FAMILY
Ini yang Terjadi pada Anak Jika Sering Diancam Biar Menurut
Yuni Yuli Yanti
Senin 24 Januari 2022 / 14:53
Jakarta: "Kalau kamu enggak mau beresin kamarmu, nanti tidak boleh main game!" atau "Kalau enggak mau ngerjain PR, kamu tidak boleh nonton TV seminggu!" Apakah kalimat tersebut terdengar familiar?
Mengancam anak sering kali menjadi senjata orang tua agar anaknya mau menurut. Ketika orang tua sudah kehabisan akal, cara paling mudah agar anak mau mengikuti ya dengan senjata ini.
Namun, mengancam anak terlalu sering ternyata justru bisa memberi dampak negatif pada sang buah hati. Mengutip dari Instagram @smartparents.official, terdapat tiga dampak yang mungkin terjadi pada anak, seperti:
Jika setiap mau melakukan sesuatu, anak sudah diancam dulu, seiring waktu anak akan jadi tidak percaya diri dengan kemampuannya sendiri lho!
Pikiran seperti itu yang membuat anak enggan dan menghindari untuk mencoba hal baru.

(Salah satu penyebab anak jadi tidak percaya diri adalah karena sering menerima ancaman dari orang tuanya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Berikan pilihan
Daripada: "Kalau kamu enggak mau beresin mainan, nanti mainan kamu mama sita semuanya!"
Lebih baik: "Pilih mana, beresin mainanmu sekarang, supaya nanti malam ada waktu untuk baca buku dengan mama. Atau beresin mainannya nanti aja, tapi kamu enggak story time malam ini?"
Beri batasan yang tegas
Daripada: "Mandi sekarang, kalau enggak, mama tinggal lho!"
Lebih baik: "Mamamau pergi berangkat belanja jam 9 ya. Kalau adek mau ikut, adek harus mandi sekarang ya."
Komunikasikan aturan yang jelas
Ingat, untuk menyampaikan aturan-aturan yang jelas pada anak. Pastikan anak tahu dan paham apa yang menjadi tugas dan kewajiban mereka.
Orang tua juga wajib menjelaskan konsekuensinya jika anak tidak memenuhi kewajibannya. Harapannya adalah jika anak melanggar maka orang tua tinggal mengingatka lagi peraturan dan konsekuensi di awal tadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Mengancam anak sering kali menjadi senjata orang tua agar anaknya mau menurut. Ketika orang tua sudah kehabisan akal, cara paling mudah agar anak mau mengikuti ya dengan senjata ini.
Namun, mengancam anak terlalu sering ternyata justru bisa memberi dampak negatif pada sang buah hati. Mengutip dari Instagram @smartparents.official, terdapat tiga dampak yang mungkin terjadi pada anak, seperti:
1. Tidak percaya diri
Ancaman adalah bentuk rasa tidak percaya orang tua pada anak atas kemampuan anak dalam mengatur hidupnya sendiri. Karena itu, orang tua perlu memberikan ancaman agar anak melakukan tugasnya.Jika setiap mau melakukan sesuatu, anak sudah diancam dulu, seiring waktu anak akan jadi tidak percaya diri dengan kemampuannya sendiri lho!
2. Malas mencoba hal baru
Baru saja melakukan sesuatu, anak sudah dimarahi dan diancam lagi. Lama-lama, ia jadi malas untuk mencoba hal baru, karena nantinya anak akan berpikir "Ahh, paling nanti mama marah lagi. Mama paling enggak suka aku melakukan ini, nanti aku enggak dibolehin main lagi deh!"Pikiran seperti itu yang membuat anak enggan dan menghindari untuk mencoba hal baru.
3. Tidak bertanggung jawab
Karena sudah terbiasa dengan ancaman, maka anak akan bertindak sesuatu hanya jika ada ancaman saja. Misalnya, mengerjakan tugas adalah kewajiban anak sebagai murid. Bila anak sampai harus diancam dulu baru mengerjakan tugasnya, maka ia tidak belajar untuk bertanggung jawab atas kewajibannya sendiri.
(Salah satu penyebab anak jadi tidak percaya diri adalah karena sering menerima ancaman dari orang tuanya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Solusi yang bisa dilakukan orang tua
Berikan pilihan
Daripada: "Kalau kamu enggak mau beresin mainan, nanti mainan kamu mama sita semuanya!"
Lebih baik: "Pilih mana, beresin mainanmu sekarang, supaya nanti malam ada waktu untuk baca buku dengan mama. Atau beresin mainannya nanti aja, tapi kamu enggak story time malam ini?"
Beri batasan yang tegas
Daripada: "Mandi sekarang, kalau enggak, mama tinggal lho!"
Lebih baik: "Mamamau pergi berangkat belanja jam 9 ya. Kalau adek mau ikut, adek harus mandi sekarang ya."
Komunikasikan aturan yang jelas
Ingat, untuk menyampaikan aturan-aturan yang jelas pada anak. Pastikan anak tahu dan paham apa yang menjadi tugas dan kewajiban mereka.
Orang tua juga wajib menjelaskan konsekuensinya jika anak tidak memenuhi kewajibannya. Harapannya adalah jika anak melanggar maka orang tua tinggal mengingatka lagi peraturan dan konsekuensi di awal tadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)