FEATURE

Zumba jadi 'Senjata Pertempuran Panjang' Evelyn Melawan Kanker

A. Firdaus
Jumat 25 Juni 2021 / 11:13
Evelyn Liem, seorang penyintas kanker yang berjuang untuk sembuh. Salah satu upaya terbaiknya adalah dengan melakukan aktivitas fisik seperti menari dan juga zumba.

Evelyn divonis mengalami kanker payudara stadium 2B, salah satu kanker terganas yang dialami perempuan, selain kanker serviks dan kanker ovarium. Pertama kali Evelyn didiagnosa kanker payudara pada akhir 2015. Ia mengidap kanker payudara karena faktor genetik.

"Setiap orang memang punya sel pra kanker dalam tubuhnya. Tapi tidak serta merta langsung bisa menjadi kanker. Ada kondisi tertentu yang menyebabkan sel pra kanker itu berubah menjadi kanker," ujar Evelyn membuka percakapan.

"Gaya hidup yang buruk, tidak berolahraga, dan faktor keturunan misalnya. Untuk kasus yang aku alami, memang ada history cancer di keluarga," terangnya.

Untungnya, kanker yang dialami Evelyn stadium 2B. Dalam artian seperti dikutip alodokter, kondisi ini berarti sel-sel kanker telah berkembang, namun belum menyebar ke seluruh tubuh. Sel-sel ini hanya ada di payudara atau baru menyebar di getah bening di dekat payudara.

"Sebenarnya kondisinya tidak parah, karena tidak ada gejala yang serius. Yang dirasakan hanya lelah yang berkepanjangan dan ada benjolan di payudara. Selain itu aktivitas masih normal, bahkan masih bisa olahraga setiap hari," jelas Evelyn.

Sampai dengan sekarang, kata Evelyn, kondisi yang dialami sudah pada fase remisi. Artinya ia sudah dikemo, dan sudah dipantau selama kurang lebih 4 tahun.

"Tapi untuk breast cancer, baru bisa dinyatakan cancer free setelah 10-15 tahun kankernya tidak relapse atau kambuh lagi," ujar Evelyn.
 

Rumah kedua


Ketika diagnosis menderita kanker payudara, Evelyn merasa dunia telah runtuh. Semangat hidup pun sempat goyah. Tapi, ia enggan terlarut dalam keterpurukan.

Evelyn tahu, ia bisa sembuh. Terlebih kankernya tidak cukup parah. Untuk itu ia ingin sembuh secepatnya dengan mengikuti kemoterapi seserius mungkin.

Dan, salah satu upaya untuk mempercepat kesembuhannya adalah, melakukan aktivitas fisik. Kebetulan, Evelyn hobi menari, bahkan ia sempat masuk sanggar tari. Evelyn menjadikan menari sebagai bagian dari rutinitas untuk merasakan hari yang menyenangkan dan mengenal diri kita lebih baik.

Berdasarkan sebuah penelitian Journal of Applied Gerontology, menari merupakan salah satu cara penghilang stres yang efektif. Sesuai dengan hasil penelitian tersebut, Evelyn mengungkapkan bahwa menari bukan sekadar olahraga, lebih dari itu.

Setelah itu, Evelyn bertemu dengan zumba, dan langsung jatuh cinta, karena dianggap sebagai salah satu upaya penyempurnaan melawan kanker.

"Sejak pertama kali mengikuti Zumba, aku akhirnya menemukan apa yang aku cari. Aku suka menari mengikuti alunan musik sejak kecil. Zumba memberikan kesempatan untuk menemukan kembali passion yang hilang," sebut Evelyn.

"Aku menemukan ‘rumah kedua’ saat dunia seakan runtuh, ketika aku didiagnosa terkena kanker. Zumba memberi harapan dan kekuatan untuk terus menjalani hidup karena aku menemukan kebahagiaan dari kegiatan menari. Aku sangat bersyukur bertemu dengan teman-teman yang memberi energi positif untuk kesembuhanku,” tambah Evelyn.

Jadi fungsi zumba menurut Evelyn, adalah lebih kepada stress release dan mendukung mental health. Pasien yang sedang menjalani kemoterapi memang dianjurkan untuk berolahraga supaya terhindar dari fatigue.

"Bergerak juga membantu membuang racun-racun efek kemo melalui keringat. Zumba bareng teman-teman juga membantu meningkatkan positive vibes yang memang diperlukan dalam 'pertempuran panjang' melawan kanker," jelas Evelyn yang telah mengambil license ZIN (Zumba Instructor Network).

Zumba merupakan olahraga yang menyenangkan karena suara musik yang lantang dan irama yang dinamis, kombinasi irama Internasional dan Latin menciptakan suasana layaknya berpesta. Hasilnya para peserta tidak ragu untuk menggerakan badan dan kaki mereka mengikuti alunan musik, karena sangat terbawa dengan suasana di kelas. Sambil bersenang-senang, mereka membakar kalori dan meningkatkan fleksibilitas.

Semakin cepat kamu menari, semakin cepat pula jantungmu berdetak, menjadikan jantung lebih kuat dan lebih sehat. Menurut laporan New England Journal of Medicine, para peneliti menemukan bahwa menari mempunyai dampak yang signifikan terhadap kognisi mental, termasuk peningkatan keseimbangan dan koordinasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH