasa stres dia akan mencurahkan semuanya dengan karya.

"That’s why, kebanyakan karya animasiku datang dari kekhawatiran, kegelisahan, concern, dan curhatan pribadi. Cause most of the time that’s the way I escape," jelasnya.

Bicara impian, pasti akan selalu berubah-ubah setiap saatnya. Ketika masih duduk di Sekolah Dasar, Wawang ingin sebagai pelukis. Seiring waktu berjalan, impian atau cita-citanya meningkat menjadi animator.

Dan pasti bakal meningkat terus apapun tujuan kita kedepannya. Bagi Wawang, masih banyak mimpi yang mungkin belum bisa tercapai, tapi yang jelas ia sudah sangat bangga dengan pencapaian dan kesempatan-kesempatan yang sudah ia raih saat ini.

"Dan aku juga sangat bangga karena aku sudah memulai perjalanan mimpiku sedini ini," pungkas Wawang.

Ya, bukan tak mungkin, usai menumpahkan kreativitas animasinya di dalam negeri, Gadis Banyuwangi ini bisa saja merambah ke bisnis animasi internasional. Dengan bakat yang terus digali, karya Wawang akan siap dinikmati dunia.

Kamu bisa mengikuti jejak Wawang dan merekam, submit bakat yang kamu miliki sekreatif mungkin ke Instagram, Twitter, TikTok kamu, atau ke website BINTANG SMA dengan tagar #BintangSMA2022 dan tag @pocariid.

Periode submission video ini akan dibuka hingga 12 Oktober dan selanjutnya para finalis akan mengikuti serangkaian acara yang diisi oleh para juri dan experts, hingga ke Grand Final tanggal 19 November di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.

"Pocari Sweat kembali lagi dengan Bintang SMA di tahun keempatnya karena setiap tahun kita selalu temukan bakat-bakat yang semakin variatif dan partisipasi dari kota-kota yang semakin luas. Dan kita merasa potensi bakat dari anak-anak SMA di Indonesia ini sangat luar biasa," ujar Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka, Puspita Winawati yang biasa dipanggil Wina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH