FEATURE

Sepenggal Cerita Para Petugas Kremasi di Krematorium Cilincing DKI Jakarta

Mia Vale
Minggu 06 Maret 2022 / 13:00
Jakarta: Apa pun pekerjaannya, yang penting halal. Mungkin itu pula yang menjadi prinsip bagi mereka yang menjalani jenis pekerjaan ini. Ya, petugas kremasi. 

Mungkin bila ditanya, tidak ada cita-cita dalam benak mereka untuk menjadi petugas kremasi di Krematorium Cilincing Jakarta Utara. Namun begitu, semua itu mereka jalani dengan rasa penuh tanggung jawab.

Sebelum membaca lebih jauh, perlu kamu ketahui bahwa kremasi adalah cara peleburan manusia melalui proses pembakaran. Tidak berbeda dengan pemakaman umum, tempat kremasi adalah tempat akhir jenazah disemayamkan. 

Untuk prosesnya sendiri, di tempat kremasi ada dua jenis proses kremasi, yakni proses secara tradisional yang menggunakan kayu bakar, dan secara sedikit lebih modern dengan menggunakan oven.

Menyadur dari YouTube channel "Telusur", kami berusaha menggali bagaimana sebenarnya mereka menjalani pekerjaan tersebut. 

Bersama Adit 'Lentera Malam', kalian akan diajak menelusuri bagaimana pengalaman pak Agus, pak Amzah, dan Boril dalam menjalani tugasnya. Dan pastinya tempat kremasi ini juga menyimpan cerita mistis di dalamnya.

"Gue, Adit 'Lentera Malam' dan tim Lentera Malam, berkesempatan untuk datang ke tempat kremasi, yang berada di pinggiran Jakarta Utara. Dan dari tempat tersebut gue berhasil mendapat cerita-cerita mistis dari para petugas yang bekerja di tempat kremasi tersebut," buka Adit dalam channel Youtube-nya tersebut. Berikut lika-liku mereka yang bekerja menjadi petugas kremasi.


cerita petugas kremasi
(Pak Agus terhitung sudah menjalani profesi petugas kremasi oven selama 21 tahun. Foto: Dok. YouTube Telusur)
 

Pak Agus, petugas kremasi oven


Bagi pria yang sudah bekerja menjadi petugas kremasi selama 21 tahun, tidak semua orang mempunyai kesempatan untuk bisa bekerja seperti dirinya. 

Ia mengaku kala awal-awal bekerja, dirinya masih memiliki perasaan takut. Apalagi ia harus berhadapan langsung dengan jenazah, di mana fisik dan organnya sama sepertinya. 

"Waktu awal bekerja seperti ini pasti punya perasaan takut. Tapi lama-lama, karena dibebani rasa tanggung jawab pekerjaan, perasaan itu saya buang," ujar Agus.

Menurur Agus kremasi dengan oven berbeda pengerjaannya dengan tradisional. Selain bahan bakarnya berbeda, waktu pengerjaannya pun berbeda. 

"Kalau dioven, bahan bakarnya solar, prosesnya cuma 90 menit," jelas Agus. Sebelum kremasi, biasanya keluarga almarhum melakukan proses keagamaan, seperti kebaktian kalau untuk Kristen dan katolik, atau sembahyang kalau untuk Budha dan Hindu. 

Setelah melakukan penghormatan terakhir, baru proses kremasi. Setelah selesai, selanjutnya diperlihatkan kepada keluarga. 

Selesai, baru proses penumbukkan dan dimasukkan ke dalam guci yang selanjutnya diserahkan kebali kepada pihak keluarga, apakah abu itu akan dilarung (buang abu) di laut, disimpan di rumah abu, atau pihak keluarga punya pilihan tempat lain untuk menyimpan atau membuang abu tersebut.

Lantas, apakah pernah mengalami kejadian mistis? "Itu mah tergantung kitanya. Namanya makhluk seperti itu pasti ada, tapi kalau kita enggak percaya hal-hal seperti itu, ya, enggak ada," papar Agus.

"Saya sering di sini, kadang sampai jam 11 atau 12 malam, tapi alhamdulillah nggak ketemu yang macam-macam," ujar Agus. 

Menurutnya, "Kalau kita ini yang hidup hanya menjalani proses sesuai dengan agamanya saja, selebihnya Tuhan yang punya urusan, bukan urusan kita lagi."


cerita petugas kremasi
(Boril bertugas menjaga rumah abu. Foto: Dok. YouTube Telusur)
 

Boril, petugas rumah abu


Lain pak Agus, lain pula yang dialami Boril, pria yang bertugas menjaga rumah abu, tempat penyimpanan abu yang sudah disimpan dalam guci. Selama bekerja di krematorium Ciling, dirinya jarang diperlihatkan sosok-sosok penunggu di sana. 

"Paling waktu itu, pernah awalnya saya lagi kumpul bareng teman-teman. Nah pas mereka pulang, berkisar jam setengah 12-an, saya ke belakang mau cuci muka. Kebiasaan saya memang kalau mau tidur pasti cuci muka. Nah pas lagi jalan, saya lihat ada anak kecil di dalam mobil KWK yang ada di dekat sumur belakang," cerita Boril. 

Menurutnya, anak kecil itu menempelkan tangannya di kaca mobil sambil 'ngeliatin' dirinya. 

"Kayak orang lagi ngelongok dari dalam mobil. Karena penasaran, saya langsung senter pakai senter HP, eh, hilang," aku Boril. 

Tidak lama berselang, Boril melijat lagi kalau 'anak' tadi lari-larian di dalam mobil sampai mobil itu bergoyang. Namun, saat kembali disambangi, anak itu hilang. 

Selain itu, masih menurut cerita Boril, ayahnya pernah diganggu oleh sosok wanita yang menangis sambil duduk di pojokan.

"Semacam kuntilanak pakai baju merah, seperti pengantin Cina, pakai kerudung, gitu. Pas disamperin sama Bapak, ternyata mukanya hancur. Saking takutnya, Bapak pulang ke rumah," ujar Boril. 


cerita petugas kremasi
(Setiap pekerjaan pasti ada suka dukanya. Begitu juga yang dialami pak Agus dan Boril. Foto: Dok. YouTube Telusur)


Tak hanya itu, Boril juga mengatakan banyak yang melihat sosok perempuan itu, kadang kamar tempat istirahat ayahnya digedor-gedor, padahal ketika dilihat tidak ada orang. 

Atau, sosok perempuan itu uncang-uncang kaki sambil duduk di atas pohon. "Kalau saya sih belum pernah dikasih lihat perempuan itu. Tapi kalau mendengar suara seperti orang lagi buang air, sering. Pas disamperin ke kamar mandi, malah ditimpuk pakai batu gede banget. Padahal, di kamar mandi enggak ada batu," pungkas Boril. 

Setiap pekerjaan pasti ada suka dukanya. Begitu juga yang dialami pak Agus. "Sukanya selama saya kerja di sini, kalau kita bekerja dengan ikhlas dan tanggung jawab, pihak keluarga puas dengan apa yang sudah kita kerjakan, mereka pasti mengucapkan terima kasih sama kita," ucap Agus.

"Bahkan bukan hanya satu orang tapi satu keluarga. Wah, itu rasanya kita punya kebanggaan tersendiri," jelas Agus. 

Namun, dukanya, "Kadangkala, saat kita sudah bekerja semaksimal mungkin, masih ada komplain dari keluarga." Namun begitu, Agus yakin, selama kita bekerja dengan ikhlas dan baik, apa adanya, balasannya akan baik juga. 

"Yang penting berbuat baiklah terhadap sesama, karena kita tidak pernah tahu balasannya seperti apa," pungkas Agus. 




Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH