FAMILY

Ratu Elizabeth II Sebagai Ibu, Cara Asuh Penuh Berbakti yang Dianggap Kuno

Mia Vale
Rabu 21 September 2022 / 08:05
Jakarta: Tidak dipungkiri, cara pengasuhan orang tua kepada anak-anaknya kadang berbeda satu sama lain. Bahkan kadang pola asuh orang tua zaman dulu dianggap sudah kuno dibandingkan zaman sekarang.

Seperti halnya dengan Ratu Elizabeth II yang memegang banyak gelar selama 70 tahun sebagai pimpinan kerajaan. Bahkan predikat 'ibu' sering dibayangi oleh tugasnya sebagai seorang Ratu Inggris.

Pakar kerajaan, Robert Hardman menggambarkan mendiang Ratu sebagai ibu yang mengabdi, meskipun dianggap kuno oleh keempat anaknya. “Saya pikir ada kecenderungan di antara beberapa orang untuk menerapkan norma-norma pengasuhan modern dalam cara sang Ratu membesarkan anak-anaknya,” ujar penulis “Queen of Our Times: The Life of Elizabeth II”.

Zaman dulu, Hardman mengatakan bahwa saat Elizabeth II meninggalkan anak pertamanya, Pangeran Charles dan saudara perempuannya, Putri Anne, untuk waktu yang lama merupakan hal yang normal. Ini terjadi pada masa perang di mana orang-orang telah terpisah dari keluarga mereka. Tidak untuk beberapa minggu atau bulan. Bahkan bisa sampai enam tahun.

Pernah, suatu hari, Raja Philip sang suami yang saat itu menjadi perwira Angkatan Laut, ditempatkan di Malta. Elizabeth pun diberi tahu bahwa pulau Eropa tidak cocok untuk sang Pangeran, sang anak. Sebenarnya Elizabet bisa saja tinggal di London bersama putranya. Namun, dia memutuskan untuk menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama suaminya.

Dia sudah terbiasa dengan ketidakhadiran orang tua yang lama saat dia tumbuh dewasa, jadi keputusannya untuk meninggalkan Charles tidak akan menimbulkan keraguan. Belum lagi, pengasuh ahli yang bertanggung jawab dan orang tuanya sendiri yang siap menemani cucu mereka. 

Bahkan Elizabeth menghabiskan Natal di Malta sementara Charles tinggal bersama kakek-neneknya, Raja George VI dan Ratu Elizabeth Ibu Suri, di Kastil Sandringham di Inggris.


("Kami berutang padanya utang paling tulus yang bisa dimiliki keluarga mana pun kepada ibu mereka atas cinta, kasih sayang, bimbingan, pengertian, dan teladannya," ujar Charles saat pidato kepergian mendiang Ratu Elizabet II. Foto: Dok. Instagram resmi The Royal Family/@theroyalfamily)

Publio juga mengetahui kalau hubungan dingin yang terjadi antara Ratu dan Pangeran Charles. Seperti kejadian di mana Elizabeth datang tak lama setelah ulang tahun Charles yang ketiga. Pangeran muda itu menyapa orang tuanya - bersama nenek dan bibinya Putri Margaret - di stasiun kereta api setelah mereka kembali dari kunjungan ke AS.

"Karena Elizabeth tidak melihat putranya selama lebih dari sebulan, ia bergegas untuk mencium ibunya. Sedangkan hanya membungkuk dan memberi Charles kecupan di atas kepalanya sebelum berbalik untuk mencium Margaret," tulis Smith. Masih ditambahkan, berhubung perasaan pewaris Inggris mengutamakan tugasnya, maka cinta keibuannya harus menunggu privasi Clarence House.

Smith menulis bahwa kehidupan anak-anak “dihabiskan terutama di kompleks pembibitan enam kamar di lantai dua Istana Buckingham.” Pada hari kerja, menurut Smith, Charles dan Anne akan turun ke bawah setelah sarapan untuk bermain sebentar dengan orang tua mereka dan tidak melihat mereka lagi sampai akhir hari ketika mereka akan melakukan "perjumpaan terakhir." 

Sang Ratu, bagaimanapun, menyingkirkan satu praktik kuno, yang membutuhkan kesan formal dari anak-anaknya ketika mereka memasuki ruangan tempat dia berada.

Ratu juga sempat memindahkan pertemuan mingguannya dengan Perdana Menteri mulai pukul 17:30 sampai 18:30 agar bisa menghabiskan waktu bersama anak-anaknya. 

Sementara itu, saat Pangeran Andrew lahir pada Februari 1960, Ratu sudah mapan dan jauh lebih percaya diri pada posisinya. Dia selalu memimpikan sebuah keluarga besar tetapi telah menundanya karena dia ingin "berkonsentrasi untuk membangun dirinya sebagai raja yang efektif," tulis Smith.

Dan dengan kedatangan Pangeran Edward empat tahun kemudian pada bulan Maret 1964, keluarga itu lengkap. "Sang Ratu menjadi ibu yang lebih santai dan konsisten terlibat dengan anak keduanya," kata Smith. 

Beberapa kritikus mempertanyakan, "Apakah dia terlalu memanjakan Andrew dan Edward, menebusnya karena tidak menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anaknya yang lebih besar."

Meskipun dia bukan ibu yang demonstratif, dia menunjukkan lebih banyak sifat suka bermain dengan Andrew dan Edward. Pakar kerajaan dan penulis “A Royal Life,” Hugo Vickers, mengatakan kepada Page Six bahwa “dengan dua yang lebih muda, dia jauh lebih dekat. Dia mampu mendikte waktunya dengan lebih baik dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama mereka.”

"Kami berutang padanya utang paling tulus yang bisa dimiliki keluarga mana pun kepada ibu mereka atas cinta, kasih sayang, bimbingan, pengertian, dan teladannya," ujar Charles saat pidato kepergian mendiang Ratu Elizabet II dengan perasaan emosional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH