FAMILY

4 Tips agar Tidak Mengatakan Jangan pada Anak

Raka Lestari
Rabu 17 Maret 2021 / 16:44
Jakarta: Sebagai orang tua, pasti pernah merasa kesal terhadap anak bahkan sampai ingin membentak mereka. Akan tetapi, membentak atau mengatakan 'jangan' kepada anak bisa berdampak buruk. 

American Academy of Pediatrics mengatakan bahwa berteriak dapat meningkatkan hormon stres anak-anak dan menyebabkan perubahan dalam otak kecil mereka.  

Berikut ini adalah tips yang bisa dilakukan untuk berhenti berteriak atau membentak anak-anak dilansir dari Huffpost: 
 

1. Ketahui perbedaan membentak untuk melindungi dan marah


"Kemarahan itu sendiri adalah emosi yang dirancang untuk mengubah perilaku," kata Dr Joseph Shrand, seorang psikiater dan kepala medis dari Riverside Community Care di Massachusetts. 

"Kadang-kadang kita berteriak untuk melindungi anak dan itu adalah jenis teriakan yang berbeda. Misalnya dengan meninggikan suara untuk memberi tahu anak bahwa ada bahaya." Jika berteriak karena dia akan sesuatu yang berbahaya, itu boleh-boleh saja dilakukan. 
 

2. Ketika berkeinginan untuk marah, sentuhlah dahi 


"Kemarahan berasal dari sistem limbik yang merupakan bagian dari emosional dari otak," kata Shrand. Bagian otak yang lebih berpikir dan rasional adalah korteks prefrontal yang berada di dahi. 

Untuk mencegah berteriak kepada anak, Shrand menyarankan untuk meletakkan tangan di dahi dan menarik napas dalam-dalam ketika kamu merasakan dorongan untuk berteriak.
 

3. Cobalah mengalihkannya dengan melakukan sesuatu 


Carla Naumburg, seorang pekerja sosial klinis menyarankan untuk berhenti dan melakukan hal lain. Misalnya saja dengan ambil napas dalam-dalam, tetap diam, kemudian bisa melompat atau melakukan hal alin untuk mendistraksi. 

Menurutnya dengan melakukan kegiatan lain maka itu dapat membantu mengeluarkan energi sehingga kamu dapat berpikir jernih untuk tidak berteriak kepada anak.  
 

4. Tidak apa-apa jika harus mengingatkan anak berulang kali


Banyak orang tua yang kesal ketika anak mereka tidak mendengarkan nasihat. Padahal menurut Jennifer Kolari, seorang terapis anak dan keluarga, lobus frontal anak-anak belum berkembang sepenuhnya sampai mereka berusia 20-an. 

Mereka perlu mendengar beberapa hal berulang-ulang sampai mereka benar-benar memahaminya. Jadi, pengulangan tidak selalu berarti orang tua gagal atau tidak disiplin.

Ini berarti kamu melakukan pekerjaan sebagai orang tua dan mengulang pelajaran yang perlu mereka dengar saat mereka berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH