FAMILY
Peran Penting Orang Tua dalam Mencegah Kecanduan Gawai Anak
A. Firdaus
Kamis 06 Februari 2025 / 16:10
Jakarta: Ikatan emosional yang kuat antara anak dan orang tua dinilai dapat mencegah si kecil mengalami adiksi terhadap gawai. Dokter spesialis kedokteran jiwa lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Julian Raymond Irwen, SpKJ, menyebutkan bahwa pola asuh yang melibatkan aktivitas bersama dapat menjadi solusi untuk membangun hubungan erat antara orang tua dan anak.
"Ini tergantung dari pola asuh orang tua dan anaknya. Biasanya, anak punya hobi, orang tua punya hobi. Intinya, aktivitas apa pun yang bisa meningkatkan bonding antara orang tua dan anak itu sangat baik," ujar dr. Julian dalam wawancara eksklusif melansir Antara.
Ditekankan dr. Julian, pendampingan orang tua dalam penggunaan gawai oleh anak sangat diperlukan. Pendampingan ini tidak sekadar menemani dan mengawasi, tetapi juga harus diarahkan sebagai proses pembelajaran.
"Orang tua bisa mengajak anak berdiskusi mengenai video atau gim yang sedang dimainkan untuk melatih kemampuan deskriptif anak," ucap dr. Julian.
Baca juga: 5 Tanda Anak Sedang Mengalami Golden Age, Yuk Simak!
Selain itu, orang tua juga bisa mengajak anak melakukan aktivitas lain di dalam ruangan, seperti membaca buku kesukaan bersama, sehingga anak merasa waktu yang dihabiskan bersama orang tua lebih bermakna. Bagi anak yang gemar bermain di luar ruangan, orang tua dapat merencanakan kegiatan bersama seperti bersepeda, berenang, atau sekadar berburu makanan favorit.
"Jika orang tua memiliki keterbatasan waktu, anak bisa diberikan kegiatan tambahan seperti les olahraga, misalnya berenang atau bulu tangkis, serta les yang berkaitan dengan hobi anak seperti musik," kata dr. Julian.
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Hermina Bitung ini juga menyarankan agar orang tua tetap menerapkan pengawasan dalam penggunaan gawai. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan aplikasi parental control serta membuat kesepakatan mengenai durasi penggunaan gawai.
Dr. Julian menegaskan bahwa aturan dan pengawasan ini sebaiknya melibatkan seluruh anggota keluarga, termasuk kakek dan nenek, agar komitmen dalam mencegah adiksi gawai bisa berjalan efektif. Dengan demikian, anak dapat tumbuh lebih optimal dan terhindar dari dampak negatif penggunaan gawai yang berlebihan.
"Indonesia ini sangat kultural dan komunal. Anak tidak hanya tinggal dengan ayah dan ibu, tetapi juga dengan nenek dan anggota keluarga lainnya. Jadi, harus ada komitmen bersama agar anak memiliki role model ideal dalam bijak menggunakan gawai," tutup dr. Julian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
"Ini tergantung dari pola asuh orang tua dan anaknya. Biasanya, anak punya hobi, orang tua punya hobi. Intinya, aktivitas apa pun yang bisa meningkatkan bonding antara orang tua dan anak itu sangat baik," ujar dr. Julian dalam wawancara eksklusif melansir Antara.
Ditekankan dr. Julian, pendampingan orang tua dalam penggunaan gawai oleh anak sangat diperlukan. Pendampingan ini tidak sekadar menemani dan mengawasi, tetapi juga harus diarahkan sebagai proses pembelajaran.
"Orang tua bisa mengajak anak berdiskusi mengenai video atau gim yang sedang dimainkan untuk melatih kemampuan deskriptif anak," ucap dr. Julian.
Baca juga: 5 Tanda Anak Sedang Mengalami Golden Age, Yuk Simak!
Selain itu, orang tua juga bisa mengajak anak melakukan aktivitas lain di dalam ruangan, seperti membaca buku kesukaan bersama, sehingga anak merasa waktu yang dihabiskan bersama orang tua lebih bermakna. Bagi anak yang gemar bermain di luar ruangan, orang tua dapat merencanakan kegiatan bersama seperti bersepeda, berenang, atau sekadar berburu makanan favorit.
"Jika orang tua memiliki keterbatasan waktu, anak bisa diberikan kegiatan tambahan seperti les olahraga, misalnya berenang atau bulu tangkis, serta les yang berkaitan dengan hobi anak seperti musik," kata dr. Julian.
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Hermina Bitung ini juga menyarankan agar orang tua tetap menerapkan pengawasan dalam penggunaan gawai. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan aplikasi parental control serta membuat kesepakatan mengenai durasi penggunaan gawai.
Dr. Julian menegaskan bahwa aturan dan pengawasan ini sebaiknya melibatkan seluruh anggota keluarga, termasuk kakek dan nenek, agar komitmen dalam mencegah adiksi gawai bisa berjalan efektif. Dengan demikian, anak dapat tumbuh lebih optimal dan terhindar dari dampak negatif penggunaan gawai yang berlebihan.
"Indonesia ini sangat kultural dan komunal. Anak tidak hanya tinggal dengan ayah dan ibu, tetapi juga dengan nenek dan anggota keluarga lainnya. Jadi, harus ada komitmen bersama agar anak memiliki role model ideal dalam bijak menggunakan gawai," tutup dr. Julian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)