FAMILY

Wahai Orang Tua, Jangan Pernah Menutup Mata pada 6 Kebiasaan Anak

Mia Vale
Senin 09 Juni 2025 / 10:05
Jakarta: Masa kanak-kanak dan remaja adalah masa belajar dan tumbuh kembang. Namun, psikolog anak menyampaikan bahwa kebiasaan tertentu lebih dari sekadar perbuatan anak-anak dan bisa sebagai tanda bahaya. 

Meski terdengar menakutkan, para ahli menjelaskan bahwa memerhatikan kebiasaan-kebiasaan ini sebagai tanda peringatan yang potensial memungkinkan orang tua dan kakek-nenek untuk bertindak sebagai pihak yang berdaya dan mencari bantuan untuk anak dalam kehidupan mereka. 

Baca juga: Mengenal Kejang (Sawan) pada Bayi, Penyebab hingga Penanganannya

"Semakin cepat dapat mendeteksi masalah perilaku seperti agresi, mudah tersinggung, memukul orang lain, dan keterlambatan bahasa, semakin cepat orang tua dapat mengatasinya," jelas Dr. Regine Muradian, Psy.D., seorang psikolog klinis berlisensi yang mengkhususkan diri dalam menangani anak-anak, remaja, dan orang tua. 

Hal ini dilakukan agar tidak semakin parah selama bertahun-tahun. Dan berikut beberapa kebiasaan yang tidak boleh diabaikan pada anak-anak dan remaja.
 

1. Bebas mengakses internet secara pribadi 


Dengan adanya internet, anak-anak zaman sekarang memiliki akses ke lebih banyak bagian dunia daripada yang dimiliki banyak orang tua dan kakek-nenek di usia mereka. 

"Anak-anak tanpa sadar dapat menjadi mangsa bagi mereka yang ingin memanfaatkan kenaifan dan kurangnya pengalaman mereka," jelas Dr. Brett Biller, Ph.D., seorang psikolog dan direktur kesehatan mental di Hackensack University Medical Center kepada Parade. Untuk itu memantau dan membatasi penggunaan internet perlu dilakukan. 

Jika melihat seorang anak mencoba atau bersikeras menjelajahi internet tanpa pengawasan dan/atau secara pribadi, inilah saatnya orang tua terlibat dalam eksplorasi yang lebih besar terhadap dasar keinginan mereka.
 

2. Waktu layar yang berlebihan 



(Waktu layar (screen time) yang berlebihan pada anak dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, termasuk masalah kesehatan fisik, mental, dan perkembangan sosial-emosional. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Selain internet, peningkatan signifikan dalam waktu melihat layar ponsel, secara lebih luas, juga dapat menandakan masalah. Pasalnya, hal itu terkait dengan masalah tidur, masalah sosial-emosional, dan obesitas. 

Meskipun ponsel merupakan bagian dari kehidupan modern, pendekatan pengurangan bahaya, penting dilakukan, terutama untuk anak-anak prasekolah. Membatasi penggunaan layar ponsel selama waktu-waktu penting, seperti makan, bermain, dan waktu tidur, sangat penting.
 

3. Perilaku agresif 


Memukul, menggigit, melempar benda, dan mengamuk lama yang membuat anak kesulitan untuk menenangkan diri merupakan tanda-tanda emosional.

"Perilaku negatif ini, jika tidak ditangani, dapat berlanjut hingga tahun-tahun sekolah dasar dan menengah," jelas Dr Muradian. Sangat penting untuk mengarahkan dan memeroleh pemahaman yang lebih baik tentang agresi tersebut dengan mencari dukungan dan bimbingan untuk anak. 
 

4. Berbohong 

 
Kita semua pernah berbohong, tetapi tidak mengatakan kebohonan secara terus-menerus adalah masalah, ungkap Dr. Lara Litvinov, Ph.D., seorang psikolog senior di ADHD & Behavior Disorders Center di Child Mind Institute. 

"Tips penting untuk mencegah kebohongan yang lebih serius agar membantu melontakan kebenaran tidak terlalu menakutkan untuk dikatakan," katanya. Beberapa anak butuh waktu untuk mengatakan kebenaran, jadi orang tua mungkin perlu memberi mereka waktu.
 

5. Menggigit kuku 


"Menggigit kuku" selama pertandingan olahraga yang ketat adalah satu hal. Anak-anak juga kurang memahami bahaya fisik yang dapat mereka timbulkan dengan menggigit kuku mereka, bahkan ketika hal itu mengakibatkan perdarahan atau rasa sakit. Seperti banyak kebiasaan lainnya, menggigit kuku biasanya memiliki dasar emosional. 
 

6. Ide bunuh diri 


Yang satu ini berat tetapi penting untuk diperhatikan. "Banyak anak, terutama remaja, mungkin mempertanyakan apakah hidup ini layak dijalani—tetapi kebanyakan dari mereka menjalani hidup yang sehat dan bermakna," kata Dr Allan. 

Jika khawatir anak Moms mungkin berpikir untuk bunuh diri, tanyakan langsung. Bertanya kepada seseorang apakah mereka pernah memiliki pikiran untuk bunuh diri tidak akan menanamkan ide di kepala mereka atau membuat mereka menyakiti diri sendiri.

Baca juga: 5 Ide Liburan Saat Kenaikan Kelas Ini Dijamin Pasti Seru!

Orang tua sebaiknya mendengarkan tanpa menghakimi tetapi juga mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan anak. 

"Tingkatkan pengawasan selama masa-masa yang menegangkan dan pastikan senjata api dan obat-obatan disimpan dengan aman," ujar Dr. Allan. "Jika risikonya langsung, hubungi polisi atau pergi ke ruang gawat darurat terdekat. Jika tidak, carilah terapi secepat mungkin."




Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH