Jakarta: Tantrum adalah kondisi ketika anak meluapkan emosinya dengan cara menangis, menjerit, berteriak, berguling-guling di lantai hingga melempar barang. Ketika anak tantrum, tak sedikit Moms yang merasa kesulitan dalam menghadapinya. Apalagi, jika tantrumnya terjadi di depan umum. Duh, bisa-bisa jadi ikutan stres ya Moms!
Emily Edlynn, Ph.D., seorang ahli Parents Ask Your Mom dan psikologi klinis mengatakan saat anak tantrum, ibu dapat membantu anak dalam dua bidang penting yaitu pengaturan bersama dan komunikasi.
"Anak kecil memiliki bagian untuk merasakan emosi yang kuat secara tiba-tiba, namun belum memiliki perkembangan yang dapat memanfaatkan emosi tersebut. Mereka sering kali tidak dapat memiliki kemampuan untuk tenang dalam menyatakan amarah mereka," tutur Emily.
Menurutnya, untuk megelola dan megekpresikan emosi anak, para ibu bisa menerapkan scaffolding parenting. Ini merupakan gaya pengasuhan yang menekankan bimbingan serta dukungan orang tua dalam proses tumbuh kembang anak untuk menjadi pribadi mandiri.

(Berteriak merupakan salah satu bentuk ekspresi anak meluapkan emosinya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Kamu bisa melakukan pengaturan diri dengan mengajak sang anak untuk melakukan hal yang sama, seperti belajar menenangkan tubuh jika dihadapkan dalam kesulitan misalnya. Atau Moms juga bisa membantu berbicara mengenai bagaimana sistem saraf sang anak berubah dari waspada tinggi menjadi sedikit lebih tenang.
Setelah melakukan pengaturan diri dengan menenangkan, Moms bisa menawarkan kenyamanan fisik seperti memeluk, memangku anak, atau berpegangan tangan. Ajarkan anak bahwa dengan melakukan ini, tubuh dapat menjadi lebih tenang sehingga dapat mengatur emosi lebih baik.
"Kamu juga bisa melakukan komunikasi bahwa kemarahan adalah emosi yang dapat diterima dengan tujuan agar anak nyaman dan bisa belajar untuk mengelola emosi mereka. Jangan lakukan balasan marah dengan marah, karena akan membuat anak tidak terkendali dalam mengelola emosi mereka," saran Emily.
Setelah anak menjadi lebih tenang, Emily menganjurkan para ibu untuk menuntun sang buah hati agar menceritakan apa yang membuat mereka marah, bagaimana rasanya, dan apa yang membantunya berlalu dari kemarahan tadi. Hal ini bisa membantu anak melatih kesadaran diri serta membangun kepercayaan dirinya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Emily Edlynn, Ph.D., seorang ahli Parents Ask Your Mom dan psikologi klinis mengatakan saat anak tantrum, ibu dapat membantu anak dalam dua bidang penting yaitu pengaturan bersama dan komunikasi.
"Anak kecil memiliki bagian untuk merasakan emosi yang kuat secara tiba-tiba, namun belum memiliki perkembangan yang dapat memanfaatkan emosi tersebut. Mereka sering kali tidak dapat memiliki kemampuan untuk tenang dalam menyatakan amarah mereka," tutur Emily.
Menurutnya, untuk megelola dan megekpresikan emosi anak, para ibu bisa menerapkan scaffolding parenting. Ini merupakan gaya pengasuhan yang menekankan bimbingan serta dukungan orang tua dalam proses tumbuh kembang anak untuk menjadi pribadi mandiri.

(Berteriak merupakan salah satu bentuk ekspresi anak meluapkan emosinya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Kamu bisa melakukan pengaturan diri dengan mengajak sang anak untuk melakukan hal yang sama, seperti belajar menenangkan tubuh jika dihadapkan dalam kesulitan misalnya. Atau Moms juga bisa membantu berbicara mengenai bagaimana sistem saraf sang anak berubah dari waspada tinggi menjadi sedikit lebih tenang.
Setelah melakukan pengaturan diri dengan menenangkan, Moms bisa menawarkan kenyamanan fisik seperti memeluk, memangku anak, atau berpegangan tangan. Ajarkan anak bahwa dengan melakukan ini, tubuh dapat menjadi lebih tenang sehingga dapat mengatur emosi lebih baik.
"Kamu juga bisa melakukan komunikasi bahwa kemarahan adalah emosi yang dapat diterima dengan tujuan agar anak nyaman dan bisa belajar untuk mengelola emosi mereka. Jangan lakukan balasan marah dengan marah, karena akan membuat anak tidak terkendali dalam mengelola emosi mereka," saran Emily.
Setelah anak menjadi lebih tenang, Emily menganjurkan para ibu untuk menuntun sang buah hati agar menceritakan apa yang membuat mereka marah, bagaimana rasanya, dan apa yang membantunya berlalu dari kemarahan tadi. Hal ini bisa membantu anak melatih kesadaran diri serta membangun kepercayaan dirinya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)