FEATURE
Novianty Elizabeth, Berjuang Mendirikan Sekolah Modern dan Berkulitas dengan Biaya Terjangkau
Raka Lestari
Kamis 05 November 2020 / 06:00
Jakarta: Pendidikan yang modern pada umumnya hanya bisa dirasakan oleh kalangan menengah atas, mengingat biayanya yang tidak murah. Akan tetapi, Novianty Elizabeth sebagai pendiri Sekolah Putra Pertiwi, di kawasan Pondok Cabe bisa mewujudkan hal tersebut.
Berawal dari mimpinya untuk menciptakan pendidikan yang modern dan relatif terjangkau untuk kalangan menengah, ia mendirikan Sekolah Putra Pertiwi pada tahun 1997 di kawasan Pondok Cabe, Tangerang.
Pada tahun tersebut, di kawasan Pondok Cabe belum ada Taman Kanak-kanak modern yang sudah memperkenalkan komputer dan Bahasa Inggris.
.jpeg)
(Novianty Elizabeth gigih sedari awal untuk membangun sekolah berkualitas. modern Foto: Dok. Sekolah Putra Pertiwi)
“Putra Pertiwi berdiri mulai tahun 1997 dan memulai tahun ajaran pada 1998/1999 dimulai dari unit sekolah Taman Kanak-kanak. Pada saat itu di daerah pondok cabe belum ada Taman Kanak-kanak modern yang sudah memperkenalkan komputer dan Bahasa Inggris," buka Novi.
"Orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke taman kanak-kanak dan playgroup modern harus ke daerah terdekat Jakarta Selatan dan biaya sekolah di daerah tersebut juga relatif lebih mahal. Bahkan ada yang menggunakan mata uang Dollar sebagai biaya sekolah,” tutur Novi.
Ia juga bercerita bahwa selain hal tersebut, ketertarikan timbul juga karena dirinya sering melihat hal-hal yang menyangkut pendidikan dan dinamika persekolahan utamanya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
“Saya sering menjadi pengurus POMG sebagai wadah persatuan orang tua murid dan guru, tetapi pendapat dan saran saya sering kali tidak diakomodir oleh sekolah ketika itu,” kata Novi.
“Banyak suka duka yang dialami, awalnya banyak tantangan dari mulai membangun gedung sekolah yang awalnya sebuah rumah dan direnovasi menjadi sekolah Taman Kanak-kanak, pengurusan legalitas membangun sekolah, rekruitmen tenaga pendidik, penyiapan kurikulum yang hendak digunakan serta mempersiapkan tenaga pengajar dengan pelatihan dan pendampingan,” ujar salah satu dosen Pascasarjana di Universitas Jayabaya ini.
Namun menurut Novi, duka yang dialami tersebut akan terobati jika melihat siswa berhasil dalam kegiatan belajar mengajarnya.
“Ada kebanggan dan rasa suka cita jika mendengar dari para orang tua tentang kemajuan anaknnya. Apalagi jika melihat prestasi siswa dan melepaskan mereka menyelesaikan proses belajar dan masuk jenjang pendidikan berikutnya dengan prestasi yang memuaskan,” kata Novi.
(Berbagai penghargaan juga diterima oleh Sekolah Putra Pertiwi. Foto: Dok. Sekolah Putra Pertiwi)
Novi juga bercerita bahwa dirinya sempat diremehkan oleh orang lain. “Waktu itu keluarga berpandangan bahwa membangun sekolah itu perlu komitmen yang tinggi dan bukan berorientasi pada keuntungan, ayah saya mempertanyakan mengapa tidak membuka restoran tinggal beli franchise dan pasti mendapatkan keuntungannya lebih cepat,” cerita Novi.
“Belum lagi pandangan masyarakat yang skeptis tentang sekolah baru. Ketika itu pada tahun 1998 belum banyak Taman Kanak-kanak modern, mereka umumnya underestimate terhadap pengelola sekolah baru, banyak bertanya tentang kurikulum, tenaga pengajar dan fasilitas pembelajaran. Bahkan membandingkan dengan sekolah lama yang sudah eksis terlebih dahulu,” tutur Novi.
Akan tetapi, semua hal itu justru membuat Novi semakin bersemangat untuk terus memperbaiki mutu sekolah sedikit demi sedikit berproses menjadi sekolah unggulan dengan banyak prestasi. Sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat menjawab keraguan orang terhadap sekolah baru.
“Di sini kami mengedepankan kehidupan toleransi beragama dan memasukannya sebagai salah satu misi sekolah, kami percaya dengan meningkatkan toleransi umat beragama akan terbangun iman, taqwa, cinta kasih dan saling menghargai perbedaan dengan sesama umat manusia,” kata Novi.
Hal tersebut diimplementasikan dengan mengakomodir layanan pendidikan pada siswa untuk semua agama yang diakui di Indonesia dan menyiapkan tenaga pendidikan yang profesional.
“Sekolah ini juga mengutamakan pendekatan individu kepada setiap siswanya, di mana guru tidak hanya mendidik dan menyampaikan materi ajar, tetapi guru harus tahu tiap detail tentang siswanya, sehingga tumbuh kembang dan kecakapan sosial, serta prestasi akademiknya dapat berkembang dengan maksimal,” kata Novi.
Menurutnya, dengan pendekatan individual, di mana anak didik secara individu diperhatikan dan di motivasi agar aktif dalam kegiatan pembelajaran akan membantu mereka tumbuh dan berkembang sesuai minat dan bakatnya. Oleh sebab itu sekolah Putra Pertiwi senantiasa menciptakan hubungan yang harmonis antar peserta didik dan guru.
.jpeg)
(Novi menerima penghargaan dari Airin Rachmi Diany. Foto: Dok. Sekolah Putra Pertiwi)
“Selama Sekolah Putra Pertiwi berdiri sudah banyak penghargaan yang didapat baik prestasi akdemik maupun prestasi non akademik. yang banyak sekali jika disebut satu persatu,” tutur Novi.
“Semua penghargaan piala diletakkan lemari kaca dikoridor kelas sebagai bentuk apresiasi kepada siswa maupun guru yang telah berprestasi.”
Selain itu untuk guru dan kepala sekolah juga pernah mendapatkan penghargaan, sekolah Putra Pertiwi pernah mendapatkan juara lomba perpustakaan tingkat Banten, dan baru baru ini mendapat penghargaan Adiwiyata Sekolah Berwawasan Lingkungan.
“Saya banyak mendengar keluh kesah orang tua saat belajar dari rumah ini di mana mereka keberatan dengan banyaknya tugas dan harusnya setiap hari mendampingi anak belajar dari rumah. Sebenarnya ini momentum yang tepat saatnya siswa memerdekakan diri mencari ilmu yang diperlukan sesuai dengan minatnya,” kata Novi.
“Orang tua menguatkan kedudukannya sebagai pemilik utama anak yang harus mempunyai kontribusi langsung dan bekerja sama dengan pendidik di sekolah dalam penyelenggaraan pembelajaran di sekolah,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa dukungan orang tua sangatlah berharga seperti menyiapkan perangkat pembelajaran online, mendampingi anak belajar di rumah, mengomunikasikan kendala guru kendala yang ditemui saat mendampingi anak belajar dirumah. Sehingga proses belajar tetap kondusif walaupun dari rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Berawal dari mimpinya untuk menciptakan pendidikan yang modern dan relatif terjangkau untuk kalangan menengah, ia mendirikan Sekolah Putra Pertiwi pada tahun 1997 di kawasan Pondok Cabe, Tangerang.
Pada tahun tersebut, di kawasan Pondok Cabe belum ada Taman Kanak-kanak modern yang sudah memperkenalkan komputer dan Bahasa Inggris.
.jpeg)
(Novianty Elizabeth gigih sedari awal untuk membangun sekolah berkualitas. modern Foto: Dok. Sekolah Putra Pertiwi)
Latar belakang mendirikan Sekolah Putra Pertiwi
“Putra Pertiwi berdiri mulai tahun 1997 dan memulai tahun ajaran pada 1998/1999 dimulai dari unit sekolah Taman Kanak-kanak. Pada saat itu di daerah pondok cabe belum ada Taman Kanak-kanak modern yang sudah memperkenalkan komputer dan Bahasa Inggris," buka Novi.
"Orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke taman kanak-kanak dan playgroup modern harus ke daerah terdekat Jakarta Selatan dan biaya sekolah di daerah tersebut juga relatif lebih mahal. Bahkan ada yang menggunakan mata uang Dollar sebagai biaya sekolah,” tutur Novi.
Ia juga bercerita bahwa selain hal tersebut, ketertarikan timbul juga karena dirinya sering melihat hal-hal yang menyangkut pendidikan dan dinamika persekolahan utamanya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
“Saya sering menjadi pengurus POMG sebagai wadah persatuan orang tua murid dan guru, tetapi pendapat dan saran saya sering kali tidak diakomodir oleh sekolah ketika itu,” kata Novi.
Suka duka membangun Sekolah Putra Pertiwi
“Banyak suka duka yang dialami, awalnya banyak tantangan dari mulai membangun gedung sekolah yang awalnya sebuah rumah dan direnovasi menjadi sekolah Taman Kanak-kanak, pengurusan legalitas membangun sekolah, rekruitmen tenaga pendidik, penyiapan kurikulum yang hendak digunakan serta mempersiapkan tenaga pengajar dengan pelatihan dan pendampingan,” ujar salah satu dosen Pascasarjana di Universitas Jayabaya ini.
Namun menurut Novi, duka yang dialami tersebut akan terobati jika melihat siswa berhasil dalam kegiatan belajar mengajarnya.
“Ada kebanggan dan rasa suka cita jika mendengar dari para orang tua tentang kemajuan anaknnya. Apalagi jika melihat prestasi siswa dan melepaskan mereka menyelesaikan proses belajar dan masuk jenjang pendidikan berikutnya dengan prestasi yang memuaskan,” kata Novi.
.jpeg)
(Berbagai penghargaan juga diterima oleh Sekolah Putra Pertiwi. Foto: Dok. Sekolah Putra Pertiwi)
Pengalaman diremehkan oleh orang lain
Novi juga bercerita bahwa dirinya sempat diremehkan oleh orang lain. “Waktu itu keluarga berpandangan bahwa membangun sekolah itu perlu komitmen yang tinggi dan bukan berorientasi pada keuntungan, ayah saya mempertanyakan mengapa tidak membuka restoran tinggal beli franchise dan pasti mendapatkan keuntungannya lebih cepat,” cerita Novi.
“Belum lagi pandangan masyarakat yang skeptis tentang sekolah baru. Ketika itu pada tahun 1998 belum banyak Taman Kanak-kanak modern, mereka umumnya underestimate terhadap pengelola sekolah baru, banyak bertanya tentang kurikulum, tenaga pengajar dan fasilitas pembelajaran. Bahkan membandingkan dengan sekolah lama yang sudah eksis terlebih dahulu,” tutur Novi.
Akan tetapi, semua hal itu justru membuat Novi semakin bersemangat untuk terus memperbaiki mutu sekolah sedikit demi sedikit berproses menjadi sekolah unggulan dengan banyak prestasi. Sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat menjawab keraguan orang terhadap sekolah baru.
Perbedaan sekolah lain
“Di sini kami mengedepankan kehidupan toleransi beragama dan memasukannya sebagai salah satu misi sekolah, kami percaya dengan meningkatkan toleransi umat beragama akan terbangun iman, taqwa, cinta kasih dan saling menghargai perbedaan dengan sesama umat manusia,” kata Novi.
Hal tersebut diimplementasikan dengan mengakomodir layanan pendidikan pada siswa untuk semua agama yang diakui di Indonesia dan menyiapkan tenaga pendidikan yang profesional.
“Sekolah ini juga mengutamakan pendekatan individu kepada setiap siswanya, di mana guru tidak hanya mendidik dan menyampaikan materi ajar, tetapi guru harus tahu tiap detail tentang siswanya, sehingga tumbuh kembang dan kecakapan sosial, serta prestasi akademiknya dapat berkembang dengan maksimal,” kata Novi.
Menurutnya, dengan pendekatan individual, di mana anak didik secara individu diperhatikan dan di motivasi agar aktif dalam kegiatan pembelajaran akan membantu mereka tumbuh dan berkembang sesuai minat dan bakatnya. Oleh sebab itu sekolah Putra Pertiwi senantiasa menciptakan hubungan yang harmonis antar peserta didik dan guru.
.jpeg)
(Novi menerima penghargaan dari Airin Rachmi Diany. Foto: Dok. Sekolah Putra Pertiwi)
Pencapaian Sekolah Putra Pertiwi
“Selama Sekolah Putra Pertiwi berdiri sudah banyak penghargaan yang didapat baik prestasi akdemik maupun prestasi non akademik. yang banyak sekali jika disebut satu persatu,” tutur Novi.
“Semua penghargaan piala diletakkan lemari kaca dikoridor kelas sebagai bentuk apresiasi kepada siswa maupun guru yang telah berprestasi.”
Selain itu untuk guru dan kepala sekolah juga pernah mendapatkan penghargaan, sekolah Putra Pertiwi pernah mendapatkan juara lomba perpustakaan tingkat Banten, dan baru baru ini mendapat penghargaan Adiwiyata Sekolah Berwawasan Lingkungan.
Pesan sebagai pendidik selama PJJ
“Saya banyak mendengar keluh kesah orang tua saat belajar dari rumah ini di mana mereka keberatan dengan banyaknya tugas dan harusnya setiap hari mendampingi anak belajar dari rumah. Sebenarnya ini momentum yang tepat saatnya siswa memerdekakan diri mencari ilmu yang diperlukan sesuai dengan minatnya,” kata Novi.
“Orang tua menguatkan kedudukannya sebagai pemilik utama anak yang harus mempunyai kontribusi langsung dan bekerja sama dengan pendidik di sekolah dalam penyelenggaraan pembelajaran di sekolah,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa dukungan orang tua sangatlah berharga seperti menyiapkan perangkat pembelajaran online, mendampingi anak belajar di rumah, mengomunikasikan kendala guru kendala yang ditemui saat mendampingi anak belajar dirumah. Sehingga proses belajar tetap kondusif walaupun dari rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)