FAMILY

Bumil Jangan Sampai Alami Dehidrasi Ya, Bahaya!

Mia Vale
Minggu 14 Mei 2023 / 10:00
Jakarta: Dehidrasi merupakan ketidaknyamanan sementara yang dapat diperbaiki dengan minum lebih banyak cairan. Namun, dehidrasi harus ditanggapi dengan serius karena dapat menyebabkan banyak masalah, utamanya selama kehamilan.

Ibaratnya, lebih aman waspada terhadap dehidrasi daripada mengabaikan masalah yang bisa mengancam nyawa janin dalam kandungan.

Umumnya, tanda pertama dehidrasi adalah rasa haus. Tapi, tanda-tanda dehidrasi lainnya yang bisa dialami Bumil, meliputi:
  • - Rasa kering di tenggorokan atau mulut
  • - Bibir kering dan pecah-pecah
  • - Kulit tampak kering
  • - Kulit kurang elastis sehingga terlihat cekung atau tipis
  • - Jarang buang air kecil
  • - Tidak berkeringat, meski cuaca panas
  • - Merasa lemah atau lelah, sembelit, feses keras, dan wasir
  • - merasa pusing, beberapa orang mungkin mengalami kontraksi palsu saat mengalami dehidrasi.

Saat dehidrasi semakin parah, rasa haus bisa hilang. Beberapa tanda dehidrasi yang lebih parah selama kehamilan meliputi:
  • - Pusing dan kebingungan
  • - Jantung berdetak cepat
  • - Perubahan pola gerak bayi
  • - Tekanan darah rendah, yang dapat menyebabkan pusing atau pingsan

Dehidrasi parah dapat menyebabkan syok dan kegagalan organ. Pun membahayakan bayi.


(Jika hiperemesis gravidarum menyebabkan ibu hamil tidak mampu menelan cairan atau makanan sama sekali, dokter akan memberikan obat dan nutrisi melalui infus. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
 

Penyebab dehidrasi selama kehamilan 


Seperti yabg telah dikutip dari Medical News Today, secara umum, penyebab dehidarasi saat hamil, terbagi atas:
  1. - Tidak minum cukup air. Seperti kita tahu, kehamilan memberi tuntutan tambahan pada tubuh. Apalagi bila BuMil seorang yang aktif, tinggal di iklim panas, atau banyak beraktivitas di luar ruangan. Ketika dehidrasi terjadi karena kurang minum air, cukup minum lebih banyak air, terutama pada tahap awal dehidrasi.
  2. - Tidak cukup menyerap air. Mual dan muntah lebih sering terjadi selama kehamilan dibandingkan waktu lainnya. Mereka yang mengalami hiperemesis gravidarum, mungkin mengalami muntah hebat yang menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi. Hal ini berakibat tubuh tidak cukup menyerap air.
 

Bahaya bagi kehamilan


Dehidrasi ringan biasanya tidak berbahaya pada kehamilan selama wanita tersebut mendapatkan cukup cairan dengan cepat. Namun, dehidrasi parah bisa berbahaya bagi ibu dan bayinya. 

Dehidrasi dapat menurunkan kadar cairan ketuban, yang dapat memengaruhi perkembangan bayi, menyebabkan persalinan prematur, dan dapat memengaruhi produksi ASI. Dehidrasi dapat menyebabkan kekurangan nutrisi yang sangat penting bagi kesehatan ibu hamil dan bayi yang sedang berkembang.
 

Yuk, cegah dehidrasi!


Untuk mencegah dehidrasi, tingkatkan asupan cairan hingga urine menjadi jernih atau kuning sangat pucat. Pertimbangkan untuk membawa botol air atau sering-seringlah minum air. Perawatan prenatal memainkan peran penting dalam mencegah dehidrasi. 

Jika seorang wanita hamil memiliki riwayat dehidrasi atau kondisi yang menyebabkan dehidrasi, ada baiknya berbicara dengan dokter tentang cara mencegah terjadinya dehidrasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH