FAMILY
Gejala dan Cara Menghentikan Anak yang Kecanduan Gadget menurut Psikolog
A. Firdaus
Sabtu 05 Juli 2025 / 07:39
Jakarta: Tantrum menjadi tanda awal anak kecanduan gadget. Orang tua harus bisa menyelamatkan si kecil agar tidak mengalami kecanduan atau adiksi lebih dalam lagi karena gadget.
Psikolog klinis dan keluarga Pritta Tyas, M.Psi, g menyampaikan anak yang mengalami tantrum karena gadget bisa jadi tanda awal kecanduan atau adiksi. Sehingga dibutuhkan tindakan yang bisa membuat anak tak lagi kecanduan gadget.
"Harus ada yang dibetulkan dulu, berarti mungkin dia udah ada tanda-tanda adiksi, kalau sampe tantrum, ya," ujar psikolog klinis lulusan Universitas Gadjah Mada itu dalam sesi diskusi dengan media.
Ketika anakmu mengalami kecemasan saat dijauhkan atau diambil gaddget-nya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Gejala lain adiksi gawai seperti anak kehilangan minat untuk melakukan sesuatu yang biasanya diminati hingga sulit memikirkan apa yang bisa dilakukannya selain bermain dengan gawai. Gejala tersebut timbul akibat anak kekurangan gerak, kurang bermain di luar ruangan sehingga dia hanya bisa memikirkan permainan yang melibatkan ponsel.
"Orang tuanya mungkin kurang mendampingi atau terlalu kecil usia ketika dikasih gawai," kata Pritta melansir Antara.
Baca juga: 5 Cara Menghindari Anak Kecanduan Gadget saat Libur Sekolah
Pritta menyampaikan ketika anak sudah mengalami gejala itu orang tua sebaiknya mengambil gawai tersebut. Langkah yang bisa dilakukan orang tua ketika menghadapi tantrum adalah pastikan keamanan anak hingga ikut menemaninya.
Setelah itu, biarkan anak meluapkan emosinya seperti membiarkan menangis hingga tunggu sampai dia tenang. Lalu bisa memberikan bantuan secara fisik.
"Validasi emosinya, contohnya 'mama tahu, papa tahu kamu marah, tapi sekarang waktunya udah habis'. Tunggu sampai dia lebih tenang, baru nanti tawarkan minum atau mau mengeringkan badan," Pritta menjelaskan.
Pritta menambahkan dalam mencegah anak mengalami adiksi gawai, hal yang bisa dilakukan orang tua adalah harus mencari alternatif kegiatan lain seperti mengajak bermain di luar ruangan atau bermain sesuatu yang tidak menatap layar, serta bisa menjelaskan pada anak terkait fitur yang akan diterapkan dalam penggunaan gadget seperti parental control (kontrol orang tua).
"Harus ada kesepakatan bahwa misalnya gadget ini tidak dibawa ke dalam kamar, hanya boleh digunakan di ruang keluarga atau di kamar orang tuanya dan batas penggunaan maksimal pada jam berapa," kata psikolog yang juga menjabat salah seorang pendiri BN Montessori itu.
Pritta menyarankan anak sebaiknya baru mulai menonton konten digital dengan pendampingan pada usia minimal 3 tahun, dengan durasi 15 menit sekali dan maksimal 1 jam per hari.
Kemudian, anak diperbolehkan memainkan gadget disarankan pada usia 4-5 tahun. Sedangkan untuk memiliki gawai sendiri sebagai hak milik, idealnya pada usia 8-9 tahun, ketika anak sudah mulai sekolah dan membutuhkan perangkat pribadi untuk tugas-tugasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Psikolog klinis dan keluarga Pritta Tyas, M.Psi, g menyampaikan anak yang mengalami tantrum karena gadget bisa jadi tanda awal kecanduan atau adiksi. Sehingga dibutuhkan tindakan yang bisa membuat anak tak lagi kecanduan gadget.
"Harus ada yang dibetulkan dulu, berarti mungkin dia udah ada tanda-tanda adiksi, kalau sampe tantrum, ya," ujar psikolog klinis lulusan Universitas Gadjah Mada itu dalam sesi diskusi dengan media.
Gejala anak sudah kecanduan gadget
1. Cemas
Ketika anakmu mengalami kecemasan saat dijauhkan atau diambil gaddget-nya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
2. Tak berminat melakukan sesuatu
Gejala lain adiksi gawai seperti anak kehilangan minat untuk melakukan sesuatu yang biasanya diminati hingga sulit memikirkan apa yang bisa dilakukannya selain bermain dengan gawai. Gejala tersebut timbul akibat anak kekurangan gerak, kurang bermain di luar ruangan sehingga dia hanya bisa memikirkan permainan yang melibatkan ponsel.
"Orang tuanya mungkin kurang mendampingi atau terlalu kecil usia ketika dikasih gawai," kata Pritta melansir Antara.
Baca juga: 5 Cara Menghindari Anak Kecanduan Gadget saat Libur Sekolah
Langkah orang tua menghentikan anak kecanduan gadget
Pritta menyampaikan ketika anak sudah mengalami gejala itu orang tua sebaiknya mengambil gawai tersebut. Langkah yang bisa dilakukan orang tua ketika menghadapi tantrum adalah pastikan keamanan anak hingga ikut menemaninya.
Setelah itu, biarkan anak meluapkan emosinya seperti membiarkan menangis hingga tunggu sampai dia tenang. Lalu bisa memberikan bantuan secara fisik.
"Validasi emosinya, contohnya 'mama tahu, papa tahu kamu marah, tapi sekarang waktunya udah habis'. Tunggu sampai dia lebih tenang, baru nanti tawarkan minum atau mau mengeringkan badan," Pritta menjelaskan.
Pritta menambahkan dalam mencegah anak mengalami adiksi gawai, hal yang bisa dilakukan orang tua adalah harus mencari alternatif kegiatan lain seperti mengajak bermain di luar ruangan atau bermain sesuatu yang tidak menatap layar, serta bisa menjelaskan pada anak terkait fitur yang akan diterapkan dalam penggunaan gadget seperti parental control (kontrol orang tua).
"Harus ada kesepakatan bahwa misalnya gadget ini tidak dibawa ke dalam kamar, hanya boleh digunakan di ruang keluarga atau di kamar orang tuanya dan batas penggunaan maksimal pada jam berapa," kata psikolog yang juga menjabat salah seorang pendiri BN Montessori itu.
Usia ideal anak menggunakan gadget
Pritta menyarankan anak sebaiknya baru mulai menonton konten digital dengan pendampingan pada usia minimal 3 tahun, dengan durasi 15 menit sekali dan maksimal 1 jam per hari.
Kemudian, anak diperbolehkan memainkan gadget disarankan pada usia 4-5 tahun. Sedangkan untuk memiliki gawai sendiri sebagai hak milik, idealnya pada usia 8-9 tahun, ketika anak sudah mulai sekolah dan membutuhkan perangkat pribadi untuk tugas-tugasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)