FAMILY
Waspada, Obesitas pada Anak Bisa Menimbulkan Berbagai Komplikasi Penyakit
Raka Lestari
Jumat 04 Maret 2022 / 07:00
Jakarta: Obesitas bisa dialami oleh siapa saja, termasuk pada anak-anak. Salah satu dampak obesitas yang terjadi pada anak-anak adalah menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Bahkan, pada masa pandemi covid-19 seperti sekarang, obesitas juga dapat meningkatkan risiko gejala yang berat ketika terinfeksi covid-19.
Untuk itu, peran orang tua sangat diperlukan dalam memastikan gizi dan nutrisi yang dikonsumsi oleh anak-anaknya sehingga berada pada jumlah yang seimbang. Agar tidak mengalami obesitas, orang tua juga wajib mengarahkan anak-anaknya untuk selalu bergerak aktif.
Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Winra Pratita, menyebutkna bahwa obesitas pada anak bisa menyebabkan komplikasi mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dari kepala sang anak kemungkinan cepat depresi dan percaya diri rendah akibat obesitas.
"Kemudian di bagian paru-paru, anak kemungkinan bisa mengalami asma atau sleep apnea pada saat tidur," ujarnya dalam Konferensi Pers Virtual Hari Obesitas Sedunia, pada Rabu, 2 Maret 2022.

(Orang tua juga wajib mengarahkan anak-anaknya untuk selalu bergerak aktif untuk mencegah obesitas. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali. Hal ini bisa ditandai dengan mengorok saat tidur.
Sementara, di bagian jantung, kemungkinan bisa terjadi kelainan jantung, atau kolesterolnya tinggi, bisa juga mengalami peningkatan tekanan darah. Pada bagian hati, terjadi perlemakan dan pada perut anak bisa mengalami gerd. Selanjutnya pada pankreas bisa beresiko diabetes tipe 2. Pada lutut bisa terjadi artritis atau nyeri pada sendi.
“Dan bisa juga kakinya bengkok akibat penimbunan berat badan yang sangat masif dalam waktu yang sangat singkat. Tak hanya itu, bagian reproduksinya biasanya kalau anak perempuan bisa jadi menstruasinya tidak teratur atau mungkin lebih cepat daripada kawan-kawannya. Itu yang harus kita hindari,” tutup dr. Winra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Untuk itu, peran orang tua sangat diperlukan dalam memastikan gizi dan nutrisi yang dikonsumsi oleh anak-anaknya sehingga berada pada jumlah yang seimbang. Agar tidak mengalami obesitas, orang tua juga wajib mengarahkan anak-anaknya untuk selalu bergerak aktif.
Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Winra Pratita, menyebutkna bahwa obesitas pada anak bisa menyebabkan komplikasi mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dari kepala sang anak kemungkinan cepat depresi dan percaya diri rendah akibat obesitas.
"Kemudian di bagian paru-paru, anak kemungkinan bisa mengalami asma atau sleep apnea pada saat tidur," ujarnya dalam Konferensi Pers Virtual Hari Obesitas Sedunia, pada Rabu, 2 Maret 2022.

(Orang tua juga wajib mengarahkan anak-anaknya untuk selalu bergerak aktif untuk mencegah obesitas. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali. Hal ini bisa ditandai dengan mengorok saat tidur.
Sementara, di bagian jantung, kemungkinan bisa terjadi kelainan jantung, atau kolesterolnya tinggi, bisa juga mengalami peningkatan tekanan darah. Pada bagian hati, terjadi perlemakan dan pada perut anak bisa mengalami gerd. Selanjutnya pada pankreas bisa beresiko diabetes tipe 2. Pada lutut bisa terjadi artritis atau nyeri pada sendi.
“Dan bisa juga kakinya bengkok akibat penimbunan berat badan yang sangat masif dalam waktu yang sangat singkat. Tak hanya itu, bagian reproduksinya biasanya kalau anak perempuan bisa jadi menstruasinya tidak teratur atau mungkin lebih cepat daripada kawan-kawannya. Itu yang harus kita hindari,” tutup dr. Winra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)