FAMILY
5 Cara Menghindari Anak Kecanduan Gadget saat Libur Sekolah
A. Firdaus
Jumat 27 Juni 2025 / 11:29
Jakarta: Libur sekolah seharusnya menjadi momen penting buat anak-anak untuk mengisi waktu dengan aktivitas yang bermakna. Bukan sekadar terpaku pada layar gadget.
Hal itu disampaikan oleh Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D. Ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif orang tua dalam mengatur kegiatan anak selama liburan.
"Di masa liburan, seyogyanya orang tua berdialog dengan anak-anak terkait apa saja yang akan mereka lakukan. Liburan adalah kesempatan untuk memperkuat kualitas hubungan dalam keluarga," kata Novi melansir Antara.
Baca juga: Berlangsung di 5 Kota, Kemenpar Luncurkan Kampung Main saat Musim Libur Sekolah
Novi menyarankan agar orang tua menawarkan aktivitas sederhana namun bermakna, seperti memasak makanan baru bersama, bermain di taman, berolahraga, memancing, mendaki gunung, atau sekadar bertamasya.

Main ke taman dengan segala aktivitas yang ada jadi cara menarik membuat anak terhindar dari gadget. Dok. A. Firdaus/Medcom
Menurut Novi, kegiatan ini tidak hanya mempererat ikatan emosional, tetapi juga melatih keterampilan sosial anak secara langsung.
Selain itu, ia menyarankan agar anak diberi kesempatan mengembangkan minat dan hobi misalnya melalui kelas memanah, musik, atau olahraga.
Ia menyebut, liburan juga dapat menjadi waktu yang tepat bagi anak-anak untuk tinggal bersama keluarga besar seperti kakek, nenek, atau sepupu mereka agar mereka belajar nilai-nilai sosial yang berbeda dan melatih fleksibilitas dalam berinteraksi.
"Anak-anak juga bisa diajak melakukan kegiatan sosial. Hal ini akan memperluas wawasan dan empati mereka terhadap lingkungan," tambahnya.
Terkait penggunaan gadget, Novi menekankan pentingnya kesepakatan bersama. Ia menyarankan batas maksimal penggunaan gawai hanya tiga jam per hari selama liburan agar anak tetap menikmati waktu bersama keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Baca juga: Kepoin 5 Tempat Bersejarah di Jakarta, Cocok Buat Wisata Libur Sekolah

Bermain gadget bikin anak malas bergerak. Ilustrasi Freepik
Secara fisik, anak jadi kurang bergerak, rentan mengalami masalah mata seperti miopi, gangguan tulang belakang, hingga obesitas dan risiko penyakit jantung," jelas Novi.
Secara kognitif, anak akan mengalami penurunan fokus, kreativitas, dan kemampuan problem solving, serta menjadi malas berpikir.
Tidak hanya itu, dampak penggunaan gadget berlebihan juga terasa secara emosional dan sosial, di mana anak menjadi lebih mudah cemas, mudah tersinggung, dan enggan bersosialisasi.
Sebagai solusi, Novi menyarankan agar anak diminta membuat jurnal liburan yang ditulis tangan. Selain melatih keterampilan sensorik dan motorik, kegiatan ini membantu menumbuhkan kemampuan refleksi dan berpikir kritis.
"Momen liburan seharusnya menjadi ruang untuk mengembangkan diri dan memperkuat hubungan sosial, bukan waktu pasif yang dihabiskan di depan layar," pungkas Novi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Hal itu disampaikan oleh Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D. Ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif orang tua dalam mengatur kegiatan anak selama liburan.
"Di masa liburan, seyogyanya orang tua berdialog dengan anak-anak terkait apa saja yang akan mereka lakukan. Liburan adalah kesempatan untuk memperkuat kualitas hubungan dalam keluarga," kata Novi melansir Antara.
Baca juga: Berlangsung di 5 Kota, Kemenpar Luncurkan Kampung Main saat Musim Libur Sekolah
Cara hindari anak bermain gadget
1. Aktivitas sederhana
Novi menyarankan agar orang tua menawarkan aktivitas sederhana namun bermakna, seperti memasak makanan baru bersama, bermain di taman, berolahraga, memancing, mendaki gunung, atau sekadar bertamasya.

Main ke taman dengan segala aktivitas yang ada jadi cara menarik membuat anak terhindar dari gadget. Dok. A. Firdaus/Medcom
Menurut Novi, kegiatan ini tidak hanya mempererat ikatan emosional, tetapi juga melatih keterampilan sosial anak secara langsung.
2. Kembangkan hobi anak
Selain itu, ia menyarankan agar anak diberi kesempatan mengembangkan minat dan hobi misalnya melalui kelas memanah, musik, atau olahraga.
3. Mendekatkan diri bersama keluarga
Ia menyebut, liburan juga dapat menjadi waktu yang tepat bagi anak-anak untuk tinggal bersama keluarga besar seperti kakek, nenek, atau sepupu mereka agar mereka belajar nilai-nilai sosial yang berbeda dan melatih fleksibilitas dalam berinteraksi.
4. Libatkan anak dengan kegiatan sosial
"Anak-anak juga bisa diajak melakukan kegiatan sosial. Hal ini akan memperluas wawasan dan empati mereka terhadap lingkungan," tambahnya.
5. Buat peraturan penggunaan gadget
Terkait penggunaan gadget, Novi menekankan pentingnya kesepakatan bersama. Ia menyarankan batas maksimal penggunaan gawai hanya tiga jam per hari selama liburan agar anak tetap menikmati waktu bersama keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Baca juga: Kepoin 5 Tempat Bersejarah di Jakarta, Cocok Buat Wisata Libur Sekolah
Dampak penggunaan gadget berlebihan pada anak
1. Brain rot
Novi memperingatkan bahwa penggunaan gawai secara berlebihan dapat menyebabkan kondisi yang disebut Brain Rot, yakni penurunan fungsi otak secara perlahan akibat paparan layar berlebihan.
2. Mager

Bermain gadget bikin anak malas bergerak. Ilustrasi Freepik
Secara fisik, anak jadi kurang bergerak, rentan mengalami masalah mata seperti miopi, gangguan tulang belakang, hingga obesitas dan risiko penyakit jantung," jelas Novi.
3. Malas berpikir
Secara kognitif, anak akan mengalami penurunan fokus, kreativitas, dan kemampuan problem solving, serta menjadi malas berpikir.
4. Jadi mudah marah
Tidak hanya itu, dampak penggunaan gadget berlebihan juga terasa secara emosional dan sosial, di mana anak menjadi lebih mudah cemas, mudah tersinggung, dan enggan bersosialisasi.
Sebagai solusi, Novi menyarankan agar anak diminta membuat jurnal liburan yang ditulis tangan. Selain melatih keterampilan sensorik dan motorik, kegiatan ini membantu menumbuhkan kemampuan refleksi dan berpikir kritis.
"Momen liburan seharusnya menjadi ruang untuk mengembangkan diri dan memperkuat hubungan sosial, bukan waktu pasif yang dihabiskan di depan layar," pungkas Novi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)